Masalah kesehatan bagi masyarakat sangatlah penting. Dan untuk hal tersebut, diperlukan penyediaan sarana/fasilitas pendukung. Apalagi, ini sudah menjadi salah satu program prioritas pemerintah dalam program pembangunan bangsa. Tujuannya agar kebutuhan masyarakat akan pelayanan medis dapat terpenuhi.
Namun, kondisi ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).
Keberadaan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Wasarili, Pulau Wetang, Kecamatan Babar Timur, yang diresmikan sejak 1980 lalu, tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Pusat kesehatan di desa tersebut kini telah beralih fungsi menjadi kandang ternak.
Yang lebih tragis lagi, ternyata pustu tersebut tak pernah direnovasi. Alasannya, karena tidak adanya kucuran anggaran renovasi dari pemerintah.
Anehnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) MBD tutup mata soal keberadaan pustu ini. Padahal selama ini keberadaannya sangat membantu masyarakat desa mengingat jarak antara desa ataupun dusun di Pulau Wetang ke puskesmas utama di Tepa yang merupakan Ibukota Kecamatan, memakan waktu 2-3 jam dengan angkutan laut.
Hal ini diungkapkan salah satu masyarakat MBD, Edi Saleky kepada wartawan di Ambon, beberapa waktu lalu.
“Pemkab harus segera kucurkan dana renovasi karena akibat kerusakan bangunan pustu, pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi tidak maksimal. Jangan hanya dipakai untuk memperkaya diri sendiri,” tandasnya.
Masalah ini pun, kata Saleky, sudah sering kali disampaikan ke DPRD MBD, namun tak satu pun ditanggapi.
“Mereka sama seperti pot bunga saja. Berulang kali keluhan disampaikan namun DPRD tidak peduli. Mereka tidak menyadari kalau mereka jadi anggota legislatif karena masyarakat. Ini yang harus digaris bawahi masyarakat untuk tidak salah lagi dalam memilih anggota legislatif nantinya,” kata Saleky.
Terkait ketiadaan dana renovasi, diakui Kepala Pustu, Epi Dayera saat dikonfirmasi hal tersebut.
Menurutnya, sejak masih bergabung dengan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) sampai akhirnya memisahkan diri menjadi Kabupaten MBD, pengusulan rutin dilakukan tiap tahun ke Pemkab meminta dana renovasi. Sayangnya, tak pernah digubris.
“Pengajuan kita tidak pernah ditindaklanjuti makanya, pelayanan jelas terganggu. Kita harus mendatangi warga yang sakit jika dibutuhkan,” jelasnya.
Olehnya itu, dirinya sangat berharap agar pelayanan dapat kembali maksimal sehingga ada niat baik dari Pemkab MBD untuk segera memperbaiki pustu yang ada. Apalagi mengingat musim sekarang kondisi lautan kurang bersahabat.
“Masyarakat tidak dapat menjangkau puskesmas utama di pusat kota,” kata dia.(*)