Politik dan Pemerintahan

Malra Layak Jadi Tempat Budi Daya Rumput Laut

13
×

Malra Layak Jadi Tempat Budi Daya Rumput Laut

Sebarkan artikel ini

Bupati Hanubun Tempat BD RumputLaut
Bupati Malra M. Thaher Hanubun saat rapat koordinasi dengan Tim Kementerian Maritim di Langgur, Senin (23/8/2021)


Langgur, Dharapos.com
– Bupati M. Thaher
Hanubun menegaskan bahwa sudah selayaknya Kabupaten Maluku Tenggara dijadikan
sebagai tempat budi daya rumput laut.

as

Hal itu disampaikannya pada rapat
koordinasi dengan Tim Kementerian Maritim di ruang rapat kantor Bupati setempat,
Senin (23/8/2021).

Dirincikan, luas wilayah Kabupaten Malra
4. 212, 35 kilometer terdiri dari darat 1.031, 81 kilometer dan laut 3.180,73
kilometer dengan jumlah pulau 68, yang dihuni 8 pulau.

Kemudian, populasi penduduk Malra saat
ini berjumlah 121,511 jiwa berdasarkan data BPJS dan data Capil berkisar 147,
843 jiwa.

“Untuk itu, dari letak geografis
wilayah dan jumlah penduduk sangat dominan maka sudah selayaknya Maluku
Tenggara dijadikan sebagai tempat budi daya rumput laut,” tegasnya.

Bupati Thaher dalam pemaparanya
menjelaskan, lokasi untuk wilayah budi daya terbagi pada dua wilayah, yakni Kei
Kecil dan Kei Besar.

Kawasan budidaya rumput laut di Kei
Kecil yang luas lahan potensial seluas 7.773 hektar, yang sudah dimanfaatkan
781, 69 hektar, dan yang belum dimanfaatkan 6.991, 31 hektar.

Begitu pula dengan Kei Besar yakni,
lahan potensial 929 hektar, yang sudah dimanfaatkan 64, 7 hektar sementara yang
belum dimanfaatkan 864, 3 hektar.

“Target Pemda Malra pada tahun 2022
nanti akan mengelola lahan seluas 3000 hektar dengan jumlah 12.000 orang di
mana akan dibagi 4 orang akan mengelolah 1 hektar,” paparnya.

Sementara untuk produksi sendiri
ditargetkan 2.100 kilogram per hektar.

Bupati Thaher menyebutkan, untuk panen
sendiri Pemda Malra menargetkan sekali panen mencapai 6.300.000 kilogram atau
6.300 ton.

“Target pencapain ini, jika dalam enam
kali panen maka sudah mencapai 37.800.000 kilogram atau 38,800 ton, sehingga
dampak ekonomi akan sangat membantu,” bebernya.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2020
sesuai data BPS, 27,425 jiwa atau sebesar 22,57 persen, diperkirakan turun
mencapai 26,702 persen pada tahun 2022.

“Namun hal ini jika pengembangan
rumput laut dilaksanakan pada tahun 2022 maka akan mengurangi angka kemiskinan
sebesar 24.188 jiwa, atau jumlah penduduk miskin hanya 2.514 jiwa, atau 2, 06
persen sehingga sudah barang tentu telah melampaui target yang direncanakan
dalam RPJMD tahun 2023 nanti,”

Selain itu dari sisi pendapatan para
petani rumput laut yakni pendapatan perkapita tahun 2020 mencapai 26. 832.000
juta rupiah diperkirakan naik mencapai 29.161.000 pada tahun 2022 nanti.

Namun jika program pengembangan rumput
laut ini dilaksanakan pada tahun 2022 maka akan meningkatkan pendapatan
perkapita penduduk menjadi 33.198,000 juta rupiah, atau naik sebesar 12,16
persen atau pendapatan perkapita penduduk naik menjadi 12,16 persen atau
4.037.000.

Disisi lain menurutnya, jumlah
pengangguran sesuai data BPS tahun 2020 sebanyak 2.286 orang atau 4,95 persen,
diperkirakan turun mencapai 1,703 persen orang atau turun 3,67 persen.

“Angka ini akan turun jika pada
pengembangan rumput laut pada tahun 2022 di pastikan akan mengurangi angka
penggangguran sebanyak 407 orang, atau turun mencapai 1, 296 orang nganggur
atau dengan presentasi sebesar 2,79 persen,” pungkasnya.

(dp-52)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *