Hukum dan Kriminal

Keluarga : Kematian F. Rentor Tak Wajar

12
×

Keluarga : Kematian F. Rentor Tak Wajar

Sebarkan artikel ini
ilustrasi lakalantas
Ilustrasi Lakalantas

Langgur, Dharapos.com
Kepergian F. Rentor menghadap “Sang Khalik” untuk selama-lamanya telah menyisakan duka yang mendalam pada keluarganya terlebih sang ayah, Herman Rentor.

Pasalnya, menurut Herman, kematian anaknya yang juga pegawai honorer Satuan Polisi PP Kabupaten Maluku Tenggara dinilai tak wajar.

Kepada Dhara Pos, Herman menuturkan awal dirinya mendapat kabar kematian anaknya.

“Saat itu saya mendapat telepon dari keluarga di Tual sekitar pukul 21.00 WIT bahwa anak saya (F. Rentor, red) mendapat musibah kecelakaan lalu lintas dan belum sadarkan diri,” tuturnya.

Sesuai informasi yang diterimanya, lokasi kecelakaan anaknya terjadi di kawasan Kalanit, tepatnya di sebelah pondok jualan.

“Saat itu juga kami keluarga besar menuju ke rumah sakit untuk mengecek kondisi almarhum namun almarhum ternyata dalam kondisi tidak sadar hingga meninggal dunia sekitar pukul 12.00 WIT keesokan harinya di RS. Kudus Langgur,” bebernya.

Namun, saat itu, menurut Herman, dirinya melihat ada yang janggal terhadap kematian anaknya.

“Kalau memang almarhum alami laka lantas, kenapa tidak ada luka atau lecet di badan almarhum? Motor pun tidak terlihat ada kerusakan apa-apa malah dalam keadaan baik baik,” herannya.

Malah yang mengejutkan keluarga, lanjut Herman, belakang kepala almarhum seperti bengkak sementara darah keluar dari telinga dan hidung.

“Jadi dugaan saya kematian almarhum bukan karena laka lantas tetapi ada motif lain yaitu pembunuhan,” lanjutnya.

Karena itu, sebagai ayah kandung dari almarhum, Herman meminta Kapolres Maluku Tenggara dan jajaranxa untuk mengusut tuntas penyebab kematian almarhum.

“Saya minta polisi harus mengusut tuntas penyebab kematian anak saya. Kematian almarhum bukan karena laka lantas tetapi ini sebuah rekayasa jahat. Apalagi, anak saya juga tidak pernah merokok atau minum mabuk tetapi ada yang berniat jahat,” pintanya.

Herman menduga, almarhum sudah di target pelaku saat hendak melakukan piket malam di kediaman Bupati Malra.

“Intinya, polisi tidak boleh berdiam diri tapi harus segera mengusut tuntas kasus ini sampai pelakunya benar-benar terungkap,” tegasnya.


(dp-20)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *