![]() |
Suasana Sholat Idul Adha di Masjid Almuhajirin, Dusun Waemeteng, desa Piru, SBB |
Piru,
Wakil Bupati Seram Bagian Barat, H. Muh. Husni dan Sekretaris Daerah, Mansur Tuharea bersama ribuan masyarakat Dusun Waemeteng pantai Desa Piru khususnya kota Kabupaten memenuhi Mesjid Almuhajirin mengikuti Salat Idul Adha 1434 H, Minggu (5/10) pagi.
Salat yang dipimpin imam, Awat Renhuat ini, turut dihadiri Kapolres SBB. AKBP Sahabuddin Nasution, Danki Brimob, PNS lingkup Pemkab SBBm, unsur TNI-POLRI, serta masyarakat kota Piru. Sementara yang bertindak sebagai Khatib adalah Abdullah Fakaubun.
Pada kesempatan itu, Sekda mengungkapkan bahwa Hari Raya Idul Adha atau yang dikenal dengan
Hari Raya Qurban merupakan bukti kepedulian terhadap sesama yang mengalami kesulitan hidup, karena pribadi Muslim sebagai makhluk sosial, serta sebagai bentuk kebersamaan dan kerja sama yang baik antara umat Islam.
“Dengan Idul Adha ini, kita harus memiliki semangat berkorban dan mewujudkan realisasi pengorbanan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Sehingga, kita dapat mempererat rasa persatuan dan kesatuan, serta kebersamaan untuk mengatasi segala persoalan-persoalan, dalam upaya membangun Kabupaten SBB lebih baik ke depan,” ungkapnya.
Sementara Abdullah Pakaubun dalam tausiyahnya menjelaskan, pentingnya kebersihan bagi seorang muslim. Apalagi, mengingat kebersihan itu merupakan sebagian dari iman, yang dapat menyempurnakan ibadah-ibadah umat Islam.
“Kebersihan yang dimaksud disini, adalah bersih pakaian dan lingkungan sekitar, bersih harta dan bersih hati dari sifat-sifat tercela. Ini yang seharusnya bisa kita tanamkan pada diri masing-masing,” terangnya.
Menurutnya, fungsi berkurban adalah tasyakkur artinya, bersyukur kepada Allah atas limpahan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, baik berupa harta, kesehatan, maupun panjang umur, sehingga kita bisa tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana kutipan Al-Qur’an, Allah menjelaskan : “Sungguh kami telah memberikan nikmat yang banyak kepadamu, maka laksanakanlah shalat”.
“Tujuan kita beribadah, termasuk berkurban memang tidak ada lain kecuali dalam rangka mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Jika kita berusaha mendekat kepada Allah, maka Allah pun akan mendekat kepada kita,” tuturnya.
Dalam berkurban, kata dia, ada unsur ta’awun, yakni tolong menolong terhadap sesama. Dengan kata lain, berkurban ada unsur sosialnya. Tolong menolong berarti yang kuat menolong yang lemah dan yang kaya menolong yang miskin. Firman Allah, Tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa. Dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Dijelaskannya, berkurban harus diakui di dalamnya ada semangat tolong menolong. Dalam menyembelih hewan kurban yang paling kecil saja berupa kambing, tidak bisa dilakukan seorang diri. Apalagi kalau yang disembelih sapi, maka akan lebih memerlukan bantuan dan pertolongan pihak lain.
Pantauan media ini, usai pelaksanaan Shalat Hari Raya Idul Adha 1434 H, dilanjutkan dengan tarian hadrat oleh masyarakat dusun Wemeteng Pantai sekaligus mengantarkan enam ekor sapi dan 2 ekor kambing untuk dikurbankan. (udy)