Papua, Dharapos.com
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua minta kepada pihak sekolah untuk berpihak kepada Orang Asli Papua (OAP) dalam penerimaan pendaftaran siswa baru tingkat SMP dan SMA via online tahun 2015 ini.
![]() |
Elias Wonda |
Hal ini di sebabkan pada 2014 lalu, hasil penerimaan siswa baru pada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Jayapura, siswa Orang Asli Papua kurang di akomodir.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua, Elias Wonda mengatakan, jika tidak ada jatah khusus untuk orang asli Papua, maka di pastikan anak Papua tidak akan diterima di sekolah-sekolah unggulan di Kota Jayapura.
Oleh sebab itu, pihaknya menyarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk membuat kebijakan 60-40 atau 80-20 dalam penerimaan siswa baru, seperti yang dilakukan Gubernur dalam pembagian dana Otonomi Khusus Papua.
“Jadi, harus di alokasi 40 atau 20 persen untuk orang asli Papua itu harus jelas ada, kalau tidak IPM Papua akan menurun drastis,” paparnya, ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (11/3).
Dikatakan Wonda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah menyurati Kementerian Pendidikan harus ada pengecualian untuk Provinsi Papua, karena semua daerah di Papua tidak mempunyai perangkat komputer yang memadai.
“Jadi, di Papua penerimaan online bisa dilakukan di 9 Kabupaten/Kota, sementara Kabupaten lainnya computer dan perangkat belum ada,” jelas Wonda.
Lebih lanjut, diharapkan agar pelaksanaan penerimaan siswa baru secara online bisa berjalan dengan transparan. “Dengan demikian tidak ada murid yang merasa dicurangi atau kalaupun pola 40 persen ini tetap harus dibuat untuk orang Papua, agar mereka bisa masuk ke sekolah-sekolah unggulan di Kota Jayapura,” tegasnya.
(Piet)