Utama

Hadirnya Kepala Daerah di Lokasi Perselisihan Wujud Kehadiran Negara

33
×

Hadirnya Kepala Daerah di Lokasi Perselisihan Wujud Kehadiran Negara

Sebarkan artikel ini
Gub HL syukuran Ikatan Keluarga Besar Nusahulawanno

Ambon, Dharapos.com –Gubenur Maluku Hendrik Lewerissa mengatakan kehadiran dirinnya bersama wakilnya Abdulah Vanath di lokasi perselisihan sebagai wujud kehadiran negara di tengah – tengah masyarakat .

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri acara syukuran Ikatan Keluarga Besar Nusahulawanno (Nusa Laut) Provinsi Maluku di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Provinsi Maluku.Sabtu (12/4/2025).

“Sebagai orang tua bagi Maluku tidak mungkin kita membiarkan anak-anak kita bertikai, berkelahi, bentrok dan masa bodoh, biarkan itu berlalu agar selesai secara alamiah, dan kita mengambil keputusan untuk kita hadir dan bicara dari hati ke hati bagi mereka, prinsip yang mendasar bagi kita adalah kita hidup di Negara Hukum Indonesia,upaya persuasif yang kita ambil adalah untuk mendamaikan dan membangun rekonsiliasi, bukan berarti bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan bisa berjalan bebas  karena hukum harus ditegakan,” tegasnya.

Ia bersyukur sebagai Ketua Forkopimda Maluku, dirinya berkoordinasi dengan pimpinan yang lain yang memiliki perspektif yang sama, jika ada potensi perselisihan di Maluku, pihaknya harus berusaha menanggulangi lebih cepat dan lebih dini, sebab kita pernah hidup dalam masa kelam di Maluku, karena kerusuhan yang pernah terjadi, cukup menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua.

“Untuk generasi yang lahir setelah kerusuhan, kepada generasi inilah tanggung jawab kita untuk menuturkan bahwa tidak ada manfaat dan keuntungan dari konflik maupun perselisihan yang ada hanya penderitaan saja, apalagi di tengah situasi ekonomi yng memburuk ini,” terangnya.

Selaku orang nomor satu di maluku ,dirinya memohon kepada seluruh rakyat Maluku, Indonesia adalah negara hukum, jika ada masalah bawalah ke ranah hukum, dan jangan biarkan masalah pribadi digeser menjadi masalah komunal, kampung, maupun negeri bahkan yang paling parah diprovokasi untuk menjadi konflik antar komunitas.

“Ini Maluku, katong hidup orang basudara, potong di kuku rasa didaging, sagu salempeng dibagi dua,” pungkasnya.

(dp-19)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *