Ekonomi dan Bisnis

Maluku – Jatim Resmi Teken Kesepakatan Misi Dagang

46
×

Maluku – Jatim Resmi Teken Kesepakatan Misi Dagang

Sebarkan artikel ini

Gubmal MI Gub Jatim MoU Dagang
Foto bersama seusai penantanganan MoU Kesepakatan Bersama Misi Dagang

Ambon,
Dharapos.com
– Gubernur Maluku Murad Ismail dan Gubernur Jawa Timur (Jatim)
Khofifah Indar Parawansa, menandatangani Kesepakatan Bersama Misi Dagang.

Penandatanganan
berlangsung di Grand Ballroom The Natsepa Hotel, sekitar pukul 02.00 WIT, Kamis
(2/12/2021).

Penandatanganan
MoU tersebut dirangkai dengan pemukulan Tifa oleh Gubernur Murad, Gubernur
Khofifah,  Wakil Ketua DPRD Maluku Rasyad
Efendy Latuconsina dan Pangdam/XVI Pattimura Bambang Ismawan, sebagai tanda
pembukaan kegiatan Misi Dagang.

Pemukulan
Tifa, disaksikan Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nathaniel Orno dan Ketua
Dekranasda setempat Widya Pratiwi Murad Ismail.

Salah satu
tujuan dilakukannya kerjasama dagang ini, adalah untuk meningkatkan jejaring
konektivitas pelaku usaha antar kedua provinsi. Dan dari agenda pertemuan ini,
diharapkan perekonomian kedua provinsi terus meningkat dan tidak tergantung
kepada daerah bahkan negara lain (Impor).

Gubernur
Murad, dalam sambutannya mengatakan, agenda misi dagang dan penandatanganan
kerjasama adalah cerminan dari pentingnya saling menolong, mendukung dan
membutuhkan antara kedua pemerintah daerah.

Pemprov
Jatim sebagai sebuah provinsi dengan kemajuan pembangunan dan tingkat
perekonomian yang tinggi serta memiliki para pengusaha besar, diharapkan dapat
berinvestasi ke Maluku, karena di Maluku memiliki SDA yang melimpah, tetapi
belum banyak dikelola secara optimal.

“Apa
yang menjadi kelebihan di Jawa Timur, kiranya dapat ditularkan bagi Maluku. Dan
kami berharap produk-produk UMKM Maluku dapat mengisi pasar-pasar besar di Jawa
Timur dan sebaliknya,” harap Gubernur.

Kepala
daerah menyampaikan, acara misi dagang ini merupakan satu hal yang positif
sekaligus membuka peluang bagi kedua provinsi, untuk saling membangun hubungan
perdagangan yang didukung peran pemerintah seperti kebutuhan komoditi.

“Karena
itu, apa yang kita lakukan hari ini, yang kita bangun adalah jembatan antara
Maluku – Jatim dan bukan membangun tembok,” ujar Gubernur.

Gubernur pun
mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jatim atas kesediaan mereka menjalin
kerjasama dengan Maluku di sektor perdagangan.

Ditempat
yang sama, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, apabila pelaku
usaha sudah menentukan produk kerajinan berdasarkan analisis peluang usaha,
maka mereka dapat menentukan sumber daya yang dibutuhkan dalam menjalankan
usaha tersebut.

Dalam
perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan yang baik untuk mencapai
tujuan perusahaan, salah satunya sumber daya material (Fisik).

Perusahaan
atau pelaku usaha pada umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang
dibutuhkan, tetapi membeli dari pihak lain. Untuk itu mereka berusaha untuk
memperoleh bahan mentah dengan harga paling murah meskipun melalui tahapan
pengangkutan dan membuat proses pengolahan seefisien mungkin.

“Material
yang mereka (Pelaku usaha dari Jatim) butuhkan itu adanya di Maluku. Apakah
pala, kopra dan rempah-rempah lainnya. Ikan dan seterusnya. Dari 32 rute tol
laut di Indonesia, 27 itu basisnya di Surabaya. Maka kami harus membangun
jembatan untuk memberikan kepastian kemudahan konektivitas yang lebih
bagus,” kata Khofifah.

Menurutnya,
ekonomi Jatim memiliki karakteristik yang berbeda dengan Maluku. Jatim
didominasi sektor industri pengolahan, perdagangan dan pertanian. Sedangkan
Maluku didominasi oleh sektor perikanan, peternakan, perkebunan, pertanian, dan
pariwisata.

“Perbedaan
karakteristik ini memungkinkan kedua provinsi untuk bekerjasama, saling mengisi
serta bersinergi untuk mendorong kinerja ekonomi bagi kedua provinsi, yang
selanjutnya juga memberikan dampak positif terhadap kinerja ekonomi
Nasional,” katanya.

Ia
menjelaskan, komoditi utama perdagangan antar pulau Jatim yang potensial untuk
dikerjasamakan antara lain adalah beras, bawang merah, makanan ringan atau
produk UMKM, jagung pipil kering, cabai rawit, daging ayam dan olahan, telur,
dan lain-lain.

“Sedangkan
komoditi utama perdagangan Maluku antara lain adalah arang, cengkeh, jahe
merah, pala, kemiri glondong, kopra, kayu manis, kenari, kepiting, rumput laut,
dan lobster beku,” jelasnya.

Sebagai
informasi, usai penandatanganan tersebut, Gubernur Maluku memberikan
cinderamata kepada Gubernur Jatim dan sebaliknya.

Kedua
Gubernur tersebut, lalu meninjau 40 stand UMKM yang tersedia di lokasi acara.

Puluhan
stand tersebut terdiri dari 16 stand UMKM asal Maluku. Salah satunya Gaav Eat
and Craft. Komoditi yang ditawarkan usaha ini adalah makanan dan kerajinan
seperti Abon Ikan Tuna dan Jus Pala Morela.

Serta 24 stand
UMKM asal Jatim.  Salah satunya UD. Rafi
Jaya. Komoditi Kerajinan yang ditawarkan adalah Kulit Ukir seperti sepatu, topi
dan produk berbahan kulit asal Kota Sidoarjo.

Turut hadir,
Plh. Sekda Maluku Sadali Ie, unsur Forkopimda Maluku/Jatim, Ketua HIPMI Maluku
Azis Tunny, Rektor Unpatti Ambon M.J. Saptenno dan undangan lainnya.

(dp-19)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *