![]() |
Kegiatan peringatan HUT Injil ke 105 |
Jayapura, Dharapos.com
Tanggal 10 Maret 2015, masyarakat se-tanah Tabi melakukan ibadah syukur guna merayakan Hari Ulang Tahun masuknya Injil di atas daratan tersebut yang dilaksanakan di pulau Debi, tepat di depan tugu pendaratan pembawa injil pertama, yang di hadiri ribuan umat kristen se tanah Tabi.
Turut hadir, Walikota Jayapura, Dr Benhur Tommi Mano, MM, Wakil Walikota, Sekretaris Kota, ketua DPRD Kota, Bupati Sarmi, Dandin 1701 Jayapura,Sekda Provinsi Papua, ketua Sinode GKI Papua, ketua LMA Port Numbay, para ondoafi se-tanah Tabi, dan para ketua organisasi gereja se-Tanah Tabi, serta ketua pekabaran Injil Metu Debi
Walikota dalam sambutanya mengatakan HUT Pekabaran injil yang ke-105 di tanah Tabi dalam ibadah syukur ini sebagai bagian dari rencana besar Tuhan kepada manusia dan tanah Tabi, teluk Youtefa,Pulau Metu Debi (Sorga kecil yang jatuh ke bumi).
Walikota juga menyampaikan apresiasi dan ungkapan syukur inisiatif Badan Pengurus GKI Klasis Jayapura, yang turut mengundang seluruh jemaat dari berbagai denominasi gereja kristen di tanah Tabi untuk mengambil bagian dalam ibadah syukur ke 105 pekabaran injil di pulau Metu debi (pulau Debi).
“Pulau Metu Debi merupakan saksi sejarah dalam perkembangan misi injil di kota Jayapura dan dari pulau Debi awalnya perkembangan injil dikabarkan hingga ke seluruh pelosok tanah tabi,” ungkapnya.
Ketika itu, lanjut Walikota, Pdt.F.J.S van Hacel ketika menginjak kakinya di pulau Metu Debi pada 10 Maret 1910 dengan membawa misi injil Kristus yang oleh Ondoafi besar Tobati, Enggros menyebut Injil adalah Matahari yang sesungguhnya.
“ini merupakan tanda dimulainya sebuah peradaban baru di tanah Tabi yang di mulai dari pulai Metu Debi,” lanjutnya
Dikatakan juga, perayaan 105 tahun tersebut patut di syukuri dan di hayati oleh anak-anak negeri Tabi atas sebuah karya kasih Allah yang besar dalam sejarah hidup manusia di tanah ini. Hari pekabaran injil yang di tandai dengan ibadah syukur, hendaknya memberikan ingatan kepada semua masyarakat, tentang masa depan generasi manusia Tabi juga tanah dan hidupnya.
“Arah dan kebijakan politik di negara ini dapat berubah,tapi iman dan kepercayaan kepada Tuhan Allahg di dalam Yesus Kristus sang kepala gereja tak akan pernah berubah untuk selama-lamanya,” cetusnya.
Walikota lebih lanjut, menambahkan, merefleksikan 105 tahun injil masuk di tanah Tabi maka sama halnya degan 105 tahun Tuhan berkarya di tanah Tabi bahkan Tuhan akan terus ada dan berkarya untuk melaksanakan rencananya menawarkan karya keselamatan kepada umat manusia khusus yang mendiami tanah ini.
“Kita juga patut bersyukur karena 100 tahun lebih iman Kristiani dan gereja berkarya melayani di tanah tabi sehingga terjadi perubahan dan menghasilkan banyak hamba-hamba Tuhan yang bekerja dan berkarya di ladangnya sehingga harus di syukuri di semua aspek kehidupan. Namun sejatinya ungkapan syukur yang paling dalam adalah hidup dan bekerja dan berkarya dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya di semua bidang kehidupan dan takut akan Tuhan,” tambahnya.
Perayaan 105 tahun ini adalah bentuk ungkapan syukur bagi kemuliaan nama Tuhan atas semua yang telah di peroleh, serta bersyukur dan memuliakan Allah karena kebesaran dan keagungan-Nya kepada umat-Nya.
“Sehingga sudah selayaknya dan sepantasnya ada ungkapan syukur untuk kita melaksanakan perayaan ibadah syukur pekabaran injil di tanah Tabi. Hanya oleh kemurahan Tuhan kita boleh hidup dan membangun kehidupan di atas tanah tabi, kata terindah yang boleh terucap “Bersukur”memuji dan bermazmur bagi kemulaian Tuhan,” tandas Walikota.
Sejak awal dunia, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun bahkan hidup manusia juga terus bertumbuh mengikuti perkembangan. Ada yang pergi sebaliknya ada yang datang bahkan juga pada awalnya banyak manusia yang hidup baik dan sopan,berprilaku terpuji, taat pada nasehat orang tua dan guru, tahu juga untuk bedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Namun pada 10-20 tahun terakhir hampir semua berubah karena terpolarisasi dengan kehidupan modern.
“Kebersamaan, kekeluargaan, solidaritas, dan kesenjangan sosial yang dulu menjadi bagian dari nilai kehidupan yang dihayati sangat kental kini terkikis oleh abrasi kehidupan modern yang menempatkan egoistis di atas segalanya,” bebernya.
Walikota mencontohkan kasus KDRT, perceraian, serta gangguan di jalan, bahkan pemalakan dan pencopetan yang sering meresahkan masyarakat dan di anggap biasa saja.Selain itu, juga banyak anggota keluarga dan masyarakat yang hidup baik dan takut kepada Allah, namun dengan merosotnya nilai-nilai kehidupan, nilai moral, nilai iman, hukum dan sosial mengindikasikan ada yang tidak beres.
“Sehingga pemerintah mempunyai kewenangan untuk memperbaiki dan mengarahkan masyarakat untuk menjalani kehidupan sesuai aturan hukum yang berlaku. Masyarakat bisa mempunyai tangung jawab untuk mempertahankan keutuhan keluarga, menghargai lembaga perkawinan, bahkan lembaga pranata sosial lainnya, lembaga adat, paguyuban dan sebagainya,” urainya.
Pemerintah, tegas Walikota, akan terus mengayomi masyarakat untuk menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan,namun harus ada kerja sama dan sinergis dengan berbagai komponen masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Sekda Provinsi Papua, Hery Dosinaen yang mewakili Gubernur Papua menyampaikan apresiasi peringatan masuknya Injil di tanah Tabi dan kepada seluruh umat kristiani menegaskan, perayaan HUT Injil di tanah Tabi harus dilaksanakan dengan satu semangat, satu kebangkitan di atas tanah Port Numbay ini.
“Hari ini merupakan satu pergerakan iman yang sangat luar biasa,satu kekuatan iman yang dasyat, kehadiran jemaat di pulau Debi adalah menunjukkan satu kebangkitan dan tetunya ekivalen dengan visi, misi Gubernur Papua yaitu Papua bangkit Mandiri dan sejahtera,” tegasnya.
Dikatakan pula, di hari ini masyarakat tanah Tabi bersyukur kerpada Tuhan yang maha Kuasa,untuk membuka lembaran sejarah pada 105 tahun yang lalu bahwa dengan masuknya injil maka kegelapan berubah menjadi terang, dan keterisolasian menjadi terbuka.
“Selaku umat, kita harus bersyukur untuk melanjutkan perjuangan leluhur kita yang hidup di atas tanah Tabi, terus bergandengan tangan untuk meneruskan perjuangan iman leluhur kita di atas tanah Tabi,
Provinsi Papua. Kita harus bersatu sehingga akan terpatri dalam diri kita persatuan yang diimplementasikan dalam satu kesaksian, pelayanan,sehingga ada satu keyakinan bahwa satu saat kita akan mencapai apa yang dijanjikan di atas tanah terjanji,” kata Gubernur.
Lebih lanjut, ungkap Gubernur, tanggal 10 Maret merupakan satu tahun 10 bulan dirinya memimpin Pemprov Papua dan perjalanan sejarah membuktikan bahwa perjuangan belum berakhir,cita-cita yang terpatri dalam visi misi menjadi tugas dan tanggung jawab semua.
Orang nomor satu di Papua ini juga menghimbau kepada semua warga Port Numbay khususnya untuk mendukung Pemkot Jayapura yang adalah wakil Allah agar bagaimana mengatur dan mengurus kota ini yang menjadi sentral dan cahaya bagi tanah Papua.
“Atas nama Gubernur, meminta kepada Walikota dan Bupati Jayapura, Sarmi, Keerom dan Membramo Raya agar mengemas satu regulasi peraturan daerah untuk tanggal 10 dijadikan hari libur bagi tanah Tabi,” himbaunya.
Usai memberikan sambutan, Sekda memberikan bantuan dana kepada panitia perayaan HUT masuknya injil di Tanah Tabi yang diterima langsung oleh ketua Panitia.
Ketua Sinode Gereja Kristen Injil (GKI) di tanah Papua, Pdt Alberth Yoku,S.Th juga turut menyampaikan beberapa pesan kenabian selaku pimpinan gereja.
“Kita harus menghayati bahwa kehidupan baik pemerintah gereja maupun adat dan seluruh umat haruslah hidup berpadanan dengan Injil, artinya perkataan dan perbuatan kita menunjukkan suatu nilai bahwa Injil sudah di bawa dan tertanam di tanah Tabi. Kita juga harus menceritakan sejarah ini kepada anak cucu kita, sehingga mereka tidak melupakan sejarah perbuatan Allah yang dahsyat di tanah Tabi agar turum-temurun terus mengingat perkara yang besar yang di buat Tuhan atas negeri dan tanah ini,” pesannya.
Selain itu, Yoku juga berpesan bahwa apa yang telah dituliskan di dalam kitab Amos pasal 5:27 yang menyatakan “Hendaknya perayaan-perayaan yang kita lakukan dalam memperingati hari tentang Tuhan datang ke tengah-tengah umatnya harus diperingati secara sederhana, harus diperingati karena takut dan tunduk kepada Tuhan.
“Bukan soal jumlah dan banyaknya orang yang hadir di suatu perayaan, tetapi apakah kamu percaya bahwa hari ini Tuhan datang di sini dan ini yang menentukan perayaan hari masuknya injil adalah perayaan dimana kepercayaan kita kepada Tuhan di peringati kembali,” tutupnya.
(Harlet)