Berita Pilihan Redaksi

Kades Arma Dinilai Arogan dan Tidak Transparan Soal Keuangan Desa

12
×

Kades Arma Dinilai Arogan dan Tidak Transparan Soal Keuangan Desa

Sebarkan artikel ini

IMG 20221021 185044

Saumlaki, Dharapos.comKepala Desa Arma, Kecamatan Nirunmas, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Isak Jambormias dinilai arogan lantaran pengambilan keputusan sejumlah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang tidak melibatkan warganya.

Selain dinilai arogan, kades Isak juga dinilai tertutup atau tidak transparan dalam pengelolaan keuangan di desa.

“Seperti dana kompensasi Rp50 juta dari HPH, Kades gunakan tanpa persetujuan RT/RW dan juga pemuda. Setelah dipakai baru dia beritahu ke masyarakat. Ini jelas kebijakan yang arogan,” kecam Elias Batkormbawa, Ketua pemuda di Arma, Rabu (19/10/2022).

Elias menuturkan sejumlah persoalan yang tidak mampu dibenahi oleh kades mengakibatkan Desa Arma tidak berkembang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Dalam bidang kepemudaan, dia menyebutkan bahwa pada batang tubuh APBDes, termuat dana pembinaan pemuda senilai Rp10 juta setiap tahun ditambah Rp5 juta untuk insentif, namun tidak pernah dikucurkan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

“Akibatnya, setiap kali kegiatan pemuda, kami talangi dengan uang pribadi tanpa ada dukungan dana dari Pemdes,” bebernya.

WhatsApp%20Image%202022 10 21%20at%2017.39.34
Elias Batkormbawa – Ketua Pemuda desa Arma.

Elias mengaku, dirinya tidak pernah dilibatkan oleh Kades dalam musyawarah pengambilan keputusan di desa, bahkan, usulan-usulan pemuda tidak pernah diterima.

“Setiap Musrenbang kami usul sejumlah hal seperti pembangunan talud tetapi tidak pernah dibuat, hanya beberapa meter yang dikerjakan di seputaran pastori,” katanya.

Senada, tokoh adat setempat, Maxmilian Batkormbawa menyatakan kekesalannya terhadap kepemimpinan Isak yang sudah banyak mengecewakan masyarakat.

“Desa ini makin hari makin melarat. Semua proyek tidak jelas. Ini bukan desa demokrasi tetapi diktator. Hak milik desa dari para leluhur seperti hutan dan tanah yang dikelola oleh perusahaan, tidak transparan dalam pengelolaan. Kami tidak tahu dapat berapa dari perusahaan,” kecamnya.

Maxmilian yang pernah menjabat sebagai Kades Arma periode 1969 – 1973 menyebutkan, tiga tahun kepemimpinan Isak tidak ada pembangunan fisik yang dikerjakan di desa.

“Uang milyaran rupiah yang mengalir ke desa ini tidak seratus persen masyarakat terima. Kita tinggal di desa ini bagaikan sampah, Bapak dan ibu wartawan bisa lihat sendiri to?” ujar tuan tanah ini dengan harapan, persoalan di desa bisa menjadi perhatian pihak penegak hukum.

“Menurut saksi kami saudara Lukas Jambormias, Rp50.000.000 kades pakai untuk urusan pribadi padahal belum dilantik sebagai ketua pemangku adat oleh tuan tanah” tambah pria berusia 77 tahun itu.

Persoalan lain yang tidak mampu dilakukan oleh kades adalah hingga kini belum ada pelaksanaan eksekusi keputusan pengadilan soal batas wilayah Arma dan desa Watmuri. 

Selain itu, masyarakat belum bisa dilayani di Pustu setempat karena bangunan itu sedang dipalang oleh seorang warga akibat Pemdes Arma belum melunasi pinjaman material untuk pembangunan gedung Pustu.

“Kalau menurut saya, dia (Isak) tidak layak lagi memimpin desa Arma,” tegasnya.

WhatsApp%20Image%202022 10 21%20at%2017.39.34%20(1)
Maxmilian Batkormbawa – Kades Arma periode 1969 – 1973

Sumber lain yang tidak mau disebutkan namanya menyebutkan, Kades Arma saat ini tidak serius memperhatikan pekerjaannya di desa karena sibuk kuliah dan mempersiapkan dirinya untuk maju dalam bursa pemilihan legislatif mendatang.

Kantor desa yang sudah ada sejak beberapa tahun lalu, terkesan dibiarkan dan tidak diperbaiki. Sejumlah kaca jendela telah pecah dan hanya dipakai palang.

Selain itu, kantor desa yang berada di tengah-tengah pemukiman, tidak ada ruangan kerja kepala desa, sehingga tidak ada rahasia bagi warga yang hendak mengadu karena segala aktivitas kantor dilaksanakan di dalam satu ruangan terbuka.

Tuduhan Yang Tidak Benar.

Kades Arma Isak Jambormias yang ditemui membantah semua tudingan warganya. 

Isak menyatakan, dirinya baru menjalankan tugas sebagai kepala desa pada April 2021. 

“Nah, saya baru bertugas selama satu tahun enam bulan. Itu berarti, jika dikatakan tiga tahun bertugas maka ini tidak benar,” kata Isak yang ditemui di kantor desa Arma, Rabu (19/10/2022).

Dia menjelaskan, setelah dilantik, dirinya hanya menjalankan APBDes yang sudah ada, apalagi diperparah dengan berbagai kebijakan pemerintah dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, sehingga tak mampu membiayai seluruh kebutuhan di desa. 

Dia menyebut postur APBDes Arma sebesar Rp1,5 miliar, sedangkan Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp 800.000.000 jadi totalnya Rp 2,3 Miliar yang dibelanjakan untuk bidang penyelenggaraan pemerintahan,  bidang pembangunan, bidang pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan. 

Pembelanjaan itu telah sesuai dengan regulasi yaitu Permendes  PDTT Nomor 7 Tahun 2021 tentang  proritas penggunaan Dana Desa tahun anggaran 2021.

Jaringan pengaman sosial yang dilakukan adalah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada 234  warga penerima BLT dengan total anggaran 60 persen dari total APBDes atau sekitar Rp700.000.000. 

“Sisanya dipakai untuk program kegiatan lainnya seperti pembangunan fisik. Pada tahun 2021 kita bangun talud penahan tanah dekat pastori jemaat dengan dana sekitar Rp240.000.000,” kata dia menerangkan.

Kades pun secara jujur mengaku merasa  tidak nyaman berkantor di gedung kantor desa yang telah dibangun sejak 2005 itu. 

“Bahkan saya sendiri tidak punya ruangan di dalam kantor ini. Ini adalah bangunan lama dari pemerintahan sebelumnya, tetapi mau bagaimana. Kita mau pakai dana desa untuk peningkatan atau pembangunan kantor desa tetapi tidak dibolehkan karena dibatasi oleh regulasi tadi,” jelasnya. 

Soal penilaian masyarakat atas sikap arogannya, Isak mengaku selalu mengedepankan sinergitas dengan semua pemangku kepentingan dalam setiap kegiatan desa.

Tentang dana pembinaan pemuda, hanya tersedia anggaran senilai Rp.5 juta pada APBDes 2021 dan telah diserahkan kepada Yosep Samangun sebagai ketua pemuda karang taruna  saat itu.  

Sementara di tahun  ini, belum ada pencairan dana pembinaan pemuda, sehingga belum bisa diserahkan kepada Elias Batkormbawa, ketua pemuda Arma.

WhatsApp%20Image%202022 10 21%20at%2017.40.36
Kepala Desa Arma – Isak Jambormias

Sementara, soal penggunaan dana kompensasi dari PT. Karya Jaya Berdikari sebanyak Rp50.000.000 , Isak mengaku telah dimusyawarahkan lebih awal dan disepakati untuk membiayai persoalan hukum yang menyeret kades.

“Dana kompensasi 300 juta yang diterima dari PT. KJB itu 20 persennya masuk ke PAD desa dan sisanya dibagikan merata  kepada seluruh masyarakat,” sambungnya.

Tentang tuduhan lain soal konsentrasinya berkuliah di salah satu kampus dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai kades maupun adanya isu soal kesiapan dirinya maju sebagai calon anggota DPRD Kepulauan Tanimbar, Isak dengan tegas menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan merupakan pengalihan isu yang sengaja dimainkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menggagalkan kepemimpinannya.

Pewarta: Novie Kotngoran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *