Daerah

Hari Pahlawan : ASN MTB Diminta Tinggalkan Paham Kampung

13
×

Hari Pahlawan : ASN MTB Diminta Tinggalkan Paham Kampung

Sebarkan artikel ini
Bito Temmar %25282%2529
Bupati MTB, Bitsael Salfester Temmar

Saumlaki, Dharapos.com 
Memperingati hari Pahlawan tahun ini di kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), adalah tahun terakhir bagi Bupati Bitsael Salfester Temmar setelah dua periode memimpin daerah ini.

April mendatang, Temmar resmi mengakhiri jabatannya sebagai Bupati.

Ditemui usai memimpin upacara memperingati hari pahlawan yang dilaksanakan di pelataran kantor Bupati setempat, Kamis (10/11), Temmar mengakui, jika setiap kali peringatan hari Pahlawan di MTB, dirinya selalu berpesan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) di negeri berjuluk “Duan dan Lolat” ini untuk selalu mengutamakan kepentingan masyarakat di MTB yang majemuk dari adanya pemikiran-pemikiran yang sempit.

“Sudah hampir sepuluh tahun saya menjadi Bupati, saya selalu berpesan seperti ini kepada para aparatur di daerah bahwa tinggalkan cara berpikir lama yang sempit dan mari kita berpikir dengan cara yang begitu besar. Maksudnya adalah semua ASN tinggalkan paham-paham kampung, paham keluarga, paham sempit itu lalu kita mulai memandang Tanimbar ini secara keseluruhan atau wholnes,” dorongnya.

Cara pandang demikian, kata Temmar, akan memudahkan ASN untuk memandang semua persoalan yang terjadi di setiap desa dan kecamatan sebagai persoalan bersama dan perlu diselesaikan tanpa memandang adanya perbedaan suku, agama, ras dan golongan.

“Ketika kita memandang Tanimbar ini sebagai negeri kita lalu muncul kerelawanan itu, saya kira apa yang terjadi misalnya di desa Tumbur hari ini, maka itu bukan persoalan orang Tumbur semata melainkan persoalan semua aparat pemerintah daerah ini, dan begitu pun sebaliknya di kecamatan lain. Karena cara berpikir holistik wholnes seperti itu memungkinkan kita untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di negeri ini,” sambungnya.

Lebih lanjut, Temmar menegaskan, peringatan kali ini hendaknya tidak hanya dirayakan semata oleh masyarakat, melainkan bagaimana perlunya menghayati makna dari peringatan peristiwa heroik ini.

Dimana, semangat rela berkorban hingga rela menyerahkan nyawa bagi orang banyak adalah sikap mulia yang ditinggalkan oleh para pahlawan bagi penerus bangsa ini.

“Kerelaan berkorban ialah kerja emansipatoris, kerja pembebasan. Kalau pada saat perjuangan para pahlawan yang bertujuan memerdekakan bangsa ini, maka ketika kita merayakan hari pahlawan ini, intinya adalah kita harus menunjukkan kerelawanan atau folunterism itu di negeri ini, sebab hanya dengan itu kita mampu mengatasi semua persoalan bangsa,” pungkas Temmar.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *