![]() |
Ilustrasi korban penganiayaan |
Piru, Dharapos.com
Widodo Adin Saputra, remaja 19 tahun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Puskesmas Kairatu , setelah diduga dianiaya oleh Oknum Anggota TNI SBB yang kesehariannya bertugas di Dodiklatpur Rindam XVI Pattimura Kairatu.
Putra Saheri (57 tahun) itu menghembuskan nafas terakhirnya setelah diduga dianiaya oleh Sersan Kepala Y.M di desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Sebelumnya, warga dusun Sidodadi, desa Waimital, Kecamatan Kairatu itu, Jumat (1/1) sekitar pukul 20.00 WIT memang sempat dikejar oleh Serka Y.M dan pria yang diduga komandannya Letkol. I.B karena mencoba kabur setelah menyerempet lampu mobil milik anggota DPRD SBB yang saat itu tengah dipakai oleh Serka Y.M. dan komandannya.
Namun setelah beberapa saat terjadi kejar-kejaran di sekitar desa Waimital, korban yang berboncengan dengan sahabatnya tertangkap juga oleh Serka Y.M.
“Kami kejar-kejaran setelah menyerempet mobil yang mereka pakai. Tak sampai beberapa saat motor kami tergelincir dan jatuh. Setelah kami berhasil mengendarai motor, tiba- tiba mobil yang terserempet itu datang.
Dia (YM, red) keluar dengan kawannya yang memakai baju singlet loreng langsung memukul kami. Saya bilang bukan saya yang mengendarai, tapi Widodo. Saat itu Widodo langsung dibawa ke belakang mobil dan saya tak tahu apa yang mereka lakukan lagi. Warga yang datang menyuruh saya lari, setelah itu saya tidak tahu apa yang mereka lakukan pada Widodo, “ kisah sumber dengan kata yang terpatah-patah.
Informasi yang dihimpun, Widodo Adin Saputra saat berboncengan sepeda motor dengan sahabatnya menyerempet kendaraan Toyota Avanza Veloz berwarna putih bernomor DE 986 B milik anggota DPRD SBB yang ditumpangi Dandodiklatpur sepulang mengantar Panglima TNI Gatot Nurmantyo tujuan Masohi.
Sempat beredar kabar Widodo meninggal bukan karena dianiaya namun sumber memastikan saat itu ada tindakan penganiayaan terhadap korban. Korban diduga dianiaya di tempat terbuka.
“Kami meminta pelaku dituntut dengan hukuman setimpal sesuai dengan perbuatannya, karena saat melakukan penganiayaan para pelaku menggunakan atribut TNI. Kami minta mereka diberikan hukuman setimpal hingga pemecatan dari kesatuannya, “ pinta ayah korban, Saheri.
Untuk mengetahui penyebab kematian korban, Sabtu (2/1), korban telah diotopsi oleh Dokter ahli Forensik dari Rumah Sakit Masohi.
Setelah diotopsi korban di bawa ke rumah duka untuk selanjutnya disholatkan dan dimakamkan di TPU Desa Waimital.
Hingga kini pihak Dodiklatpur Rindam XVI Pattimura belum dapat dimintai konfirmasi terkait masalah itu.
Buntut dari tewasnya Widodo, pihak Pemerintah desa Waimital telah melaporkan permasalahan itu ke POMDAM XVI Pattimura Ambon, dan berniat untuk meneruskan kasus itu ke Komnas HAM RI.
(rr)