Langgur, Dharapos.com – Bertempat di Balai Ohoi Danar, Kamis
(10/11/2022), berlangsung pelantikan Majelis Ta’alim se-Kecamatan Kei Kecil
Timur Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara.
Bupati setempat M. Thaher Hanubun hadir langsung pada prosesi
pelantikan tersebut.
Mengawali sambutannya, Bupati Hanubun mengajak seluruh
peserta Majelis Ta’alim untuk bersalawat kepada Nabi Muhamad SAW yang
menghantarkan manusia dari alam jahiliyah yang penuh dengan pertikaian,
permusuhan dan perpecahan menuju ajaran Islam yang penuh dengan persaudaraan,
kerukunan dan kasih sayang bagi segenap alam semesta.
“Secara pribadi dan atas nama Pemerintah daerah, saya
menyampaikan terima kasih kepada para
pihak yang telah memprakarsai adanya kegiatan pelantikan 9 Majelis Ta’alim pada
hari ini,” ucapnya.
Lanjut Bupati, sebagai suatu lembaga non formal, Majelis
Ta’alim merupakan satu wadah pendidikan yang memiliki kurikulum sendiri, di
mana saat ini sangat berkembang dengan pesatnya.
“Olehnya itu, saya berharap dengan terbentuknya Majelis Ta’alim
ini, mampu membantu masyarakat dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwa’an
kepada Allah SWT, yang mengarah pada ahlak yang mulia,” harapnya.
Bupati juga meyakini, dengan terbentuknya Majelis Ta’alim ini
dapat membantu Pemerintah daerah dalam membina keagamaan masyarakat di Maluku
Tenggara.
Perlu pula diketahui bahwa Majelis Ta’alim sendiri berasal
dari dua suku kata yakni “Majelis dan Ta’alim. Dimana Majelis adalah tempat
untuk duduk berkumpul sementara Ta’alim berbentuk masdar yang berarti kata “Allama
yang berarti pengajaran”.
“Dengan definisi itu, dapat dipahami bahwa Majelis Ta’alim
adalah tempat untuk melakukan pengajaran atau tempat pengajian bagi orang-orang
yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam,” urainya.
Bupati kemudian mengutip satu hadist yang artinya, “barangsiapa
yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memberikan kefaqihan
(pemahaman) agama baginya”.
“Dari gambaran di atas, dapat digambarkan bahwa, bagi para
ibu-ibu yang bergabung dalam Majelis Ta’alim saat ini sedang diarahkan pada
jalan kebaikan maka hidupnya akan lebih baik lagi,” tandasnya.
Lebih lanjut, jelas Bupati, Majelis Ta’alim merupakan model
pendidikan yang banyak berkembang di masyarakat di mana perkembangan kuantitasnya
memberikan gambaran akan pentingnya ilmu dan pendidikan dalam kehidupan
manusia.
Apalagi sebagai lembaga pendidikan non formal, Majelis Ta’alim
memiliki kurikulum tersendiri yang diselenggarakan secara berkala dan teratur serta
diikuti oleh jama’ah yang relatif banyak yang bertujuan untuk membina dan
mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT.
Disamping itu, keagamaan di Majelis Ta’alim bersifat
fleksibel karena itulah metode yang disajikan menjadi alternatif bagi
masyarakat yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar agama di lembaga
pendidikan formal.
“Pada umumnya Majelis Ta’alim adalah lembaga swadaya
masyarakat murni, yang dilahirkan, dikelola, dipelihara, dikembangkan dan
didukung oleh anggotanya. Oleh karena itu, Majelis Ta’alim merupakan wadah
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri atau sebagai lembaga swadaya
masyarakat yang hidupnya didasarkan kepada “ta’awun dan ruhama u bainahum,” tambahnya.
Bupati menambahkan, Majelis Ta’alim diselenggarakan berbeda
dengan lembaga pendidikan Islam lainnya, seperti pesantren dan madrasah baik
menyangkut sistem, materi maupun tujuannya.
“Pada dasarnya, yang membedakan dengan wadah non formal
lainya adalah merupakan sarana pendidikan non formal Islam, waktu belajar
berkala namun terarah dan teratur serta pengikut atau jama’ahnya sangat banyak
namun bukan pelajar atau santri yang yang belajarnya secara rutin,” tandasnya.
Untuk itu, Bupati berharap dengan terbentuk Majelis Ta’alim
ini akan mampu membentuk pribadi yang lebih baik, khususnya pada lingkungan
masyarakat dan keluarga.
(dp-52)