![]() |
Ilustrasi Penembakan |
Papua, Dharapos.com
Dua jenazah anggota Brimob Detasemen A Polda Papua, Almarhum Aipda Thomson Siahaan dan Bripda Forcen Bennu yang merupakan korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua berhasil dievakuasi ke Jayapura dari Ilaga sekitar pukul 13.00 wit dengan menggunakan pesawat Garuda, Kamis (4/12).
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw mengatakan sebelum dievakuasi ke Jayapura kedua jenazah sempat disemayamkan semalam di Puskesmas Ilaga dan upacara pelepasan dipimpin Wakapolda Papua.
Setiba di Bandara Sentani, lanjut Wakapolda, jenazah almarhum Aipda Tomson Siahaan dan Bripda Forcen Bennu dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara untuk dilakukan otopsi, setelah itu kedua jenazah dibawa kembali ke asrama Brimob Polda Papua di Kotaraja, Jayapura untuk disemayamkan di rumah duka selama satu malam.
Wakapolda Papua juga mengatakan dua jenazah korban penembakan itu akan dikirim ke kampung halaman masing-masing untuk dimakamkan oleh keluarganya, dimana jenazah almarhum Aipda Tomson Siahaan besok pagi (hari ini-red) diterbangkan ke Desa Dolok Nauli, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara sementara almarhum. Bripda Forcen Bennu diterbangkan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kota kupang.
Sebelumnya, dua anggota Brimob Detasemen A Kotaraja itu meninggal dunia setelah ditembak KKB, Rabu (3/12), pada saat mengangkat kursi untuk persiapan natal bersama di Jemaat GKII Klasis Paniai di Ilaga.
Selain itu, sa;sah satu senjata api jenis AK 47 milik korban hilang diduga di ambil oleh pelaku penembakan itu.
Aksi penembakan yang dilakukan KKB di wilayah Ilaga terhadap anggota Brimob itu sangat di sesalkan Wakapolda Papua karena kedua anggotanya sedang membantu pemuda gereja untuk mempersiapkan perayaan natal yang direncanakan berlangsung sore harinya pukul 17.00 WIT.
“Kami akan mengejar pelaku dan menangkapnya baik dalam keadaan hidup maupun mati. Perilaku yang sangat tidak manusiawi,” tegasnya.
Wakapolda juga mengatakan aparat keamanan terus ditekan agar dalam bertindak mengedepankan hak-hak asazi manusia, sehingga aparat bersikap ragu-ragu karena tekanan HAM, tapi justru aparat yang menjadi korban kekerasan dari warga sipil yang menggunakan senjata.
“Hal ini harus dibahas dan dibicarakan, jangan aparat ditekan lalu justru menimbulkan keraguan dan kami malah yang menjadi korban,” tandas Jenderal bintang satu itu.
Pasca aksi penembakan ini, lanjut Wakapolda, situasi di Ilaga ibukota Kabupaten Puncak sudah mulai membaik, namun pihak keamanan terus melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan saksi-saksi yang melihat dan mengetahui kejadian tersebut.
“Ya, pihak Kepolisian dibantu TNI masih terus melakukan pengejaran terhadap kelompok yang melakukan penembakan dan di duga lebih dari sepuluh orang,” terangnya.
(Piet)