Politik dan Pemerintahan

Anggota MPR RI Gelar Sosialisasi 4 Pilar di Saumlaki

17
×

Anggota MPR RI Gelar Sosialisasi 4 Pilar di Saumlaki

Sebarkan artikel ini

Mercy Barends Samlaki %25282%2529
Anggota MPR RI Mercy Ch. Barends (tengah) saat menyampaikan materi tentang 4 pilar kebangsaan  

Saumlaki, Dharapos.com 
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Mercy Chriesty Barends, Selasa (22/11) siang menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yakni : Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Sosialisasi tersebut ditujukan bagi lebih dari 200 pelajar SMA/SMK dan mahasiswa dari STIE, STIA serta STKIP Saumlaki di aula Ureyana Saumlaki.

Kegiatan ini turut dihadiri pula oleh sejumlah guru SMA/SMK, dan para dosen.

Dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan sosialisasi dimaksud, Barends mengatakan bahwa Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini merupakan hal penting yang perlu dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia dan selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di tengah keberagaman suku, ras, dan agama.

“MPR pada titik tertentu mengevaluasi persoalan besar yang terjadi di negara belakangan ini, dengan demikian sosialisasi empat pilar ini merupakan salah satu program MPR RI dan bukan mau-maunya saya karena mau ingin terkenal dan sebagainya,” kata Srikandi asal Dapil Maluku dari PDI Perjuangan ini.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus bangga memiliki 4 pilar kebangsaan yang tidak dimiliki oleh Negara lain.

Dia mencontohkan sejumlah Negara yang akhirnya mengalami persoalan-persoalan kronis dan menjadi ancaman serius hingga perpecahan dalam negaranya karena tidak ada kebebasan berpendapat, dan tidak ada kebebasan menghargai keberagaman.

Mercy Barends Samlaki %25281%2529
Para tamu undangan dan peserta sosialisasi 

“Kita perlu bersyukur karena para pendiri bangsa kita telah bersepakat untuk membangun bangsa ini di atas satu kesatuan yaitu NKRI, satu bahasa, satu tanah tumpah darah dan satu tanah air Indonesia,” cetus Barends.

Dalam konteks kekinian bangsa, ia mengutip pernyataan Ir. Soekarno yakni di masa penjajahan rakyat berperang melawan para penjajah.

“Dan saat ini kita berjuang dan musuh kita adalah bangsa kita sendiri. Pernyataan Soekarno kala itu menjadi fakta yang tidak bisa dipungkiri karena keberagaman yang kita miliki menjadi peluang tetapi juga menjadi tantangan,” sambung Barends.

Dengan begitu, setiap komponen bangsa diharapkan untuk tetap menjaga nilai-nilai luhur bangsa yang telah diwariskan oleh para pendahulu bangsa Indonesia seperti menghargai keberagaman, menghargai toleransi, menghargai dan menjaga keutuhan NKRI sebagai satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan.

“Hari ini kita harus membicarakan tentang ke-Indonesia-an kita secara utuh di mana empat pilar kebangsaan atau empat konsensus kebangsaan kita yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI tidak bisa kita pecah-pecahkan. Karakter dan ciri khas ke-Indonesia-an kita jangan kita lupakan,” tambahnya.

Barends berharap kepada para peserta yang hadir untuk mengikuti kegiatan tersebut bukan hanya terkait penyerapan materi semata tetapi selebihnya menjadi kekuatan dan kemauan bersama untuk mewujudkan gerakan bersama elemen bangsa untuk transformasi sosial bangsa, sekaligus untuk menangkis sejumlah persoalan seperti globalisasi, liberalisme, fundamentalisme, terorisme dan berbagai ancaman lain.

“Kita hanya punya satu isme yakni Nasionalisme yang berbasis kepada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Ini yang perlu saya titipkan kepada adik-adik agar empat pilar ini terus hidup dalam diri kita dan menjadi sesuatu yang imanen untuk kita tularkan kepada orang lain sebagai falsafah hidup bersama,” pungkasnya.

Mercy Barends Samlaki %25283%2529
Foto bersama

Dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan ini, Mercy Barends didampingi dua orang narasumber lain yakni Kapolres MTB, AKBP. Mukhamad Safei yang membawakan materi tentang NKRI sebagai bentuk Negara.

Kapolres, dalam materinya menceritakan kepada peserta tentang proses perjuangan bangsa Indonesia hingga memerdekakan diri dari penjajah.

Dia pun menyebutkan pendapat Plato ditahun 400 SM yang mengatakan bahwa 11 ribu tahun yang lalu atau 13.400 tahun yang lalu, nama nusantara sudah dipopulerkan.

Kapolres pun menyebutkan pokok-pokok pikiran visioner Soekarno sebagai  upaya mempersatukan bangsa kita kala itu, dan menurutnya hal itu perlu dimaknai oleh generasi penerus bangsa saat ini.

Sementara itu, Mercy Barends sendiri membawakan materi tentang UUD Negara Indonesia sebagai konstitusi Negara dan narasumber lain yakni Ario Indrasworo yang adalah salah satu tenaga ahli DPR RI dengan materi tentang Pancasila sebagai dasar ideologi Negara.

Sosialisasi tersebut mendapat tanggapan positif dari peserta yang hadir, bahkan ada pula salah satu guru yang meminta DPR untuk mengusulkan kepada Pemerintah agar mengubah kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan dipisahkan dengan PKN atau kembali ke kurikulum yang lama.

“Kurikulum yang lama itu PKN pisah dengan Kewarganegaraan selama 6 jam dan sekarang hanya 2 jam.
Mana bisa kita menanamkan nilai-nilai dan pembentukan karakter yang baik untuk siswa” pintanya.

Mercy Barends berjanji akan menindaklanjuti usulan tersebut saat nantinya kembali berkantor di Senayan.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *