Utama

Yayasan Sor Silai Gandeng Sejumlah Pihak Lakukan Reboisasi DAS dan Sumber Air

21
×

Yayasan Sor Silai Gandeng Sejumlah Pihak Lakukan Reboisasi DAS dan Sumber Air

Sebarkan artikel ini
IMG 20190725 161501
Yayasan Sor Silai dan perusahaan Migas asal Jepang, INPEX Masela Ltd. menggelar kegiatan penanaman 1.000 anakan pohon pada lokasi wisata Danau Lorulun dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) serta sumber air di desa Arui Das, Kecamatan Wertamrian, KKT, Provinsi Maluku, Rabu (24/7/2019)

Saumlaki, Dharapos.com – Yayasan Sor Silai dan perusahaan Migas asal Jepang, INPEX Masela Ltd. menggelar kegiatan penanaman 1.000 anakan pohon pada lokasi wisata Danau Lorulun dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) serta sumber air di desa Arui Das, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Provinsi Maluku, Rabu (24/7/2019).

Hadir dalam kegiatan tersebut, dua Staf Ahli Bupati, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Kepala Departemen Humas SKK Migas Pamalu  Galih W. Agustiawan dan stafnya, Spesial Advisor INPEX Masela Halida Hatta bersama staf, Dandim 1507/Saumlaki yang diwakili oleh Pasi Log, unsur Kepolisian, pimpinan OPD terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pariwisata, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Wertamrian dan sejumlah tamuundangan.

Ketua Yayasan Sor Silai, Simon Lolonlun menyatakan program bersama ini turut didukung oleh Pemerintah Daerah KKT, SKK Migas Wilayah Papua – Maluku, Kodim 1507/Saumlaki, dan Dedicated Grant Mechanism (DGM) Indonesia

Dijelaskan, DGM Indonesia dirancang untuk meningkatkan kemampuan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (MAKL) agar terlibat penuh dalam memastikan hak dan akses hutan dan lahan serta mendapatkan peluang mata pencaharian-penghidupan dari pengelolaannya secara lestari.

“Laju kerusakan hutan dewasa ini sangat memprihatinkan. Sejumlah lembaga yang konsen dengan upaya mencegah deforestasi kerusakan hutan mencatat bahwa laju kehilangan dan kerusakan hutan Indonesia mencapai 2,8 juta hektar / tahun,” bebernya.

Data ini menunjukan bahwa begitu banyaknya pohon yang tumbang akibat tindakan manusia. Padahal, ada banyak manfaat jika pohon tetap terpelihara dan tidak ditebang.

Jika pohon ditebang maka harus dilakukan penghijauan atau reboisasi, mengingat penghijauan mampu menjaga keseimbangan sistem air di alam. Karena akar pohon sangat bermanfaat dalam menjaga kestabilan air di dalam tanah.

“Selain itu, kita dapat mencegah banjir, tanah longsor, bahkan mencegah polusi dan pemanasan global akibat tipisnya ozon bumi, serta mampu menjaga lingkungan lebih asri dan nyaman,” cetus Lolonlun.

Semenjak leluhur, dan sebelum terjadi praktek penebangan hutan secara masif, masyarakat di desa tidak pernah mengalami kesulitan memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Namun kondisi saat ini jauh berbeda, terutama ketersediaan air di musim kemarau,” sambung dia.

Fakta dilapangan menunjukan bahwa setiap tahun pada musim kemarau, negeri ini dilanda bencana kekeringan.

IMG 20190725 161424
Ketua Yayasan Sor Silai saat memberikan arahan

Sumber-sumber air minum menjadi kering kerontang dan akibatnya masyarakat di harus mencari sumber air bersih di desa lain.

Fakta lain, yakni sesuai data Peta lahan kritis Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dilansir oleh Balai DAS Waihapu Ambon menunjukan bahwa sebagian DAS di wilayah pulau Yamdena timur ini telah kritis.

“Factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan air bersih maupun terjadi longsor disepanjang DAS karena pohon terus ditebang tanpa ada reboisasi,” lagi bebernya.

Lolonlun memandang urgensi pelaksanaan penanaman pohon sebagai sebuah jawaban atas pergumulan masyarakat yang menderita kekeringan di musim kemarau. Dan oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah transformatif untuk perbaikan dan menjamin kepastian tersedianya sumber air yang layak bagi anak cucu mendatang.

“Sebuah harapan besar agar melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat adat desa Arui Das akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan dan memastikan terpenuhinya sumber air bersih bagi anak cucu di masa mendatang,” harapnya.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap yakni Penanaman 1.000 anakan pohon di sepanjang DAS dari daerah Keus sampai Santan Londrun, dan sumber-sumber air di desa Arui Das seperti Wengurlel, Davit dalim, Asroy, Tatlim dan Ibing Das yang telah dilaksanakan pada  18 Juli 2019 lalu.

Giat tersebut melibatkan peserta yang terdiri dari 260 masyarakat adat Arui Das, 60 personel TNI dari Kodim 1507 Saumlaki dan Batalyon 734/Satria Nusa Samudera, serta Kepolisian Resort MTB.

Sementara, tahap kedua adalah penanaman sejumlah pohon di lokasi wisata Danau Lorulun dan acara seremonial serta penanaman  pohon di DAS desa Arui Das dan kampanye pelestarian hutan dengan  melibatkan Pemda, TNI – Polri, SKK Migas dan INPEX, Pemerintah desa dan masyarakat adat.

Ada sejumlah anakan pohon yang ditanam di sepanjang DAS dan sumber air seperti mahoni, trembesi, asam Jawa, dan Torem.

Torem adalah jenis pohon endemik yang hanya ada di hutan pulau Yamdena.

Sementara di Danau wisata Lorulun, ditanam anakan pohon mahoni.

Kegiatan penanaman ini akan dilanjutkan dengan proses pemeliharaan selama tiga bulan oleh masyarakat adat desa Arui Das bersama Yayasan Sor Silai serta didukung Kodim 1507 Saumlaki dan Inpex Masela Ltd.

IMG 20190725 161406
Personel TNI dan berbagai pihak lainnya turut terlibat dalam aksi penanaman 1000 anakan pohon

“Kami berharap, kegiatan hari ini juga nantinya memotivasi semua pihak untuk terus peduli terhadap ancaman pengrusakan hutan yang terjadi secara masif, dan tidak hanya dalam aksi menolak pengrusakan hutan melalui perang isu,” pungkasnya.

Perwakilan Manajemen INPEX Masela, Special Advisor, Halida Hatta dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat membentuk masyarakat untuk rajin bergotong royong dalam rangka mengupayakan kesejahteraan dari lingkungan sekitar yang dimiliki.

“Kami mencoba menterjemahkan apa yang menjadi hasil dari perumusan Musrenbang untuk menciptakan lingkungan hidup yang asri dalam rangka mengentaskan masalah kekeringan di sejumlah desa di Kepulauan Tanimbar dalam hal ini Arui Das,” tandasnya.

Halida berharap melalui kegiatan yang berbasis pengembangan masyarakat ini, kelak program ini dapat menular dan ditiru oleh desa lain yang mengalami permasalahan yang sama.

“Dalam setiap program kami, SKK Migas – INPEX selalu mengedepankan konsep keberlanjutan melalui bentuk kolaborasi dan sinergitas setiap pemangku kepentingan. Mudah-mudahan program ini menjadi awal dari upaya bersama memulihkan kelestarian di Bumi Duan Lolat,” tukasnya.

Sementara itu, Bupati KKT Petrus Fatlolon yang diwakili oleh Staf Ahli, Elvis Watumlawar dan Rosias Utha Kabalmay memberikan apresiasi yang besar terhadap upaya Yayasan Sor Silai dalam menggandeng sejumlah pihak dalam pelaksanaam program.

“Saya memberikan apresiasi besar bagi Yayasan Sor Silai yang tidak hanya berfikir untuk melaksanakan kegiatan menamam dalam rangka memberikan manfaat jangka panjang terhadap masyarakat, tapi berhasil juga menggandeng institusi lain dalam pelaksanaanya seperti SKK Migas, INPEX Masela, Kodim, Polres dan pihak lainnya untuk bahu-membahu dalam implementasi pelaksanaan” pujinya mengapresiasi.

Elvis mengatakan, pohon berperan sangat penting sebagai penyangga hidup yang memiliki banyak manfaat.

“Ibaratnya kita menamam pohon satu sama dengan menanam kehidupan untuk anak cucu kita. Oleh karena itu, kegiatan ini jangan dijadikan sebagai seremonial belaka tapi harus ada kesadaran dan keinginan masyarakat untuk turut serta dan berkomitmen untuk merawat dan tidak lagi menebang secara sembarangan,” pungkasnya.

(dp- 47)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *