Tual, Dharapos.com
Warga masyarakat kota Tual kembali turun ke jalan dan menggelar orasi di depan kantor Walikota tepat pukul 14.30 Wit.
![]() |
Sebagian warga yang ikut aksi demo |
Warga yang diperkirakan mencapai ribuan orang mengungkapkan isi hati mereka 100 persen menolak careteker, karena status Wali kota dan Wakil wali kota bukan tahanan Kejaksaan atau pun Lembaga Pemasyarakatan.
“Jadi, kami pada prinsipnya tetap menolak careteker,” cetus salah satu tokoh adat Kota Tual, Udin Batmas, yang juga selaku koordinator pemasangan Sasi (segel adat) di lingkup Pemkot Tual ketika ditemui Dhara Pos, di lokasi demo, Rabu (8/1).
Bahkan, ditegaskannya, sekalipun Gubernur telah utus careteker di Kota Tual, namun masyarakat maupun para tokoh adat baik orang kaya dan Raja-raja dan juga tokoh agama tidak akan mau melepas sasi yang sementara ditanam di sejumlah instansi lingkup Pemkot.
“Jadi careteker cari tempat kerja sendiri, dan kami sudah tekad bahwa barang siapa yang sengaja mau melepas sasi tersebut, maka resiko ditanggung sendiri, karena daerah ini daerah beradat, jadi tidak segampang lepas sasi begitu saja,” tegasnya Batmas.
Apa pun yang terjadi, dirinya bersama masyarakat akan duduk di depan kantor Wali kota menanti kedatangan Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff karena sudah tiga kali pihaknya ketemu dengan Gubernur, namun tetap tidak ada respon.
“Untuk itu saya tegaskan bahwa barang siapa yang berani lepas Sasi di lingkup Pemkot Tual, maka dia akan berhadapan dengan pendukung atau simpatisan karena cinta damai Wali dan Wawali Kota Tual sangat-sangat berarti, dan sangat membahagiakan masyarakat, sebab keduanya tidak pandang bulu dalam melayani siapa saja,“ kembali Batmas.
Pada kesempatan yang , kepada Dhara Pos, mantan Ketua HMI Kota Tual, Abi mengaku sangat menyesalkan tindakan Gubernur Maluku yang mana secara sepihak langsung mengutus careteker tanpa dikoordinasi dengan DPRD Kota Tual bahkan tidak ada persetujuan DPRD Kota Tual.
“Ini kan mustahil, dan anehnya lagi kenapa tidak diberikan SK definitif Sekretaris Kota Tual? Itu pun Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tual bukan ditahan walau sedang ikut persidangan, dan terbukti saat sidang ketiga kalinya diduga ada kepentingan politik dibalik saksi yang dihadirkan untuk memberikan kesaksian,” bebernya.
Abi juga mempertanyakan kenapa Gubernur tidak datang untuk mengklarifikasi berkaitan dengan kedatangan careteker.
“Kami masyarakat Kota Tual sangat mengapresiasi pihak penegak hukum baik Kejaksaan maupun Pengadilan Tipikor Ambon yang mana sudah melaksanakan proses sidang kepada kedua bapak tercinta, Hi. MM. Tamher dan Adam Rahayaan agar dalam persidangan dari awal hingga akhir dapat berjalan dengan aman dan tenteram,” pungkasnya.
Pantauan media ini, dalam aksi tersebut, diperkirakan ribuan warga yang hadir dengan kendaraan roda dua lebih kurang 1000 motor dan roda empat sekitar 200 mobil yang memenuhi areal kantor Walikota Tual.
(obm)