Papua, Dharapos.com
Pemerintah Provinsi Papua melalui Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri terus membangun hubungan kerjasama di berbagai bidang bagi masyarakat yang berada di daerah perbatasan dengan mengadakan pelatihan ketrampilan bagi generasi muda RI-PNG yang berada di daerah perbatasan.
Gubernur Papua, Lukas Enembe, S. IP MH mengatakan, dalam rangka memperkokoh dan meningkatkan kerjasama sosial budaya di daerah perbatasan, masyarakat Provinsi Papua, RI dan Provinsi Sandaun, PNG mengikuti pelatihan keterampilan yang digelar Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja dan Industri.
“Jadi, kegiatan pelatihan ini saya anggap menjadi moment penting dalam meningkatkan hubungan sosial budaya bagi masyarakat di perbatasan RI-PNG serta dapat membawa suatu perubahan kearah kesejahteraan,” kata Gubernur Papua dalam sambutan yang dibacakan Asisten III Bidang Umum Papua, Rosina Upessy, SH saat membuka pelatihan ketrampilan, di hotel Nijo BLKI Jayapura, Senin (8/6).
Pelatihan ketrampilan ini di ikuti 20 peserta diantaranya, 10 peserta dari kampung Skouw Provinsi Papua, Republik Indonesia dan 10 peserta lagi dari Provinsi Sandown, PNG selama kurang lebih enam hari dengan materi ketrampilan di bidang pertukangan dan tata rias.
Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, Suzana Wanggai menjelaskan, kegiatan pelatihan sangat baik untuk bagaimana meningkatkan ketrampilan para generasi muda, seperti ingin belajar pertanian di Jayapura ataupun Kabupaten Merauke.
Lebih lanjut, kata Wanggai, dalam tahun 2015 ini Pemerintah Provinsi Papua ingin mengimplementasikan apa yang disebut hubungan masyarakat (People contec) dengan mengundang muda mudi dari Papua dan PNG untuk belajar pelatihan ketrampilan.
“Ini penting sekali untuk bagaimana supaya didalam keseharian mereka bisa belajar serta berinteraksi,” kata Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Papua, Suzana Wanggai.
Untuk itu, pihaknya berharap dengan adanya interaksi yang dilakukan, kedepan komunikasi antar Papua dan PNG semakin baik. Apalagi yang mengikuti pelatihan saat ini adalah anak anak muda.
“Untuk perempuan kita bawa bagaimana untuk bisa tata rias dan laki laki pertukangan. Ini bukan dari kami yang minta harus begini begitu, tapi ini kebutuhan mereka sendiri dan mayoritas kemauan mereka seperti itu. Muda-mudahan ini bisa berjalan terus,” jelasnya.
(dp-30)