![]() |
Dr. Benhur Tommi Mano, MM (tengah) |
Jayapura, Dharapos.com
Kemajuan di bidang pendidikan serta pembangunan sangat identik dengan perubahan dan guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional.
Hal ini ditegaskan Walikota Jayapura Dr. Benhur Tomi Mano, MM saat memberikan arahan kepada seluruh guru mata pelajaran pada acara Rapat Kerja Sekolah dan Workshop Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Jayapura, Selasa (13/1).
“Guru di kota Jayapura bukan guru foto kopi. Seorang pemimpin harus memiliki pikiran dan inovasi yang baru untuk bagaimana merubah kota ini,” ungkapnya.
Ditambahkan, seorang pemimpin dimana dia ditempatkan harus juga sejalan dengan perubahan yang dia lakukan karena setiap SKPD harus menunjukkan perubahan sebagaimana yang dibuat pada SKPD tersebut.
Lebih lanjut, jelas Walikota, dunia pendidikan di kota Jayapura sering dibicarakan sebagai barometer pendidikan di tanah Papua, namun apakah betul hal tersebut sudah dilakukan di Port Numbay.
“Dibutuhkan seorang guru yang punya hati nurani untuk negeri dan tanah dimana dia ditempatkan untuk bekerja sebagai seorang guru. Karena tugas seorang guru adalah bagaimana mencerdaskan anak bangsa yang tinggal di kota ini,” jelasnya.
Bahkan, sambung Walikota, dirinya ingin agar semua anak baik itu keriting atau tidak, anak tersebut juga adalah anak Indonesia. Anak Papua juga sama dengan anak Indonesia lainnya yang ada di kota ini dan itu yang akan dibuat di kota ini begitu pula SDM pada setiap sekolah baik, ditingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SMK.
“Sering hati kecil saya menangis karena ada beberapa sekolah di daerah perbatasan yang tidak ada guru untuk mendidik anak-anak di sana sehingga proses belajar mengajar tidak jalan,” tuturnya.
Masih banyaknya guru yang hanya berteriak tentang sertifikasi guru, masih menjadi satu persoalan dalam empat tahun kepemimpinan dan tersisa satu tahun sebelum mengakhiri masa jabatan sebagai Walikota sehingga dirinya mengharapkan harus ada perubahan di dunia pendidikan.
“Kami juga sediakan dana DAK yang besar dan dengan dana ini bisa dilakukan oleh kepsek dengan petunjuk operasional yang diberikan, ada swadaya dan guru yang akan menyusun apa yang harus dilakukan, bukan di dinas. Mungkin ada penambahan ruang kelas, laboratorium atau penambahan kelas dengan cara swakelola dan tidak ditenderkan,” bebernya.
![]() |
Para peserta Raker |
Pemkot juga sediakan dana 2 milyar untuk dibagikan kepada seluruh siswa/i dan kepsek sendiri yang mengaturnya untuk dibagikan kepada setiap siswa agar dapat meringankan beban orang tua.
Terkait pelaksanaan Kurikulum 2013, diakui Walikota sangat berat, namun butuh komitmen bersama untuk melaksanakannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan kota Jayapura, Dr. Roberth J. Betaubun, kepada wartawan mengatakan Raker dan Workshop K13 yang dilakukan di SMAN 1 Jayapura adalah untuk membicarakan tentang aplikasi sistem penilaian termasuk kembali memantapkan k13 di sekolah tersebut.
“Selain itu juga, manajemen pembaharuan di dalam pelaksanaan implementasi K13 dari sisi keunggulan seperti apa kemudian dampak pelaksanaan sampai pada persiapan pelaksannaan K13 pada 2018,” terangnya.
Sesuai dengan pernyataan Mendikbud, K13 akan dilaksanakan secara bertahap sampai tahun 2018, bahkan Permendikbud No. 160 Tahun 2014 tidak mewajibkan untuk melaksanakan K13 dan K2006.
“Masing-masing daerah pada satuan pendidikan dapat melakukan pilihan untuk melaksanakan yang mana dan Permen mengisyaratk bahwa sekolah yang telah melaksanakan K13 sebagai sekolah sasaran selama 3 semester dapat melaksanakan K13 dan untuk kota Jayapura ada 19 SD, 5 SMP dan 4 SMA dan SMK, sementara klaster ada 15 pada 2 sekolah yaitu SMA negeri 4 dan sisanya pada SMA Negeri 2,” rinci Kadis.
Dengan demikian, dalam implementasi K13 untuk yang baru 1 semester diamanatkan dalam Permen Mendikbud tersebut mengarahkan bahwa pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015 kembali melaksanakan K2006 sehingga hal tersebut perlu disosialisasikan kepada seluruh sekolah karena telah disepakati untuk semua sekolah yang ada di kota Jayapura.
(Harlet)