![]() |
Peta Maluku / Logo KKBMM |
Dari
Ujung Halmaera sampai pasir putih tanjung lampu selatan pulau Selaru kepulauan
Tanimbar, perkenankan kami anak-anak Kepulauan menggemakan suara, mengemukakan
suara aspiratif, suara jeritan dan kegelisahan sanubari anak-anak
kepulauan di wilayah bagian timur Indonesia.
Pulau-pulau
terkebelakang, yang telah lama menjadi “forgotten
Islands”, dan hidup jauh dari kemajuan massa, memang tidak menjadi
perhitungan banyak orang sebangsa, apalagi mejadi perhitungan masyarakat
global.
Hari
ini, pulau-pulau kecil itu menjadi Pintu Masuk Indonesia di wilayah bagian
timur.
“Forgotten Islands” telah
menjadi “Determined Islands”, alias
wilayah kepulauan yang mengajak masuk, sekaligus menentukan dunia luar ke
persada Nusantara.
Pulau-pulau kecil yang terpisah-pisah oleh lautan luas dan jauh dari perhatian sejagat telah TERPILIH
dan menjadi menarik perhatian massa se-Republik ini, tetapi juga mata dan hati
penghuni global.
Hari
ini, anak-anak kepulauan bagian timur menjadi penentu tapak demi tapak
kebangkitan baru di provinsinya, Maluku;
Hari ini, anak-anak kepulauan
Indonesia Timur turut andil menentukan gerak maju Indnesia Jaya yang kaya
potensi daratan, udara dan lautannya.
Itulah, negeriku, Indonesia, Tanah Air
Beta, pusaka abadi nan jaya;
Indonesia yang sejak dulu kala telah dipuja-puja
kalangan bangsa akan semakin dikenal dan dikejar segenap bangsa.
Terimalah
aspirasi kami, wahai kaum pemilik negeri. Dengarlah jeritan hati nan pilu anak-anak
kepulauan, wahai segenap kaum penentu publik.
Anak-anak kepulauan telah menyerahkan
isi kandungannya, daratan-daratan kebanggan dan penopang hidupnya, bukan tanpa
resiko.
Kami cinta bumi pertiwi, kami bangga menjadi anak negeri. Majulah
negeriku, dan jayalah bangsaku Indonesia.
Anak-anak
kepulauan merintih sedih, di kala nanti kandungannya dikeruk dan diambil tidak
dengan akal sehat, tidak punya hati nurani, apalagi penuh kerakusan hanya ingat
diri.
Air susunya diperas, dan anak-anaknya meraung tersingkir akibat ibu
kandungnya harus mampu menyusui anak negeri maupun anak bangsa.
Kami tidak
mengemis, dan kamipun tidak pernah mau dihargai sebelah tangan sebab kami bukan
meminta belas kasihan atas 10 piring makan itu.
Berilah hak dan kewajiban kami secara
wajar atas ibu kandung dan tanah tumpah dara kami.
Inilah
pinta kami. Rawat dan Jadikan anak kepulauan pintu masuk yang indah di wilayah timur
Bangsa Indonesia.
Biarlah putera-puteri kepulauan ini menjadi tuan atas
wilayahnya, memelihara ibu kandungnya sendiri;
Biarlah putera-puteri kepulauan
timur itu memberi andil untuk masyarakatnya;
Biarlah tunas-tunas baru anggrek-Lelemuku itu tumbuh lagi menghiasi
tanahnya;
Biarlah warisan tanah leluhur itu tidak menjadi dominasi orang yang
asing dengan budaya Duan Lolat itu.
Jadikan anak kepulauan garda depan Indonesia
yang jaya, makmur, aman sentosa.
Bangunlan
anak-anak kepulauan dengan semangat kebangsaan yang sejati dan berdiri kokoh
di atas wadahnya, ditopang nilai-nilai luhur daerahnya, dan tak pernah mau
berontak dan ingkar melawan massa, karena tetap menyatu padu penuh hormat
menjunjung sumpah setia:
Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia.**
Salam KKBMM
Penulis : Dr. Bruno Rumyaru, MA
2016 : menyelesaikan Pendidikan Doktor, Jurusan Filsafat, FIB, Universitas Indonesia.
2007 – Sekarang : Kepala Biro Akademik, Mata Kuliah Umum (University Core) di PRESIDENT UNIVERSITY, CIKARANG – KAB BEKASI.
Dosen untuk mata kuliah: State Philosophy, Citizenship, Religion, Bhs. Indonesia, Business Ethics, Leadership, Logic and Critical Thinking (LCT), Cultural Diversity, Entrepreneurship, State & Democracy, Integrative Survival Experience (ISE 1,2), Emotional Intelligence (EI).