![]() |
Rakor Peningkatan Kegiatan Ekspor Maluku Tenggara, bertempat di aula Kantor Bupati, Sabtu (7/4/2018). |
Langgur, Dharapos.com
Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) diketahui memiliki potensi kekayaan alam laut mulai dari rumput laut, mutiara, telur ikan terbang hingga ikan.
Namun sayangnya, potensi tersebut kurang mengoptimalkan peningkatan nilai ekspor.
Demikian pernyataan Pejabat Sementara, Drs. Semuel Risambessy, MM dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Kegiatan Ekspor Maluku Tenggara, bertempat di aula Kantor Bupati Malra, Sabtu (7/4/2018).
Rapat tersebut didampingi oleh Kepala Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C) Tual, M. Anshar, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Malra, Martinus Mon, S.Pd sekaligus sebagai moderator.
Turut hadir beberapa pimpinan dan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah terkait.
“Rakor ini bertujuan untuk memberikan peluang kepada Pemerintah Daerah, Pengusaha dan masyarakat Maluku Tenggara dalam meningkatkan kegiatan ekspor agar dapat pula meningkatkan kesejahteraan daerah ini,” urainya.
Selama ini, lanjut Risambessy, pengusaha lebih banyak menggunakan jalur ekspor tidak langsung misalnya rumput laut dan ikan yang diekspor langsung dari Maluku Tenggara akan tetapi menggunakan jalur tidak langsung yaitu dikirim dulu ke Surabaya atau daerah lain dan diekspor keluar negeri.
Berdasarkan catatan selama ini, daerah yang melakukan ekspor langsung yaitu Kabupaten Kepulauan Aru sedangkan Kabupaten Malra dan Kota Tual tidak ada karena menggunakan ekspor tidak langsung.
Seperti Mutiara dan ikan yang dikirim ke Surabaya lalu diekspor ke luar negeri yang merupakan daerah ekspor besar.
“Jadi, hasil terbesar ini hampir sebagian besar diambil dari wilayah Maluku,” bebernya.
Padahal menurut Risambessy, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kegiatan ekspor agar meningkatkan kesejahteraan masyarakat Malra dengan dampak yang diharapkan yaitu pertumbuhan ekonomi meningkat, lapangan pekerjaan bertambah, investasi, dana bagi hasil pajak meningkat.
Dan secara tidak langsung, DAU akan meningkat sesuai bagi eksportir, cost berkurang dan waktu lebih efisien.
“Hal ini juga sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo bahwa kunci pertumbuhan ekonomi negara kita adalah ekspor dan investasi,” tukasnya.
(dp-40)