 |
| Ilustrasi kekeringan dan krisis air bersih |
Piru, Dharapos.com
Masyarakat di Desa Buano Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mengalami kekeringan paling parah sepanjang musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir ini.
Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Desa Buano dianggap paling parah mengalami kekeringan, karena sudah lebih dari 60 hari, di daerah tersebut tidak turun hujan. Sumur-sumur dan sungai terpantau mulai mengalami pendangkalan dan warga sangat kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
“Desa kami merupakan wilayah kepulauan yang langsung dikelilingi laut, dan baru pertama kalinya mengalami kekeringan parah, sehingga warga harus rela mengangkut air dari Desa Waesala dan Dusun Pelita Jaya Desa Piru dengan menggunakan body fiber,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Abubakar Hitimala kepada media ini, Senin (12/10).
Terkait kondisi tersebut, Hitimala meminta Pemerintah kabupaten untuk mulai fokus menyediakan air bersih. Terutama untuk membantu daerah yang mengalami kekeringan dan belum didukung infrastruktur penyedia air bersih.
“Sebab di daerah paling kering ini juga berpotensi membawa penyakit kemarau bagi warga, terutama yang menyerang pernapasan, terlebih khususnya anak-anak dan kakek-nenek” ujarnya.
Jika sebulan terakhir ini, ungkap dia, seluruh sumur dan sungai di daerahnya sudah mengering. Pihak pemerintah daerah melalui Dinas Sosial harusnya mulai mengantisipasi hal ini untuk mengirimkan atau pengedropan air bersih dalam jumlah besar kepada warga di pulau Buano.
“Kami setiap harinya rela mengangkut air dari Desa/dusun tetangga dengan menempuh 1-2 jam dengan menggunakan body fyber, demi memenuhi kebutuhan kami,” ujar Hitimala.
Ia berharap pemerintah daerah dalam hal ini Dinas terkait untuk segerah menyalurkan air bersih secepatnya kepada warga, karena saat ini desa Buano sangat mengalami kekeringan, sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih.
(dp-26)
