![]() |
Drs. Paulus S. Puttileihalat |
Piru, Dharapos.com
Proses pengenalan dan sosialisasi diri saat ini mulai dilakukan oleh sejumlah kandidat yang ingin bertarung merebut kursi panas Bupati Seram Bagian Barat (SBB) 2017-2022.
Padahal, even Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar di Kabupaten tersebut baru akan berlangsung pada Februari 2017 alias masih tersisa dua tahun lagi.
Para bakal calon tersebut malah telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan politisi, akademisi, aktivis maupun masyarakat.
Apalagi, adanya polemik yang selalu menjadi pembicaraan hangat dan panas adalah menyangkut soal Petahana yang tercantum dalam Undang-Undang Pilkada 2015.
Namun, akhirnya terjawab sudah dengan adanya Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Nomor: 302/KPU/VI/2015.
Menyimak edaran yang ada, maka salah satu kandidat kuat dan memiliki peluang yang sangat besar untuk menduduki kursi panas Bupati 2017-2022 adalah Kadis PU SBB, Drs. Paulus Samuel Puttileihalat atau yang biasa disapa dengan Remon.
Kepada wartawan di Piru, kakak kandung Bupati SBB Jacobus F. Puttileihalat ini mengungkapkan telah mempersiapkan diri untuk maju sebagai kandidat calon Bupati 2017-2022 secara maksimal, baik dalam menyosialisasikan atau pengenalan diri kepada masyarakat maupun hal-hal lain yang mendukung prosesnya sampai kepada proses pengunduran dirinya sebagai Pegawai Negeri Sipil.
“Saya sangat mengapresiasi edaran yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum tentang Petahana yang menjadi polemik selama ini, dan semua kesiapan telah saya lakukan secara maksimal untuk maju sebagai kandidat calon Bupati Seram Bagian Barat 2017-2022. Saya sudah sangat siap untuk mengundurkan diri dari status Pegawai Negeri Sipil,” terang Remon.
Pernyataan terkait kesiapan diri Remon menjadi kandidat kuat calon Bupati SBB 2017-2022 juga datang dari beberapa kalangan tokoh masyarakat.
Menurut salah satu sumber yang enggan namanya di korankan, berdasarkan pantauan mereka, Remon sangat kuat sebagai kandidat Bupati SBB.
“Karena beliau (Remon-red) sudah mempersiapkan diri sangat lama dan hal-hal yang lain dalam menunjang proses beliau sebagai calon Bupati SBB,” tuturnya.
Untuk diketahui, proses Pilkada secara serentak akan digelar di seluruh Indonesia dan sesuai aturan yang telah dikeluarkan, maka Pilkada secara serentak di bagi dalam 3 gelombang.
Untuk gelombang I digelar pada Desember 2015, gelombang II pada tahun Februari 2017, gelombang III tahun 2018 dan secara serentak di seluruh Indonesia akan digelar pada tahun 2027.
Namun, telah terjadi polemik yang mengiringi digelarnya Pilkada serentak perdana ini menyangkut soal Petahana yang termuat dalam Undang-Undang Pilkada.
Namun, akhirnya terjawab sudah dengan adanya Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan edaran Nomor : 302/KPU/VI/2015 perihal : Penjelasan Beberapa Aturan dalam PKPU Nomor 9 Tahun 2015, Sifat : sangat segera diterbitkan pada tanggal 12 Juni 2015.
Dalam edaran KPU Pusat yang ditujukan kepada Ketua KPU Propinsi dan Ketua KPU Kabupaten/kota di seluruh Indonesia salah satunya dijelaskan sehubungan dengan Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015, terkait Petahana dalam hal ini Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota yang masa jabatannya berakhir sebelum masa pendaftaran, atau mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir dan terjadi sebelum masa pendaftaran, atau berhalangan tetap sebelum masa jabatannya berakhir dan terjadi sebelum masa pendaftaran.
Edaran soal Petahana ini, kata sumber, sudah sangat jelas sehingga hal ini membuka peluang yang sangat besar bagi Remon untuk menjadi kandidat kuat menduduki kursi panas Bupati SBB 2017-2022.
Sumber menambahkan, SBB akan melangsungkan Pilkada serentak pada gelombang II pada Februari 2017 dimana kepemimpinan Bupati SBB Jacobus.F.Puttileihalat akan berakhir pada 13 September 2016.
“Maka tentunya akan ada kareteker Bupati, dan dengan merujuk pada edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 302 sangat jelas polemik Petahana gugur atau tidak berlaku lagi di Kabupaten Seram Bagian Barat,” urainya.
Untuk itu, sumber menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat baik akademisi, politisi, aktivis maupun kandidat yang berkeinginan mencalonkan diri untuk tidak lagi berpolemik tentang petahana yang dapat membingungkan masyarakat SBB.
“Kami juga mengharapkan kepada para kandidat yang berkeinginan maju agar dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dengan baik bukan saling mencela atau mencari-cari kesalahan kandidat lain sebab tidak ada manusia yang sempurna,” imbuhnya.
(dp-26)