![]() |
Musholah Nurul Iman yang berada di Ohoi Soa Danar Serey, Kecamatan Kei Kecil Timur Selatan, Kabupaten Malra dan telah berdiri sejak 22 tahun lalu sementara dilakukan perbaikan |
Langgur, Dharapos.com
Musholah Nurul Iman yang berada di Ohoi Soa Danar Serey, Kecamatan Kei Kecil Timur Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara dan telah berdiri sejak 22 tahun lalu mungkin kedengarannya tak familiar bagi masyarakat di daerah itu.
Bahkan musholah yang berdiri sejak 4 April 1996 ini kabarnya belum terdaftar di kantor Kementrian Agama Kabupaten Malra.
Kondisi bangunannya sendiri pun sangat memprihatinkan karena sejumlah tiang utama telah lapuk bahkan terlihat bocor di sana-sini pada atap sengnya sehingga saat turun hujan, nyaris Musholah Nurul Iman tak bisa digunakan untuk sholat atau beribadah.
Meski begitu, keberadaannya bagi 500an umat Muslim di desa itu sangatlah penting karena menjadi satu-satunya rumah ibadah bagi mereka untuk beribadah dan menyampaikan permohonan kepada Sang Pencipta, Allah Yang Maha Esa.
Namun mungkin tak banyak yang tahu kalau musholah Nurul Iman kini telah menjadi bukti toleransi orang basudara dari dua komunitas Muslim dan Kristen di negeri itu.
Hal itu berawal saat salah satu tokoh muda Malra, Nerius Rahabav berkunjung ke Ohoi Soa Danar Serey.
Saat itu, selintas ia melihat bangunan Musholah Nurul Iman yang kondisinya sangat memprihatinkan.
Tersentuh melihat itu, spontan Rahabav langsung memutuskan untuk membantu perbaikan musholah tersebut tanpa berpikir panjang jika dirinya adalah seorang Nasrani.
“Jujur saja, saat berkunjung ke Ohoi Soa Danar Serey dan sepintas saya melihat musholah Nurul Iman tiba-tiba saya merasa sedih, karena melihat kondisi bangunannya yang sudah begitu tua, tiang-tiang kayu sudah pada lapuk, bahkan daun-daun seng hampir semua pada bocor,” tuturnya kepada Dhara Pos, saat meninjau pekerjaan rehab musholah Nurul Iman yang dikerjakan secara bergotong royong oleh jemaah setempat, pekan kemarin.
Saat itu juga, Rahabav langsung memutuskan kembali ke kota membelanjakan ratusan lembar daun seng serta beberapa bahan lainnya seperti kayu, paku dan lain sebagainya dengan merogoh kocek sendiri.
“Jumlah daun seng waktu itu sebanyak 250 lembar ditambah kayu-kayu dan bahan lainnya. Dan saat itu juga saya langsung antarkan ke Ohoi Soa Danar Serey agar segera digunakan untuk merehab seluruh bangunan musholah Nurul Iman,” sambungnya.
Rahabav pun memutuskan turun langsung ke lokasi guna memastikan pekerjaan rehab musholah tersebut rampung sebelum masuk bulan Puasa.
Ia mengakui jika keputusan yang diambilnya untuk membantu jemaah Muslim di Ohoi Soa Danar Serey hanyalah karena ikatan batin yang selama ini telah tertanam dalam dirinya sebagai sesama orang basudara.
“Saya melakukan ini karena tanggung jawab kasih terhadap sesama orang basudara di Tanah Kei yang telah terjalin sejak dahulu di antara basudara umat Nasrani dan Muslim. Dan kasih ini tidak akan pernah lekang oleh jaman,” tandas Rahabav.
Olehnya itu, ia pun berharap, apapun alasannya, kebersamaan dan kerukunan hidup serta toleransi antar umat beragama yang telah terjalin di Tanah Kei ini dapat terus terjaga sepanjang masa.
![]() |
Foto bersama di depan Musolah Nurul Iman Ohoi Soa Danar Serey |
Imam Musolah Nurul Iman Ohoi Soa Danar Serey, Umar Fakaubun mengaku bangga dan mengapresiasi kepedulian dan perhatian yang ditunjukkan bagi kepentingan umat Muslim di wilayah tersebut.
Atas nama pimpinan dan seluruh jamaah Mushola Nurul Iman, Fakaubun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Nerius Rahabav yang telah berbagi kasih dengan umat Muslim di Ohoi Soa Danar Serey ini.
“Beribu-ribu terima kasih kami sampaikan kepada saudara Kristiani kami yang telah menunjukkan kasih dan kepeduliannya kepada kami umat Muslim di sini, bahkan turut menyalurkan berbagai bantuan serta bahu-membahu bersama kami melaksanakan renovasi musholah Nurul Iman,” ucapannya.
Fakaubun mengakui jika dirinya bersama seluruh jamaah Musholah Nurul Iman tak mampu membalas semua kebaikan yang telah diterima.
“Saya bersama seluruh perangkat musholah Ohoi Soa Danar Serey dan seluruh warga mengucapkan ribuan terima kasih atas dukungan serta perhatian bapak. Kami tak punya apapun yang bisa kami balaskan kepada bapak, nanun doa kami Tuhan memberkati bapak dan keluarga dalam segala hal,” ucapnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Rahabav merasa perlu untuk meneruskan keluhan pengurus dan jamaah terkait status Musholah Nurul Iman yang hingga saat ini belum juga terdaftar di kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Malra.
Mantan Ketua Aliansi Jurnalis Maluku Tenggara – Tual (AJIMAT) ini mengaku sangat menyesalkan hal itu jika saja informasi tersebut benar adanya.
“Kalau sampai informasi itu benar, saya kira kinerja pihak Kementrian Agama perlu dipertanyakan,” sesalnya.
Dikatakan Rahabav, menurut informasi yang diterimanya, sejak berdiri pada 4 April 1996 hingga 2018 ini, Musolah Nurul Iman Ohoi Soa Danar Serey mulai belum pernah terdaftar di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Malra.
Yang mengherankan lagi, menurut dia, sering kali dari kantor Kemenag Malra memberikan ceramah di Musolah Nurul Iman Ohoi Serey yang letaknya di ujung kabupaten.
Olehnya itu, Rahabav meminta pihak kantor Kemenag Kabupaten Malra untuk secepatnya mendaftarkan Musolah Nurul Iman Ohoi Serey. agar turut mendapat perhatian dari Pemerintah.
“Saya minta pihak-pihak terkait dalam hal ini untuk segera menunjukkan tanggung jawabnya agar apa yang menjadi kerinduan saudara-saudara kami di Ohoi Serey bisa segera terjawab,” harapnya.
Berkaitan dengan hal itu pula, Imam Musolah Nurul Iman Ohoi Soa Serey Umar Fakaubun mengaku menyesalkan atas sikap tidak peduli yang ditunjukkan pihak kantor Kemenag Malra.
“Ya…memang sampai saat ini Musolah Nurul Iman Ohoi Soa Danar Serey tidak pernah mendapat perhatian dari siapa-siapa. Ibaratnya, kami ini bagaikan anak yatim piatu yang tidak memiliki orang tua,” bebernya.
Olehnya itu, pada kesempatan ini, Fakaubun kembali menyampaikan harapannya kepada kantor Kemenag Malra untuk bersikap adil dalam menjalankan tanggung jawab kepada seluruh umat di tanah ini termasuk di Ohoi Soa Danar Serey.
“Jangan hanya datang sebatas untuk memberikan ceramah atau siraman rohania tetapi yang terpenting adalah bagaimana agar supaya musholah kami ini bisa terdaftar di kantor Kementrian Agama Kabupaten Malra,” tukasnya.
(dp-16/40)