![]() |
Pelatihan bahasa isyarat dan peningkatan kemampuan IPS bagi personil Bhabinkamtibmas Polsek jajaran. |
Saumlaki, Dharapos.com – Kepolisian Resort (Polres) Kepulauan Tanimbar melalui Bagian Sumber Daya Manusia (BagSumda) menggelar pelatihan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas tuna rungu dan peningkatan kemampuan Inter Personal Skill (IPS) bagi personil Bhabinkamtibmas Polsek jajaran.
Kegiatan ini dilaksanakan di aula Bhayangkara Polres Kepulauan Tanimbar, Selasa (6/12/2022).
Kabag SDM, AKP Mustafa Kamal menyatakan, pelatihan ini sebagai bentuk implementasi program quick wins presisi Polri, sesuai arahan dan petunjuk Kapolres Kepulauan Tanimbar AKBP Umar Wijaya.
“Kegiatan pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kemampuan personil terutama di bidang bahasa isyarat dan inter personal skill dalam mendukung pelaksanaan tugas. Selain itu kegiatan ini juga merupakan suatu program quick wins presisi Polri yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan pengembangan SDM Polri yang unggul” katanya.
Usai arahan, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Instruktur, Aipda Alexius Johanes tentang “Pengertian Etika Komunikasi.
“Materi ini berisi suatu gagasan moral, gagasan penyampaian pikiran dan isi hati, sehingga ketika kita ingin sampaikan kepada orang lain, dibutuhkan etika kesopanan, adab bicara yang baik yang bisa mudah dipahami tetapi tidak menyinggung perasaan orang lain” paparnya.
Selain itu, materi lain yang disampaikan adalah tentang dasar etika, jenis -jenis etika komunikasi, aliran etika, dilema etika, etika komunikasi inter personal, etika komunikasi inter personal tatap muka dan dasar komunikasi.
Sementara rekan instrukturnya, Briptu Paskalina Angwarmase, memaparkan materi bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas tuna rungu. Materi itu berisi tentang bahasa isyarat, BISINDO (Bahasa isyarat Indonesia), huruf-huruf alfabet dalam bahasa isyarat SIBI (sistem isyarat bahasa Indonesia) serta menjelaskan perbedaan BISINDO dan SIBI.
Briptu Eka menjelaskan, Bisindo ditemukan atau diciptakan oleh kelompok disabilitas tuna rungu dalam kehidupan sehari-hari yang diadaptasikan oleh bahasa ibu.
Selain itu, merupakan bahasa isyarat yang variatif, bahkan memiliki dialek dari setiap daerah dan sering digunakan oleh anak-anak disabilitas tuna rungu untuk percakapan sehari-hari karena lebih mudah dengan menggunakan kedua tangan untuk mengisyaratkan abjad.
“Sedangkan SIBI memiliki struktur yang sama seperti tata bahasa lisan Indonesia yang baku, bahasa isyarat yang diresmikan pemerintah, sering digunakan di lingkungan sekolah luar biasa (SLB) dan menggunakan satu tangan untuk mengisyaratkan abjad” katanya menambahkan.
Para instruktur berharap, dengan pelatihan ini, jajaran Bhabinkamtibmas dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang komunikasi dan juga bahasa isyarat kepada penyandang disabilitas dan tuna rungu yang sangat berguna dalam mendukung pelaksanaannya tugasnya di desa.
Pewarta : Novie Kotngoran