![]() |
Aksi penanaman pohon sambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2015 |
Piru, Dharapos .com
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), melalui Badan Lingkungan Hidup setempat, pada Jumat (12/6), melakukan aksi menanam atau penghijauan sebagai wujud nyata dari kepedulian Pemerintah daerah untuk melestarikan alam di Bumi Saka Mese Nusa.
Aksi menanam yang dilakukan dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia tanggal 5 Juni 2015, diawali dengan kegiatan syukuran dan sosialisasi terkait pentingnya melestariakan lingkungan ini yang difokuskan pada beberapa wilayah konservatif yang salah satunya di kawasan SMK Negeri 4 Piru.
Jenis pohon yang ditanam diantaranya anakan Mahoni, Kayu Besi, Linggua dan anakan Samama. Keseluruhan anakan ditanam berjumlah kurang lebih 300 pohon.
Pada prinsipnya persoalan lingkungan tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Namun sangat terkait dengan perilaku manusia terutama dalam memenuhi kebutuhannya.
Untuk itu, sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ini, keterlibatan masyarakat, swasta serta pemerintah merupakan aspek yang penting.
Bupati Jacobus Puttileihalat, dalam sambutannya mengatakan, peringatan hari lingkungan hidup sedunia tersebut, bertujuan untuk menegaskan komitmen dan aksi perlindungan lingkungan hidup semua Negara yang telah menjadi kesepakatan dan gerakan bersama.
Diutarakan, dalam kajian Badan Lingkungan Hidup Sedunia atau UNEP, mengindikasikan bahwa saat ini tingkat konsumsi pendudk global telah melebihi tingkat pasokan sumber daya alam yang tersedia di bumi. Selain itu tingkat kualitas lingkungan hidup juga cenderung menurun hampir disemua negara termasuk Indonesia.
Olehnya, aksi global mendesak perlu segera dilakukan perubahan seperti perubahan pola konsumsi dan produksi menuju hemat sumber daya yang berkualitas lebih baik dan senantiasa melindungi lingkungan hidup.
Katanya, upaya tersebut merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi hijau yang lebih berkualitas serta melibatkan semua lapisan masyarakat menuju pembangunan yang berkelanjutan.
“Saat ini bumi telah berpenghuni sekitar 7,2 miliar jiwa. Untuk itu, diperlukan sumber daya alam yang besar bagi pemenuhan kebutuhan guna perwujudan kesejahteraan, melalui kegiatan konsumsi dan produksi sehar-hari sehingga dapat menimbulkan tekanan yang besar bagi keberlanjutan sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup kita,” terang Puttileihalat.
Bupati dua periode ini menjelaskan, perubahan suatu perilaku melalaui gaya hidup, tentu saja dapat merubah pola ekstraksi sumber daya alam dan energy yang ada. Hal inilah yang mendorong manusia kerap menggunakan sumber daya alam secara tidak berkelanjutan.
Untuk mendorong adanya suatu komitmen dan kepedulian bersama dalam hal melestarikan lingkungan, maka perlu dilakukan sosialisasi adiwiyata atau sekolah peduli dan berbudaya cinta lingkungan kepada siswa siswi untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya pelestarian lingkungan hidup bagi keberlangsungan hidup dimasa sekarang maupun dimasa akan datang.
“Kita ketahui bersama, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) telah mendapat penghargaan Raksanyata dari pemerintah RI sebanyak empat kali, dibidang pelestaraian lingkungan hidup. Sebagai warga masyarakat di bumi Saka Mese Nusa ini, kita bangga atas prestasi tersebut sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan kita dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dan sumber daya alam hayati, teristimewa sumber daya hutan. Untuk itu mari kita tingkatkan terus prestasi ini,” singgung Puttileihalat seraya mengatakan, kebijakan ramah lingkungan dalam bentuk barang ataupun jasa baik diintansi pemerintah, swasta, home industry maupun keluarga, sudah saatnya diimplementasikan untuk memberikan keteladanan.
Dikesempatan itu, Puttileihalat juga meminta kepada kalangan dunia usaha dan masyarakat untuk bisa meningkatkan investasi hijau, menyediakan barang maupun jasa yang berkualitas dan ramah lingkungan, serta memfasilitasi kembali pemanfaatan sampah yang telah dikelola.
Sementara itu, Kepala Kantor Lingkungan Hidup SBB, Thomas Wattimena kepada wartawan dilokasi penghijauan, mengatakan, tujuan dari aksi penghijauan tersebut selain sebagai upaya untuk memotivasi dan mengajak masyarakat agar selalu giat menanam dan melestariakan lingkungan, juga bertujuan untuk konservasi sumber daya air.
Menurutnya, aksi penghijauan itu tidak hanya dilakukan diwilayah tandus saja tetapi wilayah yang menjadi daerah resapan air juga akan diperhatikan pelestariannya. Sehingga tidak terjadi penurunan debit air pada daerah-daerah konservatif tersebut.
“Aksi ini menanam ini adalah masih dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni. Kegiatan ini akan berkelanjutan, dengan tujuan supaya daerah-daerah tangkapan air itu sumber airnya tetap terlestarikan,” singkat Wattimena.
Perlu diketahui, pada peringatan hari lingkungan hidup tahun 2015 ini, tema sentral yang ditetapkan Badan Lingkungan Hidup Sedunia atau UNEP yakni ‘Tujuh miliar mimpi, satu planet,
mengkonsumsi dengan penuh perhatian (Seven billion dreams, one planet, consumme with care)’. Sementara dalam skala nasional tema yang diangkat yakni ‘mimpi dan aksi bersama untuk keberlanjutan kehidupan di bumi’.
Tema nasional, perayaan hari lingkungan hidup tersebut, menuntut kesadaran baik pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat untuk mengingat lagi bahwa keamanan sember daya alam merupakan bagian penting dari upaya membangun kekuatan dan menjaga ketahanan nasional, lebih khusus SBB.
(dp-26)