 |
| Sejumlah angkot gelar aksi mogok saat harga BBM naik |
Ambon, Dharapos.com
Kebijakan Pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat menguntungkan bagi masyarakat. Namun demikian, tidak serta merta ikut berdampak pada tarif transportasi baik darat, laut maupun penyeberangan.
Hal tersebut dijelaskan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Benny Gaspersz dalam jumpa pers yang digelar Dinas perhubungan Provinsi Maluku Kamis (22/1).
“Harga Spare part atau orderdil mobil yang tidak terpengaruh turunnya harga BBM, jadi salah satu penyebab kecilnya penurunan tarif angkutan di Maluku,” jelasnya.
Untuk tarif angkutan darat terjadi penurunan pada Angkutan Kota Dalam Provinsi atau AKDP sebesar 4 persen. Sedangkan untuk angkutan laut, terjadi penurunan sebesar 0,49 persen dan untuk tarif penyeberangan turun sebanyak 6 persen.
“Jadi, penurunannya hanya berkisar 4 persen saja,” cetus Benny.
Disamping itu, untuk angkutan darat Dishub hanya menetapkan tarif baru pada 43 trayek di kota Ambon, serta 10 trayek di Masohi dan 10 trayek di kota Tual. Untuk tarif angkutan darat penurunan paling signifikan terjadi pada trayek Wakasihu – Ambon yang awalnya Rp 24.000 menjadi Rp 16.800.
Sedangkan untuk angkutan laut, penurunan tarif hanya pada 12 lintasan begitupula untuk penyeberangan penurunan tarif hanya pada dua lintasan penyeberangan yakni Hunimua – Waipirit dan Galala – Namlea.
Kendati demikian, diakuinya, Dishub Maluku, tidak memberlakukan tarif limit bawah dan tarif limit atas.
“Kedepannya guna mengantisipasi kenaikan dan penurunan bahan bakar minyak, maka Dinas Perhubungan Provinsi Maluku akan menetapkan limit tarif bawah dan limit tarif atas. Agar nantinya kita tidak perlu lagi menaikan atau menurunkan tarif angkutan jika terjadi kenaikan maupun penurunan bahan bakar minyak,” pungkas Benny.
(rr)
