![]() |
Ketum BTM (tengah) saat menggelar konferensi pers didampingi Sekum Persipura Rocky Bebena (kiri) dan manajer Rudi Maswi (kanan) |
Jayapura, Dharapos.com
Pasca pembekuan PSSI oleh Menpora yang berujung pada pemberian sanksi oleh FIFA telah berdampak pada eksistensi seluruh klub sepak bola di tanah air.
Salah satunya adalah tim kebanggaan masyarakat Papua, Persipura Jayapura yang pada Jumat (5/6) resmi dibubarkan pihak manajemen sampai menunggu masa waktu pencabutan sanksi atas PSSI oleh FIFA.
Demikian pernyataan resmi yang disampaikan Ketua Umum Persipura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM saat menggelar konferensi pers di lantai dua Grand Abe Hotel, kota Jayapura, Provinsi Papua.
Keputusan yang diambil melalui hasil rapat manajemen pada Kamis (4/6) meninggalkan kesedihan dan rasa haru atas kenyataan pembubaran tim berjuluk Mutiara Hitamtersebut.
Kepada puluhan wartawan, BTM menegaskan saat ini Persipura adalah tim yang punya nama besar di kancah persepakbolaan Nasional.
Bahkan sebelum berakhir duka, prestasi Persipura yang meraih bintang empat dalam perjalanan Liga Super Indonesia yang merupakan kompetisi tertinggi di negeri ini, telah mencapai prestasi besar di kanca Asia karena di tahun 2014 lalu mewakili Republik ini hingga babak Semi Final.
“Prestasi Persipura di tahun ini pada kompetisi yang sama di level Asia sungguh luar biasa, dengan melaju hingga ke 16 besar apalagi dengan target yang diusung yaitu menjuarai piala AFC,” tegasnya.
Namun, diakui BTM, semua sirna alias gagal total akibat dampak dari adanya kisruh antara PSSI vs Menpora yang berujung pada pemberian sanksi oleh FIFA.
“Walau sudah dilakukan pendekatan langsung maupun lewat surat namun semuanya gagal. Dan dalam hal ini juga Persipura tetap patuh terhadap Federasi PSSI,” bebernya.
BTM mengaku, morat-maritnya perjalanan manajemen pesepakbolaan Indonesia yang diwarnai kisruh berkepanjangan antara Menpora dan PSSI membuat dirinya selaku Ketua Umum Persipura membubarkan tim Mutiara Hitam. Sedangkan terkait masalah gaji dan lain-lain, manajemen Persipura akan berbicara dengan pihak sponsor.
“Manajemen Persipura sebelum mengambil keputusan telah melakukan rapat yang cukup panjang di kediaman Manajer Persipura Rudi Maswi sehingga keputusan yang diambil adalah tim ini harus dibubarkan, sambil menunggu pencabutan surat pembekuan Menpora terhadap PSSI,” urainya .
Manajemen Persipura juga tidak mencampurkan batalnya pertandingan Persipura lawan Pahang AC, dengan regulasi yang dikeluarkan FIFA dengan membekukan PSSI, karena dengan demikian Persipura gugur dengan sendirinya.
“Makanya manajemen juga tidak ikuti rombongan yang akan ke AFC bersama Menpora, dan hal ini merupakan satu pembohongan public. Federasi manapun tidak pernah menerimah campur tangan
Pemerintah dalam urusan sepak bola, karena mereka hanya menghargai Federasi yang ada di negaranya termasuk di Indonesia hanya PSSI,” kembali tegasnya .
Untuk itu, selaku Ketua Umum Persipura, BTM telah memerintahkan manajer Persipura untuk tidak ikut bersama rombongan Menpora ke AFC karena Persipura telah dibubarkan. Dan apapun kepetusuan nanti dari AFC, BTM juga tegaskan tidak ada yang main nantinya.
“Persipura akan tetap komitmen untuk mengikuti kompetisi yang resmi dan jelas yang di selenggarakan PSSI dan bukan Mepora, sehingga kompetisi yang akan dilakukan nanti lewat pengurus transisi versi Menpora, Persipura tidak akan mengikutinya karena manajemen tetap menjaga nama besar Persipura dalam kancah sepak bola nasional,” cetusnya.
BTM menolak dengan keras apabila ada klub lain yang muncul tidak boleh sekalipun menggunakan nama Persipura. Hal tersebut dilakukan karena untuk menjaga para pendiri Persipura.
Hal senada juga disampaikan Sekertaris Umum Persipura, Rocki Bebena bahwa tawaran kompetisi yang disampaikan tim transisi atau kelompok lain tidak akan diikuti Persipura namun Persipura tetap berada pada kompetisi yang diselenggarakan PSSI.
“Karena kompetisi yang diikuti hanya yang dilaksanakan olehPSSI, FIFA dan AFC,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama Manager Persipura Rudi Maswi juga menambahkan terkait pembubaran Persipura maka dari segi pendanaan manajemen telah berkomunikasi dengan PT Freeport Indonesia selaku sponsor.
“Manajemen harus jujur kepada sponsor bahwa Persipura telah dibubarkan agar untuk sementara pendanaan juga dihentikan sampai Persipura kembali eksis,” sambungnya.
Namun sampai saat ini belum ada keputusan dari PT.Freefort terkait pemutusan penyaluran dana kepada manajemen Persipura untuk membiyayai para pemain.
“Kami belum tahu apakah akan dilakukan pemutusan ataukah tetap dana disalurkan,” tutupnya.
(dp-25)