Daerah

Ibu Hamil di Malra Diminta Dukung Pencegahan Stunting

23
×

Ibu Hamil di Malra Diminta Dukung Pencegahan Stunting

Sebarkan artikel ini

Shanty Letlora
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Malra Shanty Letlora

Langgur,
Dharapos.com
– Ibu Hamil di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) diminta untuk
mendukung upaya pencegahan stunting
 yang
terus dilakukan Pemerintah setempat.

as

Salah
satunya dengan melaporkan kehamilanya sedini mungkin.

“Jadi,
saya meminta kepada para Ibu hamil agar melaporkan kehamilannya sejak dini
supaya kita bisa memutuskan mata rantai stunting di daerah ini,” demikian
disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan setempat Shanty
Letlora, di Langgur, Kamis (7/10/2021).

Hal ini menurutnya,
harus dilakukan para ibu hamil agar mendapat bimbingan dari para tenaga
kesehatan. Karena penanganan stunting itu bukan hanya saat bayi lahir, tetapi
ketika ibu dinyatakan hamil.

“Jadi tugas kita
mengawal 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau biasa disebut sebagai periode
emas. Dari janin, lahir sampai umur 2 tahun,” jelasnya.

Shanty menjelaskan,
penambahan jumlah stunting di Malra salah satunya dipengaruhi karena banyak ibu
hamil yang terlambat melaporkan kehamilannya kepada petugas kesehatan. Bahkan
rata-rata melaporkan ketika sudah hamil enam bulan ke atas.

Hal atau
kondisi tersebut tidaklah baik karena ibu dan anak kurang mendapat bimbingan,
terutama asupan nutrisi bagi tubuh mereka.

“Kita tidak
bisa kecolongan di saat ibu datang sudah hamil enam bulan. Berarti kita
terlambat. Terlambat pemeriksaan, terlambat memberikan obat. Misalnya, obat Fe
(zat besi untuk tambah daerah) itu harus 90 tablet dia minum selama kehamilan,”
sambungnya.

Untuk itu, Santy
mengajak para ibu hamil agar melaporkan kehamilannya sejak dini sehingga bisa
mendapat penanganan yang baik dari pihaknya dalam hal ini Petugas kesehatan.

Kabar
baiknya, angka stunting di Maluku Tenggara turun setiap tahun. Pada tahun 2018
angka prevalensi stunting di Malra adalah 30,01 persen, turun menjadi 7,01
persen pada tahun 2019, turun menjadi 22,09 persen pada tahun 2020. Hingga
September 2021 ini, turun menjadi 20 persen.

“Mudah-mudahan
di tahun 2024, kita sudah bisa di angka 14% sesuai target nasional,” pungkasnya.

(dp-52)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *