PAPUA

Aksi Bakar Mahkota Cenderawasih Terus Picu Kecaman ke BBKSDA Papua

4
×

Aksi Bakar Mahkota Cenderawasih Terus Picu Kecaman ke BBKSDA Papua

Sebarkan artikel ini
Jefri Tueul Kecam Mahkota Cenderawasih dibakar

Jakarta, Dharapos.com — Aksi bakar mahkota burung Cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua terus menuai kecaman publik.

Kali ini datang dari Jefri Tuwul, Ketua Umum Cahaya Timur Nusantara Emas yang juga seorang tokoh muda asal Indonesia Timur.

Ia menilai, meski langkah penertiban terhadap kepemilikan atribut dari satwa dilindungi perlu dilakukan, namun cara pembakaran tersebut dinilai tidak pantas dan melecehkan nilai-nilai budaya masyarakat adat Papua, serta masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru dan Kepulauan Tanimbar.

“Langkah penertiban saya dukung, tapi tidak dibenarkan melakukan penertiban dengan membakar mahkota Burung Cenderawasih,” kecam Jefri dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, mahkota Cenderawasih memiliki nilai sakral dan merupakan simbol kehormatan serta identitas Orang Asli Papua (OAP). Dalam tradisi adat, mahkota tersebut digunakan oleh pemimpin adat pada berbagai upacara dan acara kehormatan, termasuk saat penyambutan tamu negara atau tokoh dunia.

“Membakarnya merupakan tindakan yang sangat melecehkan adat dan budaya orang asli Papua, masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar,”cetus Jefri Tuwul.

Dikatakan Jefri, seharusnya mahkota-mahkota tersebut tidak dimusnahkan melainkan dimuseumkan sebagai bagian dari pelestarian budaya dan sejarah masyarakat Papua.

Ia menyatakan mendukung upaya pelarangan perburuan burung Cenderawasih untuk menjaga kelestarian satwa endemik tersebut, namun menolak keras tindakan yang tidak menghormati nilai-nilai adat.

“Mahkota Cenderawasih memiliki nilai adat dan budaya tinggi, sehingga seharusnya dimuseumkan, bukan dibakar,” kembali tegasnya.

Lebih lanjut, Jefri mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mengevaluasi dan mengambil langkah tegas terhadap pihak BBKSDA Papua yang terlibat dalam aksi pembakaran tersebut.

“Saya minta Kementerian Kehutanan dan KLHK memberhentikan kepala balainya. Bila perlu dimutasi ke luar Papua karena mereka tidak memahami nilai sakral dan simbol kehormatan dalam mahkota Cenderawasih,” desaknya.

Jefri juga menyatakan siap menyuarakan persoalan ini ke Pemerintah pusat jika tidak ada tindakan cepat dan tegas yang diambil.

“Sebagai Putra Indonesia Timur, saya akan suarakan ini lebih keras jika tidak diambil langkah-langkah tegas dalam penanganan persoalan ini,” pungkasnya.

(dp-31)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *