![]() |
Gubernur Maluku Murad Ismail |
Ambon, Dharapos.com – Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan
Pembangunan (TGPP) Provinsi Maluku Hadi Basalamah berdasarkan instruksi
Gubernur Murad Ismail, memimpin Rapat Penyelarasan Draf Rancangan Perjanjian
Kerjasama (PKS) antara Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dengan PT.
Tasageoby Group.
Giat tersebut bertempat di ruang rapat lantai 2 Kantor
Gubernur Maluku, Rabu (5/4/2023).
Hadir pada kesempatan tersebut, Penjabat Bupati Maluku
Tengah Muhammat Marasabessy beserta jajaran, pimpinan OPD terkait lingkup
Pemerintah Provinsi Maluku, dan Tim Hukum Provinsi Maluku.
Basalamah dalam kesempatan itu menyampaikan rapat yang
dilaksanakan ini, dalam rangka menginterfensi PKS berkaitan dengan pembangunan
training center Wig Craft di Malteng yang menjadi bagian embrio dari muatan di
MoU.
“Telah disepakati bersama seluruh narasi PKS yang telah
dibahas melalui diskusi dan masukan dari tim hukum dibuat dalam bentuk business to government, dimana dokumen
PKS ini juga harus terverifikasi di DPR sebagai representasi muatan hukum, yang
berkaitan dengan legislasi,”terangnya.
Basalamah juga menjelaskan, pendelegasian kewenangan
Gubernur kepada Bupati sesuai dengan kapasitasnya. Hal tersebut disebabkan
kedudukan Bupati sebagai penjabat bukan pejabat definitif, sehingga kewenangan
penandatanganan ini harus atas persetujuan Gubernur.
“Agar PKS ini berlegitimasi sehingga tidak ada efek di
belakang hari, maka konsultasi berkaitan dengan kaidah Pemerintahan di
Kemendagri sesuai dengan peraturan yang berlaku, agar legitimasi berjalan baik
dan menjadi pilar, sehingga PKS bisa dipertanggungjawabkan dan bisa digunakan
untuk menjadi indikator dalam melakukan kerjasama,” sambungnya.
Basalamah juga menambahkan, jika berkaitan dengan kebijakan
anggaran dan diskresi lainnya akan dikonsultasikan bersama-sama.
“Inti dari pertemuan ini adalah membuat dorongan begitu
cepat, sesuai arahan Gubernur karena berkaitan dengan investasi, sesuai
kebutuhan saat ini, dimana Pemerintahan Maluku tidak akan bisa dibangun
ekonominya jika sumber dari government spending tidak ada. Jadi target utama adalah
bagaimana investasi akan memberikan multiplier effect, yang akan memudahkan
salah satu program untuk mendorong solusi mengenai konektivitas, sesuai yang
disampaikan Gubernur Maluku,” tandasnya.
Menutup kesimpulannya, Hadi Basalamah berharap dengan kehadiran
WIG ini akan memberikan second win dan menjadi pilot project nasional, yang
mana ini juga sebagai bentuk kontribusi Maluku untuk Indonesia melalui wig
craft.
(dp-19)