PAPUA

Pemkot Bangun Pos Gabungan TNI/POLRI Di Perumahan Organda

16
×

Pemkot Bangun Pos Gabungan TNI/POLRI Di Perumahan Organda

Sebarkan artikel ini
Pos Gab TNI Polri2
Walikota saat melakukan peletakan batu pertama
pembangunan Pos Gabungan TNI – POLRI
di kompleks perumahan Organda

Jayapura, Dharapos.com
Pasca aksi penyerangan yang dilakukan di perumahan Organda dan menyebabkan meninggalnya dua warga organda, Pemkot Jayapura mulai mengambil langkah guna memberikan rasa aman bagi warga.

Hal tersebut ditandai dengan di mulainya pembangunan dua unit Pos Gabungan TNI/POLRI di perumahan Organda.

Peletakan batu pertama telah dilaksanakan pada Senin (15/6) oleh Walikota DR. Benhur Tomi Mano, MM, Ketua Klasis GKI kota, Ketua LMA Port Numbay George Awi, Ondoafi Waena Ramses Ohee, Ondoafi Heram Ayapo Enos Deda.

Turut hadir Muspida kota, pimpinan SKPD, para tokoh agama, perwira TNI/POLRI, kepala kelurahan dan para kepala Distrik serta masyarakat perumahan Organda kelurahan Hedam, distrik Heram, kota Jayapura, Provinsi Papua.

“Kekerasan di atas tanah negeri Port Numbay harus segera di hentikan karena para pemegang hak tanah dan air Port Numbay juga tidak mengingini darah mengalir di atas negeri yang penuh damai ini,” demikian tegas Walikota saat memberikan sambutan pada peletakan batu pertama tersebut.

Kematian, lanjut Walikota, adalah di tangan Tuhan  bukan di tangan manusia karena sudah banyak pembunuhan yang terjadi di tanah ini dengan tanpa sebab seperti tragedi Yoka, Nafri dan Organda.

“Maka itu hentikan kekerasan di Negeri Matahari Terbit Port Numbay, negeri yang cinta damai ini,” kembali tegasnya.

Seluruh anak negeri Port Numbay telah memberikan tanah dan air serta memberikan kesempatan untuk sekolah dan juga membuka lahan sehingga tidak boleh ada lagi kekerasan di atas negeri ini.

“Anak-anak Port Numbay adalah anak-anak yang baik, panjang sabar, dan ramah untuk menerima siapa saja yang datang ke negeri dan kota ini, dan tidak pernah menolak akan tetapi tata krama dan adat istiadat di negeri ini juga harus di patuhi,” cetus putera asli Port Numbay tersebut.

Sebagai anak adat, diakui Walikota, dirinya sangat menyesal karena darah terus mengalir di atas tanah Port Numbay.

Kota Jayapura, jelas dia, adalah kota yang sangat majemuk dan heterogen sehingga masyarakat asli Port Numbay yang ada di 12 kampung termarginal dan tersingkirkan di atas tanahnya sendiri.

“Sebagai ibukota Provinsi Papua semua suku agama dan ras ada di kota Jayapura,” jelasnya.

Disamping itu, sebagai kota pendidikan, 28 kabupaten yang ada di Papua menuntut ilmu di kota Jayapura. Bahkan para ondoafi pun turut memberikan tanah untuk membangun asrama-asrama bagi para pelajar/mahasiswa yang menuntut ilmu dikota tersebut.

Sebagai kota perdagangan dan kota Jasa, dimana hal itu tercermin dari pertumbuhan penduduk yang sangat cepat khususnya dari luar kota Jayapura yang masuk sehingga menimbulkan dampak positif maupun negatif seperti perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, pemalakan maupun kasus pencurian.

“Sehingga untuk itu, Pemerintah kota Jayapura bersama Polresta dan Kodim 1701 tidak akan tinggal diam atas masalah yang selalu terjadi,” tandasnya.

Tiga Tungku Komitmen Ciptakan Kemanan di Kota Jayapura

Lebih lanjut, orang nomor satu di ibukota Provinsi Papua ini mengatakan Walikota, Dandim 1701, dan Kapolres Jayapura kota telah berkomitmen untuk memberikan keamanan kepada warga kota Jayapura yang merupakan gambaran sebagai tiga tungku yang berperan di atas tan ah Port Numbay ini.

Pos Gab TNI Polri
Walikota beserta sejumlah pejabat TNI – POLRI dan
para tokoh masyarakat setempat saat berada di
kompleks perumahan Organda

“Ketiga tungku ini juga tidak tinggal diam atas masalah dan kasus yang sering terjadi di kota Jayapura seperti perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, pemalakan maupun aksi pencurian sehingga untuk itu segala upaya sudah, sedang dan akan terus dilakukan,” urainya.

Para tokoh adat dan tokoh agama juga akan berjalan bersama Pemkot untuk memerangi setiap masalah yang terjadi di kota ini sesuai visi kota Jayapura “ Terwujudnya kota Jayapura yang beriman, bersatu mandiri, sejahtera berbasis kearifan lokal”.

Dan juga dengan motto Pemkot Jayapura “Satu Hati Membangun Kota Untuk Kemuliaan Nama Tuhan“ sesuai visi yang ketujuh yakni membangun kota Jayapura yang bersih, indah, aman dan nyaman.

Terkait dengan visi tersebut maka Pemkot telah melakukan berbagai upaya bersama Polresta dan Kodim 1701 Jayapura dengan telah dibangunnya sejumlah pos gabungan TNI/POLRI seperti di Perumnas 3 Jalan Alternatif, kampung Buton, KM 37, jalan baru Pantai Abe, dan di tahun 2015 ini akan dibangun dua pos gabungan TNI/POLRI di perumahan Organda dan kampung Pisang.

Meski demikian, diingatkan Walikota bahwa keamanan bukan mutlak menjadi tanggungjawab TNI/POLRI.

“Tapi menjadi tanggung jawab kita bersama sehingga harus mendukung dengan memberikan bantuan makan dan minum bagi aparat TNI/POLRI yang sementara melakukan penjagaan di wilayah masing-masing,” harapnya.

Pada peletekan batu pertama tersebut Ondoafi Waena Ramses Ohee menegaskan tidak boleh terjadi lagi pembunuhan karena Tuhan tidak berkenan dan manusia juga tidak berkenaan.

Ditambahkan juga, di atas tanah dan rumah kami yang diserahkan oleh para leluhur sebagai orang tua dari Hedam dan sebagai pemangku adat yang tertua di Hedam, dirinya menegaskan tidak boleh lagi terjadi pembunuhan di atas tanah Port Numbay.

(dp-25)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *