Foto bersama seusai pembukaan sosialisasi dan konsultasi pulblik AMDAL Provek LNG Abadi di Swiss Bell Hotel Kota Ambon, Selasa (6/8/2019) |
Ambon, Dharapos.com – INPEX Corporation melalui anak perusahaannya INPEX Masela, Ltd menggelar Sosialisasi dan Konsultasi Publik AMDAL Provek LNG Abadi.
Kegiatan atas nama perusahaan patungan INPEX dan Shell Upstream Overseas Ltd dimulai Selasa (6/8/2019), bertempat di Swiss Bell Hotel Kota Ambon berupa sosialisasi AMDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Lapangan Gas Abadi (Proyek LNG Abadi) Beserta Fasilitas Pendukungnya, Wilayah Kerja Masela.
Hal ini sesuai dengan rencana dari INPEX setelah menerima persetujuan revisi Rencana Pengembangan (PoD atau Plan of Development) proyek LNG Abadi dari Pemerintah Indonesia pada tanggal 16 Juli 2019.
Proyek LNG Abadi ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan Pemerintah.
Sosialisasi AMDAL yang pertama dilakukan di Ambon dan dihadiri oleh sejumlah fungsi pemerintahan dan pemangku kepentingan terkait seperti Gubernur Murad Ismail atau yang mewakili, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan beberapa instansi terkait lainnya di Maluku.
Sosialisasi serupa juga akan dilaksanakan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada 8 Agustus 2019 di Saumlaki dan dilanjutkan dengan konsultasi publik ke masyarakat di sejumlah desa yang berada di wikayah tersebut.
Seperti diketahui bersama, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Kepulauan Tanimbar sebagai wilayah untuk kilang darat LNG Abadi.
Siaran pers yang diterima Dharapos.com, Vice President Corporate Services INPEX Masela, Ltd. Nico Muhyiddin mengatakan bahwa tujuan Sosialisasi dan Konsultasi Publik AMDAL ini adalah menyampaikan penjelasan dan mendapatkan masukan tentang rencana pengembangan proyek LNG Abadi yang akan terdiri dari beberapa fasilitas utama beserta potensi dampaknya.
Yakni (1) Pembangunan dan pengoperasian sumur gas bawah laut dan fasilitas SURF (Subsea
Umbilicals, Risers and Flowlines) di lepas pantai Arafura, (2) FPSO (Floating Production, Storage and Offloading Facilities) atau Fasilitas Pengolahan di lepas pantai Arafura, (3) GEP (Gas Export Pipeline) atau pipa gas bawah laut dari FPSO ke GRF (Gas Receiving Facility) atau Fasilitas Penerima Gas di darat, dan (4)
Fasilitas Kilang OLNG (Onshore Liquefied Natural Gas) di darat.
“Sekaligus pada saat yang sama, di Sosialisasi AMDAL ke Pemprov Maluku ini maupun sesudahnya ke Pemkab Kepulauan Tanimbar dan Konsultasi Publik AMDAL ke desa-desa yang diperkirakan terdampak ini, kami menampung saran, masukan dan tanggapan (SPT) dari berbagai pemangku kepentingan,” sambungnya.
Selanjutnya SPT tersebut akan menjadi bahan bagi pihaknya untuk melakukan pelingkupan dan identifikasi dampak potensial di dalam Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA ANDAL) baik dampak positif maupun negatif dari rencana pengembangan proyek LNG Abadi ini sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Usai kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Publik, tahapan penting pembuatan AMDAL ke depan adalah penyusunan KA ANDAL, dan penilaian serta persetujuan oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA) Pusat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang anggotanya dari berbagai elemen pemangku
kepentingan.
Langkah selanjutnya adalah penyusunan ANDAL yang berisi telaah cermat dari dampak penting, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yakni rencana langkah-langkah pengelolaan dampak untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif dari proyek.
Ini akan dilanjutkan dengan penilaian terhadap ANDAL, RKL, RPL oleh KPA Pusat dan terakhir, keluarnya persetujuan ijin lingkungan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Milestone Proyek LNG Abadi.
Secara paralel, INPEX saat ini tengah melakukan aktivitas persiapan untuk pekerjaan desain detail atau FEED (Front End Engineering Design) LNG Abadi sebelum melakukan pekerjaan FEED itu sendiri.
Masih ada beberapa tahapan penting lagi ke depan yakni tahapan Keputusan Akhir Investasi atau FID (Final Investment Decision), tahapan Konstruksi atau EPCI (Engineering, Procurement, Construction and Installation) dan tahapan Produksi.
Adapun gambaran umum skema proyek LNG Abadi adalah, pertama-tama, pengembangan akan dilakukan dengan membuat fasilitas sumur pemboran bawah laut dan fasilitas SURF yaitu mengumpulkan gas dari sumur-sumur produksi gas alam di dasar laut pada kedalaman kira-kira 600 meter dari permukaan laut.
Dari sumur pemboran bawah laut, gas alam tersebut akan disalurkan melewati fasilitas SURF ke Fasilitas Pengolahan Lepas Pantai (FPSO) dimana dalam fasilitas ini, gas dan kandungan kondensat akan dipisahkan.
Selanjutnya, gas kering sebagai hasil dari pemisahan tersebut akan dialirkan ke Kilang LNG Darat melalui pipa sepanjang kira-kira 175 kilometer dan melewati palung sedalam 1600 m dibawah laut.
Dalam fasilitas kilang LNG berkapasitas 9,5 juta ton LNG per tahun ini, gas akan diolah lagi melalui pendinginan dengan suhu sekitar minus 160 derajat Celsius agar menjadi gas alam cair atau LNG.
Tentang INPEX
INPEX adalah Perusahaan Minyak dan Gas terbesar dari Jepang yang saat ini terlibat di kira-kira 70 proyek minyak dan gas di lebih dari 20 negara termasuk Indonesia, Australia, Kazakhstan, dan Uni Emirat Arab.
Di Indonesia, INPEX telah hadir sejak 1966 melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan Pemerintah Indonesia dibawah supervisi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Bumi (SKK Migas).
Saat ini, INPEX berpartisipasi dalam 5 blok Migas yang mencakup kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi, termasuk di Blok Masela di mana INPEX menjadi operator.
Blok Masela terletak di lepas pantai, yaitu Laut Arafura arah Barat Daya Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
(dp-19)