![]() |
Kepala Disdikbud Kabupaten Malra, Clemens Welafubun |
Langgur, Dharapos.com
Tahun 2017, pendidikan yang menjadi salah satu sektor prioritas Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) mulai mengalami perbaikan.
Upaya perbaikan tersebut telah dimulai sejak 2016 setelah Pemerintah setempat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malra mengevaluasi berbagai program dan permasalahan yang ada lalu fokus pada 4 program prioritas.
Keempatnya masing-masing, layanan akses pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat, dan peningkatan tata kelola pendidikan.
“Setelah kita lakukan evaluasi akhir, ternyata kita sudah mengalami perbaikan pada tata kelola pendidikan dan peningkatan partisipasi pada masyarakat dengan komite-komite sekolah sudah mulai ada dan fungsi komite sudah berjalan baik,” akui Kepala Disdikbud Malra, Clemens Welafubun yang dikonfirmasi, baru-baru ini.
Merujuk pada keberhasilan itu, maka pada 2019 mendatang, Disdikbud bakal memprioritaskan pada peningkatan mutu dan peningkatan akses pendidikan.
“Kita berharap bahwa siswa kita ke depan bisa berkualitas karena memang di layani dengan sistem pendidikan yang berkualitas dan oleh para pelaku pendidikan yang berkualitas yang ditunjang dengan akses pendidikan yang juga memadai,” tandasnya.
Dan, pihaknya berencana mengembangkan hal yang sama pada wilayah-wilayah yang sulit terjangkau.
Walaupun di Kabupaten Maluku Tenggara sudah hampir seluruh desa ada SD namun mungkin saja ada wilayah yang belum terjangkau, maka pihaknya akan membuka sekolah SD atau SMP.
“Untuk penyediaan sekolah mungkin sudah cukup tapi kita akan lebih banyak fokus pada penyediaan sarana penunjang pendidikan seperti perpustakaan dan laboratorium baik laboratorium IPA maupun komputer,” urainya.
Termasuk menambah ruang belajar bagi sekolah yang kekurangan ruangan kemudian merehabilitasi ruang belajar yang rusak.
“Hal-hal ini yang akan kita prioritaskan di tahun 2019 sementara untuk peningkatan mutu itu kita harus melakukannya secara menyeluruh kepada pelaku pendidikan baik itu mutu pendidikan bagi para pengawas sekolah, bagi para kepala sekolah dan bagi guru maupun peserta didik,” tandasnya.
Meski demikian, ia mengingatkan agar ada keseimbangan baik dalam capaian akademik maupun keberhasilan dalam pembentukan karakter siswa yang sering kali disepelekan.
Apalagi sejak 2017 lalu, kebudayaan telah bergabung kembali dengan pendidikan.
“Karena itu di tahun 2019 juga kita akan lebih banyak fokus pada pengembangan pendidikan, dan kebudayaan teristimewa kita menguatkan dulu institusi-institusi budayanya karena memang selama ini perangkat budaya hampir tidak berjalan secara baik,” akuinya.
Tak ketinggalan, pengembangan dan penataan kembali terhadap situs-situs bersejarah.
“Teristimewa adalah kita mau menginternalisasi nilai-nilai budaya masuk ke pendidikan sehingga pendidikan karakter yang kita kembangkan di sekolah itu lebih banyak nilai-nilai budaya yang ada disini. Saya kira itu menjadi prioritas kita di tahun 2019,” tukasnya.
(dp-40)