Utama

Pers di Maluku Diingatkan Tak Besar-besarkan Berita

21
×

Pers di Maluku Diingatkan Tak Besar-besarkan Berita

Sebarkan artikel ini
Gubmal Pers
Gubernur Ir. Said Assagaff saat memimpin rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah membahas penyelesaian pertikaian antara warga Negeri Hitulama dan Negeri Kailolo, di Ambon, Rabu (10/5)

Ambon, Dharapos.com 
Gubernur Maluku  Ir. Said Assagaff meminta pers di Maluku, untuk ikut merawat suasana damai di Maluku, lewat pemberitaan yang “sejuk”.

“Tadi kami sepakat untuk menjaga situasi damai di daerah ini. Dan saya minta supaya teman-teman pers juga membantu kita, untuk tidak membesar-besarkan berita, terkait pertikaian maupun kesalahpahaman yang terjadi (antara desa) selama ini,” imbuhnya, usai rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) membahas penyelesaian pertikaian antara warga Negeri Hitulama dan Negeri Kailolo, di Ambon, Rabu (10/5).

Gubernur meminta kerja sama pers di daerah ini, agar berita-berita yang mau disampaikan kepada masyarakat, bisa dilihat dengan lebih baik lagi.

“Tolong dipikirkan lagi, apakah berita ini, ketika saya tampilkan, akan merusak suasana atau tidak. Sebab pers itu, dalam satu menit bisa memberi dampak besar dari pemberitaannya, tapi untuk memulihkan situasinya, terkadang butuh waktu yang lama,” imbuhnya.

Diakui Gubernur, sebagai warga Kota Ambon dan Maluku, yang dikenal sebagai orang-orang yang bermartabat, tentu tidak ingin lagi kejadian yang lalu-lalu itu terulang.

Karena itu, ia meminta pemahaman dari pers di daerah ini, untuk terus mensosialisasikan perdamaian di Provinsi Maluku.

“Hari ini juga, Bupati akan menyentuh warga masyarakat di tiga negeri. Baik itu di Hitu, Hitulama/Hitumeseng maupun Kailolo. Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan. Pengungsi yang ada sekarang ini, akan segera kita kembalikan. Suasana beribadah di bulan Ramadan harus kita jaga,” sambungnya.

Gubernur juga mengingatkan, tanggal 15 Mei, akan ada perayaan 200 tahun Hari Raya Pattimura. Banyak tamu-tamu akan datang untuk perayaan tersebut.

“Saya baru kembali dari Belanda. Saya dapat info, banyak tamu dari Belanda yang akan ke Saparua untuk menyaksikan acara tersebut. Saya sudah berjanji ke mereka, sampai di sini, kita akan bersama-sama berangkat tanggal 15 pagi berangkat ke Saparua,” terangnya.

Gubernur juga mengaku, sewaktu di Leiden University, Belanda, dia juga sudah cerita banyak tentang toleransi dan keberagaman di Maluku, dan itu sangat diakui oleh peserta pertemuan di sana.

“Banyak di antara mereka yang mau melihat kondisi Kota Ambon dan Maluku saat ini seperti apa. Karena itu kita minta pers ikut membantu. Sebab stabilitas keamanan bukan hanya urusan Pemda, Polisi maupun TNI saja. Tapi milik semua, termasuk pers,” tandasnya.

Gubernur lantas menceritakan, situasi rapat yang baru saja digelar di Kantor Gubernur Maluku itu.

Dia katakan ada berita gembira, yakni di akhir pertemuan, melalui telepon seluler milik Pangdam, Raja Kailolo menyapa dan berbicara dengan Raja Hitulama Salhana Pellu, yang tidak hadir, karena undangannya tidak sampai ke tangannya.

“Melalui speaker phone, semua peserta mendengar kedua Raja saling sapa dengan santun. Mereka berdua mengaku, sebagai sesama Latupati, mereka sama-sama bertanggung jawab menjaga suasana yang ada saat ini, dan mengajak menghentikan kesalahpahaman yang ada,” tutur Assagaff.

Menyinggung langkah selanjutnya, Gubernur katakan, proses hukum tetap utamakan.

“Para pelaku harus kita sidangkan, untuk mencari kalau ada aktor-aktor yang bermain di balik itu. Kita harus temukan. Saya ingin Maluku ini tetap aman,” tukasnya.

Selain Gubernur dan majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, sejumlah pejabat yang ikut hadir dalam
pertemuan, antara lain Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, Kapolda Maluku Irjen Pol Deden Juhara, Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua, dan Raja Negeri Kailolo Rusdi Marasabessy.


(dp-19)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *