Berita Pilihan Redaksi

Bocah pemanjat tiang bendera asal Aru diundang ke Jakarta

12
×

Bocah pemanjat tiang bendera asal Aru diundang ke Jakarta

Sebarkan artikel ini
Reza Mangar
Reza Mangar (13) bocah pemanjat tiang bendera asal Aru saat menerima kunjungan Danramil
Dobo dan rombongan di kedeiamannya atas perintah Panglima TNI di Jakarta 

Ambon, Dharapos.com
Komandan Koramil 1503-03/Dobo Dony Masaoy telah menerima perintah Panglima TNI Marsekal, Hadi Tjahjanto.

Ia diperintah mengantar sang pemanjat tiang bendera asal Kabupaten Kepulauan Aru, Muhammad Reza Mangar (13) menghadap sang Panglima TNI di Jakarta.

as

Informasi yang diterima media ini dari Pusat Penerangan TNI, Selasa (21/8/2018) malam, Danramil Dobo Dony Masaoy dan rombongan memang sudah mengunjungi Reza di rumah, yang berada di kawasan Kelurahan Siwalima, serta menyerahkan bantuan uang dan sembako.

Selain membawa bantuan uang dan sembako, Danramil juga akan menemani Reza, nenek dan pamannya ke Jakarta.

Sebelumnya, Reza memang diundang ke Jakarta untuk acara Hitam Putih.

Bocah yang kini putus sekolah tersebut akan bertolak dari Dobo, Rabu (22/8/2018).

Dan dalam perjalanan inilah, Dandim akan membawa Reza menghadap Panglima TNI.

“Reza akan difasilitasi untuk melanjutkan pendidikan oleh Mabes TNI sampai lulus.  Kalau dia mau masuk jadi anggota TNI,  akan diberikan rekomendasi untuk prioritas,” demikian keterangan sumber resmi yang diterima.

Danramil Dony Masaoy yang dihubungi di Dobo malam ini menjelaskan, Reza memang difasilitasi pihak Trans7 untuk acara Hitam Putih.

Ia juga sudah bertemu Bupati Aru, yang kemudian ikut memfasilitasi perjalanan ke Jakarta.

Masaoy menyebutkan, sebelum ke Jakarta, saat transit di Ambon, pihaknya akan membawa Reza bertemu Pangdam XVI/Pattimura, dan jika waktu mencukupi, akan dibawa pula bertemu Gubernur Maluku.

Ditambahkan, pihaknya telah mengurus membuat buku rekening bank untuk Reza.

Alasannya, sesuai arahan Panglima TNI dari Mabes TNI di Jakarta, Reza akan diberikan beasiswa sampai menyelesaikan studinya.

Kisah bocah Reza Mangar muncul di media sosial menyusul kisah sejenis yang menimpa Joni, sang pemanjat tiang bendera asal NTT.

Respon publik nan meriah terhadap Joni, sampai langsung bisa bertemu Presiden di Jakarta, mendorong sejumlah aktivis di Aru, membongkar arsip.

Para aktivis tidak mempersoalkan perlakukan negara terhadap Joni.  Mereka merasa Pemerintah di daerah saja yang tidak memberi apresiasi kepada Reza.

Padahal, Reza juga memanjat tiang bendera sampai ke puncak, pada Desember 2017 lalu.

“Reza hanya dapat jabat tangan,” kata tokoh Aru, Kace Labok.

Menurut Labok, Reza berasal dari Desa Waria di Aru Utara Timur.  Dia sudah putus sekolah sejak masih sekolah Dasar, karena alasan ekonomi.

Karena kedua orang tua  sudah meninggal, Reza hidup bersama nenek  di Dobo.

Untuk makan sehari-hari,  Reza harus menjadi pembantu nelayan mencari dan memuat ikan hasil tangkapan. Kadang-kadang, dia juga  menjadi buruh cilik untuk membantu sang nenek yang mengasuhnya.

(RF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *