Berita Pilihan Redaksi

Kesiapan Operasi Blok Masela, Orang Maluku Jangan Jadi Penonton

39
×

Kesiapan Operasi Blok Masela, Orang Maluku Jangan Jadi Penonton

Sebarkan artikel ini
Blok Masela
Peta lokasi Lapangan Gas Abadi Blok Masela, Maluku Tenggara Barat 

Ambon, Dharapos.com
Guna menunjang beroperasinya lapangan minyak dan gas Blok Masela, di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) maka diperlukan adanya kesiapan yang maksimal di berbagai bidang.

Dalam hal ini, jasa konstruksi dan sektor lainnya menjadi sangat penting untuk kesiapan daerah.

Karena jika tidak, maka orang  Maluku hanya akan menjadi penonton di negeri sendirinya.

Anggota Komisi VII DPR – RI asal Maluku, Mercy Barends, yang dikonfirmasi bahkan membenarkan kondisi tersebut jika tak dilakukan persiapan sejak jauh-jauh hari.

“Begitu Blok Masela siap, hilirisasi mulai berkembang sementara sektor swasta daerah tidak siap, entah  itu jasa konstruksinya, perpipaannya, jasa bangunan dan sebagainya tidak siap, maka investor dari luar daerah yang akan  masuk menikmatinya,” cetusnya.

Dengan kondisi ini, Maluku tidak akan memperoleh keuntungan yang berarti.

Menurut srikandi Maluku asal Bumi Jargaria ini,  saat ini begitu pentingnya pemberdayaan investor lokal untuk ikut berperan serta dalam  berbagai  sektor dalam rangka menunjang operasional Blok Masela.

Selain itu juga, dibutuhkan kesadaran berbagai pihak agar anugerah Tuhan yang luar biasa untuk negeri ini dapat dikelola  dengan baik.

”Momentumnya di depan mata kita, jadi jangan sampai lewat begitu saja lalu kita kehilangan, karena kita tidak siap,” tandas Barends.

Dikatakannya, yang sangat diutamakan dalam menyambut beroperasinya Blok Masela yaitu kesiapan sumber daya manusia, kapasitas modal dan berbagai hal untuk itu.

Karena pengembangan gas kepulauan ini bukan hanya dari sisi pemenuhan kebutuhan energi untuk masyarakat kecil.

Ia mencontohkan, di sejumlah daerah di Jawa dan juga Makassar ada City of Gas yang sifatnya pipanisasi dimana gas dialirkan ke rumah-rumah tangga.

Barends pun mengakui jika dirinya belum mengetahui  model pengembangan gas kepulauan ini.

Menurutnya, pihak swasta pun dapat ikut mengambil bagian dengan membuat mini storage (tempat penyimpan kecil) untuk  LPG dan CNG atau semacamnya serta bisa dikembangkan dan disalurkan kepada masyarakat atau juga bisa dihubungkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik, seperti di Tulehu.

Ditambahkan pula, daerah-daerah perbatasan  yang selama ini mengalami krisis kelistrikan dapat beralih dengan menggunakan bahan bakar gas.

”PLTD – PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, red) yang berada di perbatasan khususnya yang menyala tidak dan mati pun tidak, kemudian kesulitan BBM dan sebagainya, bisa secara bertahap dikonversi  ke gas atau ke panas bumi. Jadi sumber terbarukan yang juga ramah lingkungan,” bebernya.

Selain itu, jika rencana pengembangan energi ini baik untuk pemenuhan kebutuhan energi di daerah, maka dengan sendirinya  langsung  berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional.

Barends pun berharap semua pihak baik, pemerintah, sektor swasta termasuk akademisi, elemen
masyarakat, hingga praktisi lingkungan dapat melihat hal ini sebagai pekerjaan bersama.

“Untuk berkonstribusi dalam pengelolaan kekayaan alam yang ada bagi kesejahteraan masyarakat di daerah ini,” tukasnya.


(dp-19)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *