Pendidikan

LPMP Provinsi Maluku Akui Belum Ada Laporan Dari Dinas Pendidikan MTB

31
×

LPMP Provinsi Maluku Akui Belum Ada Laporan Dari Dinas Pendidikan MTB

Sebarkan artikel ini
La Ode Safihu LPMP Mal
Drs. La Ode Safihu

Ambon, Dharapos.com
Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Maluku, Drs. La Ode Safihu mengaku hingga kini belum menerima laporan dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tenggara Barat terkait adanya keluhan sejumlah guru-guru terhadap salah satu oknum Operator Data Pokok Pendidik (Dapodik) yang bertugas di Kecamatan Tanimbar Utara.

Oknum tersebut, diduga melakukan tindakan tak terpuji terhadap sejumlah sekolah di kecamatan itu.

Para operator sekolah yang tidak ingin identitasnya di korankan ini, menceriterakan nasib yang dialami beberapa teman operatornya seperti operator SMA Cor Jesus kota Larat dan SMKN 1 Tanut, dimana kerja keras yang telah mereka lakukan yakni terkait pengisian Dapodik dan data Padamu negeri telah rampung namun akun servernya jebol. Hal ini berakibat pada hilangnya sejumlah data akibat didelete atau di hapus oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Kami belum mendapatkan laporan dari Dinas Pendidikan MTB sebagaimana apa yang diberitakan Tabloid Dhara Pos,” akuinya, saat dikonfirmasi Dhara Pos di ruang kerjanya, baru-baru ini.

Karena dikatakannya, terkait persoalan ini, pihak Disdik MTB yang sebenarnya memiliki kewenangan atas operator yang ditugaskan di setiap kecamatan berdasarkan permintaan pihak sekolah. Sementara pihak LPMP dalam hal ini tinggal menindaklanjutinya dengan mengeluarkan SK penugasan untuk operator yang bersangkutan.

“Jadi, kami pada prinsipnya hanya mendukung apa yang sudah diputuskan oleh Dinas Pendidikan kabupaten bersama pihak sekolah,” ungkapnya.

Terkait inti persoalan yang disampaikan Dhara Pos, La Ode mengaku menyayangkan sikap oknum operator dimaksud jikalau hal itu memang benar-benar dilakukannya seperti apa yang telah diberitakan media.

“Saya tidak punya kapasitas untuk mengeluarkan penyataan menyangkut masalah ini. Namun, akan sangat disesalkan kalau sampai itu terjadi. Karena ini sudah menyangkut hal yang berhubungan dengan kesejahteraan para guru sehingga jika itu sampai terjadi maka tentunya para guru ini akan kehilangan hak-haknya,” turutnya.

La Ode beralasan, bahwa seluruh data guru di Indonesia ada pada program Dapodik yang diisi secara online serta dipantau langsung oleh pihak Kementerian Pendidikan RI dan menjadi dasar untuk membuat kebijakan. Ditambahkannya, bahwa sebenarnya tugas seorang operator di setiap sekolah itu jelas untuk membantu kelancaran dalam memasukkan data-data pendidikan milik para guru. Apalagi dengan adanya penyatuan program Dapodik dan Operator Padamu Negeri sejak 30 Juni lalu menjadi satu yaitu Dapodik.

“Jadi, data-data itu sangat penting, karena kita bisa mengetahui peta mutu pendidikan suatu daerah, berapa jumlah guru di situ, sehingga atas dasar itu Dinas pendidikan di suatu kota bisa membuat suatu perencanaan,” tambahnya.

Betapa pentingnya data-data itu, sehingga siapa pun yang diberikan tugas dan tanggung jawab  sebagai operator maka yang bersangkutan harus betul-betul dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Terlepas dari persoalan yang terjadi, pada kesempatan tersebut, La Ode menghimbau para guru sudah saatnya harus bisa mengupload datanya sendiri di internet sehingga terhindar dari peluang terjadinya rekayasa data apalagi hal ini sangat penting bagi guru bersangkutan.

“Ini yang sebenarnya masih menjadi keterbatasan kita, sehingga sekaranglah saatnya kita sudah harus memulai langkah-langkah pencegahan dan itu dimulai dari pribadi kita terlebih dahulu untuk belajar tentang internet . Dan kalau hal itu sudah kita lakukan maka saya kira apa yang namanya rekayasa itu dapat dicegah,” imbuhnya.

Sebagai bentuk solidaritas antar sesama operator sekolah, maka Selasa malam (30/6) sejumlah operator sekolah menyampaikan keluhan mereka tentang perbuatan yang tak terpuji yang dilakukan oleh operator program Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan program Pangkalan Data Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Padamu-negeri) kecamatan Tanimbar Utara terhadap sejumlah sekolah di kecamatan itu.

Para operator sekolah yang tidak ingin identitasnya di korankan ini, menceriterakan nasib yang dialami
beberapa teman operatornya seperti operator SMA Cor Jesus kota Larat dan SMKN 1 Tanut, dimana kerja keras yang telah mereka lakukan yakni terkait pengisian Dapodik dan data Padamu negeri telah rampung namun akun servernya jebol dan berakibat pada hilangnya sejumlah data akibat di delete atau di hapus oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.


(dp-18/16)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *