Utama

Turunkan Paksa Kajari Dobo, Pimpinan Trigana Air Minta Maaf

24
×

Turunkan Paksa Kajari Dobo, Pimpinan Trigana Air Minta Maaf

Sebarkan artikel ini
Kasiintel Kejari Dobo
Gerald Salhuteru, SH

Dobo, Dharapos.com
Manajemen PT. Trigana Air Dobo akhirnya mengakui kelalaian dua orang stafnya yang mengakibatkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Dobo, Rahmat Supriadi, SH secara sepihak diturunkan dari pesawat.

Oleh Trigana Air, permintaan maaf secara resmi pun telah disampaikan kepada orang nomor satu di Korps Adhyaksa Dobo ini yang beberapa waktu lalu harus mengalami kejadian yang betul-betul mengecewakan bahkan mencoreng harga dirinya sebagai seorang pejabat daerah.

Saat itu, Minggu (20/12), tiba-tiba secara sepihak Kajari diturunkan dari pesawat saat pesawat akan tinggal beberapa saat lagi.

Karena merasa diperlakukan tidak adil hingga mencoreng harga dirinya sebagai seorang pejabat daerah, Kajari sempat mengungkapkan kekesalannya di ruang VIP Bandara Rar Gwamar Dobo akibat diperlakukan semena-mena oleh pihak Trigana Air.

Informasi yang dihimpun media ini, faktor pemicu hingga Kajari diturunkan dari pesawat bermula dari  kelalaian petugas Trigana Air Dobo bernama Hugo.

“Karena ada tugas penting sehingga Kajari Dobo sudah memesan tiket sejak lima hari sebelumnya kepada
pimpinan PT. Trigana Air dalam hal ini saudara Olfan. Lalu saudara Olfan menitipkan tiket kepada salah satu stafnya yang bernama Hugo,” ungkap sumber kepada Dhara Pos, Sabtu (23/1).

Bahkan saat dititipkan, turut disampaikan pula jika tiket tersebut milik Kajari Dobo yang akan berangkat pada tanggal 20 Desember 2015.

Namun, anehnya sebagai orang yang telah dipercayakan untuk menyerahkan tiket kepada Kajari malah Hugo tidak bertanggung jawab atas tugas dipercayakan. Ia malah menyerahkan tiket yang sudah dipesan Kajari Dobo kepada staf Trigana Air lainnya yang bernama Dela.

“Tidak diketahui alasannya apa, oleh Dela tiket itu dijual ke penumpang lain bahkan kabarnya dengan harga yang lebih mahal,” beber sumber yang meminta namanya tidak dimuat.

Akibatnya, Kajari yang sudah berada di dalam pesawat tiba-tiba secara sepihak diturunkan oleh petugas maskapai dari pesawat Trigana Air dengan alasan tidak ada tempat duduk lagi.

Karena terkejut diturunkan dari pesawat, Kajari sempat mempertanyakan hal tersebut, namun bukannya dikembalikan haknya, malah  oleh pihak maskapai, Kajari kemudian ditawarkan untuk diberangkatkan dengan penerbangan kedua pada sore harinya padahal jauh-jauh hari sudah memesan tiket untuk penerbangan pertama.

Kepada Dhara Pos, pimpinan Trigana Air Dobo, Olfan mengakui kelalaian stafnya bahkan sebagai bentuk pertanggungjawaban, dirinya telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada Kajari Dobo.

“Saya telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada Pak Kajari melalui Kasie Intel Kejari Dobo,” akuinya.

Sementara itu, menyikapi kejadian yang dinilai sangat mencoreng pimpinannya baik secara pribadi selaku pejabat daerah maupun secara institusi, Kasie Intel Kejari Dobo, Gerald Salhuteru, SH turut angkat bicara.

Kepada Dhara Pos di ruang kerjanya, Kamis (23/1), Salhuteru mengatakan bahwa masalah yang terjadi pada Minggu, 20 Desember 2015 lalu sekitar pukul 14.40 WIT di Bandara Rar Gwamar Dobo diakuinya benar terjadi.

Meski demikian, ia menegaskan pula bahwa kejadian tersebut tidak berdampak apa-apa.

“Sebenarnya insiden tersebut tidak berdampak sama sekali. Karena tidak sampai mengganggu kondisi keamanan bahkan tidak ada kerusakan terhadap aset daerah,” tegas Salhuteru.

Pihak Trigana Air juga, lanjut dia, sudah menyampaikan permintaan  maaf secara resmi kepada Kajari Dobo.

Pernyataan Kasie Intel ini juga dibenarkan pula oleh Kepala Bandara Rar GwamarDobo Ais Seralurin yang ditemui di ruang kerjanya.

Begitu pula salah satu staf Bandara Rar Gwamar Dobo, Ris Kilikili yang dikonfirmasi media ini juga membenarkan pemberitaan yang dilansir di media cetak pada Desember 2015 lalu itu  memang benar terjadi.

“Pemberitaan tersebut memang benar terjadi kalau Kejari Dobo marah-marah di ruangan VIP karena beliau tidak diberangkatkan pada trip pertama. Tetapi untuk melakukan tindakan brutal hingga perusakan aset daerah itu sama sekali tidak terjadi,” terangnya.

Dijelaskan pula, pada saat itu Kajari dengan suara tidak keras sempat marah dan menendang pintu keluar ke arah lapangan Bandara Rar Gwamar Dobo, kemudian sempat pula mengambil gelas yang berada diatas meja dan melemparkannya tepat di depan pintu tersebut namun sama sekali tidak menimbulkan kerusakan.

Olehnya itu, dia berharap media tidak lagi mempersoalkan hal ini, karena masalah tersebut telah diselesaikan dengan baik.

Di tempat terpisah, salah satu masyarakat Aru di Ambon, Rein Persulessy yang dimintai komentarnya terkait kelalaian PT. Trigana Air Dobo mengaku heran dengan kinerja yang telah ditunjukkan maskapai tersebut.

“Sebagai seorang manusia, siapa yang tidak kecewa atau marah diperlakukan seperti itu apalagi sebagai seorang pejabat daerah, pasti akan kecewa diperlakukan dengan semena-mena sedangkan beliau telah memesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya,” urainya kepada Dhara Pos, Selasa (26/1).

Sumber menilai, kekesalan yang dilampiaskan Kajari saat berada di ruang VIP Bandara Rar Gwamar itu adalah sesuatu yang lumrah dan manusiawi apalagi bukan karena kesalahannya sendiri tapi karena ketidakbecusan pihak maskapai.

“Kalau saya yang diperhadapkan pada saat itu, tidak menutup kemungkinan saya juga akan melakukan hal yang sama seperti yang Kajari Dobo lakukan dan sekali lagi saya tegaskan bahwa itu hal yang lumrah dan manusiawi,”  tegasnya.

Meski demikian, sumber mengaku pula jika dari peristiwa ini telah mengungkap satu fakta baru terkait cara kerja manajemen maskapai Trigana Air Dobo dalam prosedur penjualan tiket yang dinilainya ada kejanggalan.

“Memang saya menilai ada yang janggal sejak peristiwa ini mencuat khususnya dalam penjualan tiket pesawat Trigana Air kepada calon penumpang. Dugaan saya, mereka tidak memiliki manifes penumpang,” bebernya.

Karena, faktanya, Kajari Dobo yang telah memesan tiket jauh-jauh hari ternyata tidak terdaftar namanya sehingga tiket tersebut bisa di jual ke calon penumpang lain apalagi dengan penawaran harga yang lebih mahal.

“Ini baru dugaan saya. Karena mungkin saja pihak Trigana Air merasa selama ini tidak ada yang komplain sehingga  mereka mengabaikan aturan itu. Tapi, pasca insiden Kajari Dobo diturunkan baru muncul kejanggalan tadi. Patut jadi pertanyaan kita, ada apa dibalik ini semua sampai pihak maskapai berani melakukan itu terhadap calon penumpangnya,” tanyanya heran.

Terkait itu, sumber meminta pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam hal ini untuk serius menyikapi persoalan tersebut terutama dari Pemerintah Daerah setempat selaku pemegang otoritas tertinggi di negeri berjuluk “Bumi Jargaria” ini.

“Saya kira masalah yang dialami Kajari Dobo kemungkinan juga dialami masyarakat Dobo lainnya yang selama ini juga memanfaatkan jasa pesawat Trigana Air karena merupakan pesawat satu-satunya yang melayani rute  penerbangan Ambon – Dobo PP,” ujarnya.

Bahkan, pada kesempatan tersebut, sumber juga meminta perhatian Menteri Perhubungan RI Ignatius Jonan atas masalah ini agar jika diperlukan, dapat diambil langkah-langkah penertiban.


(dp-31)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *