Tual, Dharapos.com – Duta Perangi Stunting (Parenting)
Maluku Widya Pratiwi Murad, melakukan kunjungan kerja di DesaTamendan, Kecamatan
Pulau Dullah Utara, Kota Tual, Kamis (15/12/2022).
Desa Temendan merupakan salah satu lokasi fokus (lokus)
stunting yang berada di wilayah Kota Tual. Kunjungan langsung Duta Parenting ke
lokus stunting di sejumlah kabupaten/kota dimaksud sebagai upaya percepatan
penurunan stunting pada Balita yang menjadi program prioritas Pemerintah
sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024, dimana target nasional pada tahun
2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.
“Kunjungan saya ke desa ini merupakan rangkaian kerja
saya sebagai Duta Perangi Stunting Provinsi Maluku dan juga sebagai bentuk
kerinduan saya untuk melihat langsung anak-anak yang ada di daerah Kota Tual
terkhusus di Desa Tamendan,” ungkap Widya.
Sebagai Ina Latu Maluku, ibunya anak-anak Maluku, Widya
mengungkapkan telah mengunjungi banyak desa lokus stunting di semua
kabupaten/kota di Maluku.
“Khusus untuk Kota Tual, untuk pertama kalinya saya
mengunjungi desa lokus stunting dalam kapasitas saya sebagai Duta Perangi
Stunting,” sambungnya.
Dalam kunjungan ini, Widya mengajak semua pihak bekerja
untuk Perangi Stunting melalui percepatan berbagai upaya-upaya penurunan
Stunting. Mengingat, Stunting, gizi buruk ataupun masalah gizi lainnya,
memiliki penyebab dan dampak yang sama, yakni menciptakan generasi-generasi
Maluku dengan kualitas SDM yang rendah dan tidak produktif.
Widya menghimbau, perangi stunting harus di mulai dari dalam
keluarga. Bermula dari proses awal
kehamilan selama 1.000 hari pertama kehidupan yang menjadi masa emas seorang
anak, sampai kepada pola asuh, pola pemberian makan serta kepedulian terhadap
pendidikan anak.
“Di dalam semua proses itu, isilah dengan kasih sayang
dalam keluarga serta kepedulian suami dan isteri untuk melihat anak sebagai
aset berharga yang harus dijaga dan dipastikan kebaikan masa depannya, termasuk
masa depan yang bebas dari stunting,” pesannya.
Widya berharap, Kepala Desa sebagai Ketua Tim Percepatan
Penurunan Stunting di desa, perlu memperhatikan agar ibu-ibu hamil melakukan
pemeriksaan kesehatannya secara rutin di Puskesmas maupun di posyandu.
“Begitu juga anak – anak balita harus dibawa ke
posyandu setiap bulan untuk memantau tumbuh kembangnya dan mendapat imunisasi
dasar lengkap,” imbaunya.
Posyandu, kata isteri Gubernur Maluku ini merupakan ujung
tombak percegahan stunting.
“Jika di posyandu didapati masalah kesehatan pada ibu
hamil atau pada anak balita, maka harus segera dirujuk ke puskesmas untuk
mendapatkan penanganan yang tepat,” kata Widya mengingatkan.
Ia juga mengatakan, masalah stunting begitu kompleks
sehingga membutuhkan kerjasama dengan semua pihak termasuk tokoh masyarakat dan
tokoh agama.
Di Maluku, masih banyak kekerasan terhadap perempuan dan
anak, pernikahan dini, dan masih banyak kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor
faktor tersebut juga memegang andil penyebab tingginya angka stunting di suatu
daerah.
Oleh sebab itu, Widya juga berharap peran tokoh agama dan
tokoh masyarakat untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak dan juga
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan serta mencegah pernikahan dini.
“Saat melakukan konseling pra nikah, tokoh agama dapat
mempersiapkan pasangan agar kelak
melahirkan anak yang sehat,” tandasnya.
Turut mendampingi kunjungan bersama Duta Parenting ke lokus
stunting Desa Temendan, Isteri Walikota Tual, Ketua Pokja III TP PKK Maluku,
Nita Bin Umar dan sejumlah pimpinan OPD terkait lingkup Pemerintah Provinsi
Maluku serta jajaran TP PKK provinsi dan Kota Tual.
(dp-19)