![]() |
Ilustrasi dugaan penembakan |
Langgur, Dharapos.com
Kapolres Maluku Tenggara AKBP. Muh. R. Ohoirat diminta segera mengusut tuntas penyebab kematian Gabriel Rahayaan yang oleh keluarga diduga akibat mengalami luka tembak.
Insiden tersebut diduga terjadi pasca bentrok antar dua kompleks Lampu Merah dan Pemda, beberapa hari lalu.
Desakan tersebut disampaikan salah satu keluarga almarhum, Ny. Mery Rahayaan, S.Sos, M.Si, kepada Dhara Pos, Minggu (3/4).
“Kami minta Kapolres dan jajarannya segera mengusut tuntas penyebab kematian saudara Gabriel Rahayaan,” desaknya.
Diakuinya, meninggalnya Gabriel Rahayaan cukup mengejutkan bahkan hingga kini masih menyisakan duka yang mendalam bagi pihak keluarga.
Pihak keluarga mengaku sangat menyesalkan terjadinya insiden yang menimpa almarhum.
Ny. Mery menuturkan perisitiwa yang dialami almarhum terjadi areal Ohoijang seputaran Kantor Bappeda Malra – Hotel Swita sekitar pukul 02.00 WIT kemudian korban langsung dilarikan ke RSUD Karel Satsuitubun Langgur areal sadsuitubun untuk mendapat pertolongan medis.
Namun, korban tidak bisa tertolong lagi karena luka yang dialaminya cukup parah dan sekitar pukul 10.00 WIT korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
“Diduga kuat korban ditembak dari belakang kepala tembus bagian mata kanan hingga biji mata keluar,” tuturnya.
Menurut Ny. Mery, pihak keluarga menduga kuat bahwa luka yang dialami almarhum adalah luka tembak.
“Kita harus bisa membedakan luka jatuh, atau akibat tikam senjata tajam, luka potong, patah atau luka tombak bahkan juga luka tembak. Ternyata luka yang dialami almarhum dari belakang kepala hingga tembus mata sebelah kanan sampai bola mata nyaris lepas dari tempatnya,” bebernya.
Yang sangat disesalkan pihak keluarga, korban tidak tahu menahu dengan masalah bentrok yang terjadi antar dua kompleks tersebut.
“Almarhum kan sementara berada di depan kantor Bappeda Maluku Tenggara sedangkan kelompok pemuda yang bentrok sudah pulang dan kelompok lampu merah berada persis di depan Gereja Katolik tetapi kenapa saudara saya bisa tiba-tiba terjatuh? Ini yang patut di pertanyakan,” sesal Ny. Mery.
Atas fakta ini, pihak keluarga juga meminta Kapolda Maluku untuk turun tangan menyikapi persoalan dugaan penembakan ini.
“Tanah ini khususnya wilayah kami orang Kei ini bukan wilayah teroris tetapi kenapa setiap terjadi bentrok selalu saja terjadi musibah dan ada korban jiwa. Bahkan anehnya lagi korban mengalami luka akibat tembakan misterius seperti kejadian beberapa waktu lalu terjadi juga hal yang sama,” kecamnya.
Pihaknya juga meminta para tokoh agama, adat, dan tokoh pemuda untuk serius menyikapi hal ini, karena di khawatirkan akan merembet.
Belum lagi sejumlah insiden yang terjadi pasca bentrok, dimana beberapa warga yang tidak tahu persoalan sempat di tahan petugas bahkan ada yang dihajar hingga babak belur sehingga hal ini membuat warga semakin resah terhadap tindakan tersebut.
Sementara itu, informasi yang dihimpun Dhara Pos, jenazah Gariel Rahayaan rencananya akan divisum
Selasa (5/4) di RSUD Karel Satsuitubun Ohoijang oleh dokter ahli forensik yang didatangkan dari Ambon dan Makassar.
Visum ini untuk memastikan lebih jelas apakah kematian almarhum disebabkan luka tembak atau ada penyebab lainnya.
(dp-20)