Daerah

Kemenko PMK Gelar Roadshow Percepatan Penurunan Stunting-Kemiskinan Ekstrem di Maluku

8
×

Kemenko PMK Gelar Roadshow Percepatan Penurunan Stunting-Kemiskinan Ekstrem di Maluku

Sebarkan artikel ini

Sekda Mal Rakor Kemenko PMK Percepatan Penurunan Stunting


Ambon, Dharapos.com
– Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Maluku menggelar Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
di wilayah itu.

Giat bertempat di ruang rapat Lantai 6 Kantor Gubernur setempat,
Rabu (8/3/2023).

Rapat tersebut dipimpin secara virtual oleh Menteri
Koordinator PMK RI Muhadjir Effendy, dan diikuti oleh Sekretaris Daerah Maluku
Sadali Ie, Ketua TP-PKK yang juga selaku Duta Perangi Stunting Provinsi Maluku
Widya Pratiwi Murad, Jajaran Pejabat dari Kemenko PMK, Bupati/Walikota
se-Maluku, pimpinan OPD lingkup Pemprov dan Kabupaten/Kota, beserta pihak
terkait lainnya.

Dalam laporannya. Sekda mengucapkan terima kasih dan
memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Menko PMK bersama tim, yang telah
memperhatikan daerah ini, serta turut menjabarkan kondisi Provinsi Maluku,
terkait Kegiatan Penurunan Stunting dan Penanganan Kemiskinan.

“Secara geografis Maluku merupakan Provinsi Kepulauan yang
terdiri dari 1.340 pulau, dengan luas wilayah 712.498km2 yang didominasi laut
92,4% yakni 658.313 km2, dan luas daratan hanya 7,6% atau 54.185km2, dengan
jumlah penduduk 1,8 juta jiwa tersebar pada 9 kabupaten dan 2 kota, dimana
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Studi Status Gizi
Indonesia (SSGI), prevalensi stunting menunjukan penurunan yang cukup
signifikan dimana pada tahun 2018 stunting maluku mencapai 34,1% dan di tahun
2022 turun menjadi 26,1%,” Jelasnya.

Sekda mengatakan, kebijakan Pemerintah Daerah dalam
percepatan penurunan stunting dilakukan dengan intervensi program kegiatan
spesifik dan sensitif pada OPD terkait dengan melibatkan Pemerintah Pusat,
Lembaga non Pemerintah, Swasta, dan teristimewa TP-PKK Provinsi Maluku dan
Kab/Kota.

“Keberhasilan penurunan stunting ini juga tidak terlepas
dari peran Duta Parenting Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad, dan Mama
Parenting yang ada di kabupaten/kota,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan, jumlah penduduk miskin yang ada di
Maluku pada bulan September 2022 sebanyak 296.660 jiwa atau 16,23% dari jumlah
penduduk maluku dan jumlah penduduk miskin ekstrem sebanyak 65.846 jiwa atau
3,62% dari jumlah penduduk miskin.

“Berbagai strategi yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi
untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem antara lain, program kartu maluku cerdas
dan beasiswa untuk siswa miskin, program kartu maluku sehat dan potong pele
stunting, program rehabilitasi sosial dan pemulihan bantuan nasional, program
pemberdayaan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM), program rehabilitasi rumah
tidak layak huni, program penyambungan listrik bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu Kerjasama dengan Lembaga non pemerintah, program pangan lokal, serta
program penyediaan air bersih dan sanitasi” Ungkapnya.

Sekda juga menjelaskan, inovasi pemerintah daerah dalam
percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan dua kegiatan yaitu rumah
basudara sejahtera, yang merupakan sistem layanan rujukan terpadu bertujuan
untuk mengintegrasikan seluruh program, dari Pemerintah Pusat maupun Daerah,
dan Manggurebe Bangun Desa (MABES) yang bertujuan mewujudkan desa tertinggal,
menjadi desa berkembang, maju dan mandiri dengan kebijakan 1 OPD 1 Desa
Tertinggal.

“Beberapa permasalahan yang dihadapi Pemerintah Provinsi,
yakni memiliki konektivitas yang sangat sulit, kita bukan dipisahkan oleh laut
tetapi dihubungkan oleh laut, serta punya fiskal yang sangat kecil, untuk itu
dalam menunjang Percepatan Penanganan Stunting Dan Percepatan Penurunan
Kemiskinan, kita membutuhkan sentuhan dari Pemerintah Pusat lewat
program-program, melalui dana DAK atau Dekor yang dapat menunjang percepatan
program ini,” harapnya.

Sekda Mal Rakor Kemenko PMK Percepatan Penurunan Stunting2

Di tempat yang sama juga Widya, mengatakan bahwa sejak 3 Juli
2019 selaku Ketua TP-PKK Provinsi Maluku diteguhkan menjadi Duta Parenting,
dirinya menetapkan program-program agar tujuan untuk Perangi Stunting di daerah
ini bisa berhasil.

“Hal yang melatarbelakangi saya ingin segera melaksanakan
program perangi stunting di provinsi Maluku, karena pada 2018 lalu prevalensi
stunting 34,1 persen. Kalau bukan saya selaku Ibunya orang Maluku, siapa lagi
yang akan berusaha untuk ikut membantu program pemerintah,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan, pada saat dilantik menjadi Duta
Parenting, saat itu juga dirinya berkomitmen untuk ikut serta membantu
Pemerintah Provinsi sebagai Ketua TP-PKK dan Duta Parenting Provinsi Maluku,
dengan sinergi dan berkolaborasi untuk memerangi stunting.

“Setelah dikukuhkan juga saya tidak mau bekerja sendiri, dan
langsung mengukuhkan Mama-Mama Parenting yang merupakan Istri Bupati Walikota
Se-Maluku untuk, sehingga dapat serentak fokus bersama-sama perangi stunting.
Pada tahun 2019, saya bersama tim turun langsung pada beberapa lokus stunting seperti
Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, dan Kepulauan Aru, untuk melihat
secara langsung,” ujarnya.

Ina Latu Maluku itu juga, menyampaikan setelah turun pada
lokus-lokus, diketahui selain faktor kemiskinan yang menjadi latar belakang
stunting disampingnya juga ada, faktor air bersih, pola asuh anak, dan
ketidaktahuan ortu di desa terpencil tentang bagaimana mengasuh anak, agar anak
bisa mengonsumsi makanan sehat.

“Disini fungsi utama perangi stunting untuk mengatasi
permasalahan yang ad apada setiap lokus, sehingga pada tahun 2019-2022
prevalensi stunting menjadi 26,1%, hal ini merupakan peran bersama Ketua TP
PKK, Duta Parenting, dengan Pemerintah Provinsi maupun Kab/Kota yang
bersama-sama melihat secara langsung apa yang terjadi di pada lokus-lokus
stunting,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, steelah kunjungan pada lokus-lokus
pihaknya membuat komitmen dengan Pemerintah Kab/Kota, agar setiap masalah yang
ditemukan, dapat didiskusikan dan bisa ditindaklanjuti oleh Mama Parenting
melalui inovasi-inovasi yang dibuat, salah satunya seperti pemberian makanan
bergizi.

“Stunting ini memerlukan sentuhan langsung, perlu adanya
keterlibatan pimpinan untuk melihat dan mencari solusinya, serta memerlukan
sosok figur penggerak untuk melihat secara langsung lokus-lokus stunting untuk
sama-sama bergerak perangi stunting,” tutupnya.

(dp-53)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *