Daerah

Gegara Bongkar Kejahatan, Hendrik Sermatang Cs Intimidasi Guru SD Inpres 2 Adaut

9
×

Gegara Bongkar Kejahatan, Hendrik Sermatang Cs Intimidasi Guru SD Inpres 2 Adaut

Sebarkan artikel ini

Hendrik Sermatang %25282%2529
Mantan Kepala SD Inpres 2 Desa Adaut, Hendrik Sermatang

Saumlaki, Dharapos.com – Mantan Kepala SD
Inpres 2 Desa Adaut, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Hendrik
Sermatang kembali berulah.

Calon Kepala Desa ini dilaporkan
mengintimidasi Yonias Batlayar, guru SD Inpres 2 Adaut.

Yonias Batlayar adalah narasumber yang
sebelumnya membeberkan perilaku Hendrik Sermatang dan diberitakan melalui media
ini.

Saat masih menjabat sebagai Kepala SD
Inpres 2 Adaut, Hendrik Sermatang diduga kuat memperkaya diri dengan sejumlah
aset milik sekolah seperti sejumlah sound sistem (pengeras suara) dan
amplifire, loud speaker (Toa), mesin genset, profile tank (tempat penampungan
air) dan infokus.

Kepada Dhara Pos, Yonias berceritera bahwa
semula bertemu dengan Hendrik Sermatang untuk menunjukan berita sebelumnya
dengan maksud agar mendapat penjelasan dari Yonias.

Yonias mengaku telah menjelaskan alasannya
memberikan keterangan saat dihubungi oleh wartawan.

Setelah kembali ke rumahnya, Hendrik
Sermatang menyuruh Ampi Letlet (anak angkatnya) untuk menjemput Yonias.

Saat tiba dirumah Hendrik Sermatang, Yonias
bertemu Hendrik yang sedang ngobrol dengan Menase Ngilamele, Amuryaman
Ngilamele dan Jhon Borutnaban.

Hendrik Sermatang tak banyak bicara. Dia
langsung menyerahkan handphonenya dan menyuruh Yonias berbicara dengan
seseorang yang diduga adalah kroninya.

“Guru, beta cuma mau bilang, guru
bilang dorang disana, hapus itu berita,” kata Yonias meniru pernyataan
sang penelepon.

Beberapa kali Yonias meminta sang penelpon
untuk menginformasikan namanya namun sang penelpon tetap merahasiakan
identitasnya.

“Guru tidak perlu tahu beta ini siapa,
namum perlu guru tahu, beta ini orang dekat Bupati, sehingga apapun yang beta
bicara, Bupati pasti dengar sehingga pasti guru dimutasikan,” ancam sang
penelepon.

Setelah mengancam Yonias, sang penelepon
menyuruh Hendrik Sermatang untuk memberikan Rp50.000 kepada Yonias untuk
membeli pulsa telepon sehingga bisa menelpon pihak media Dhara Pos untuk
meminta beritanya dihapus.

Hingga tiba di rumahnya, Yonias terus
diintimidasi untuk menelpon wartawan atau pimpinan redaksi media Dhara Pos agar
mencabut berita sebelumnya.

Ia bahkan diberikan batas waktu selama tiga
hari. Jika tidak berhasil maka Yonias harus menerima nasibnya, yakni
dipindahkan dari Adaut oleh bosnya Sermatang yang adalah orang dekat bupati.

“Ada sms (pesan singkat) yang dikirim
oleh Hendrik Sermatang. Dia meneruskan sms dari Bosnya. Dia bilang saya untuk
meminta wartawan hapus berita itu karena  esok atau lusa, Bupati dengan
Sermatang punya bos akan datang ke Adaut,” beber Yonias.

Ia mengaku merasa tak nyaman dengan ancaman
dari Sermatang dan kroninya. Apalagi ancaman untuk memutasikan Yonias dari desa
Adaut.

Beberapa sumber yang tak mau disebutkan
namanya berkesimpulan bahwa penelpon gelap itu adalah Kostan Ette – pimpinan
redaksi media Nurani Maluku, karena Hendrik Sermatang adalah salah satu anak
buahnya di Adaut.

Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon
yang ditemui di kediamannya, Sabtu pagi (27/2/2021) memastikan pelaksanaan
Pilkades serentak di 42 desa di wilayahnya itu, termasuk di desa Adaut, akan
berlangsung dengan aman tanpa ada intimidasi.

“Jadi bila ada yang membawa nama saya
atau barangkali pimpinan SKPD atau membawa nama Camat, saya pikir ini harus
diluruskan karena kan semangat yang tadi saya sebut salah satunya itu adalah
demokrasi. Demokrasi berarti tidak boleh ada pemaksaan dan apalagi
intimidasi ancaman itu tidak boleh ya,” tegas Bupati.

(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *