![]() |
Ilustrasi proyek PLTMH |
Namrole, Dharapos.com
Memasuki dua tahun sejak dimulainya pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidrat (PLTMH) di Kecamatan Kepala Madan, Kabupaten Buru Selatan pada 2014 lalu hingga kini tak kunjung selesai.
Padahal, masyarakat di wilayah Kepala Madan sangat membutuhkan manfaat dari PLTMH tersebut walaupun kenyataannya, hingga saat ini masyarakat ternyata masih menggunakan mesin genset.
Terkait keluhan warga, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Bursel Imran Mahmud yang berhasil dikonfirmasi Dhara Pos menegaskan bahwa proyek tersebut akan di selesaikan pada tahun ini juga.
“Yang jadi kendala untuk proyek tersebut adalah masalah anggaran dimana besar anggaran yang diperuntuk bagi pembangunan di tahun 2014 itu sebesar Rp 2,4 miliar sedangkan di tahun 2015 dikerjakan menggunakan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 500 juta,” rincinya.
Pasalnya, dalam proyek tersebut, ada tiga bagian yang dikerjakan yaitu bagian sipil, mekanikal dan yang masih tersisa adalah pada bagian kelistrikan.
“Direncanakan pada tahun 2016 ini masalah kelistrikan sudah diselesaikan sehingga PLTHM mulai dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat setempat,” lanjut Kadis.
Diakuinya, proyek tersebut sangat membutuhkan anggaran yang cukup besar karena salah satunya terkait akses dari lokasi PLTMH ke pemukiman yang berjarak hingga mencapai 4 Km.
“Belum lagi harus dilakukan belanja tiang dan kabel dalam jumlah yang besar sementara perhitungannya tidak berdasarkan ret tetapi di hitung perkilo. Jadi kami harapkan masyarakat untuk tetap bersabar karena
Pemerintah Daerah juga ingin agar masyarakat Kepala Madan bisa menggunakan listrik tersebut di tahun ini juga,” akui Kadis.
Ditambahkan, pihak telah mengusulkan anggaran sebesar Rp 2 Miliar untuk menyelesaikan bagian yang tersisa yaitu kelistrikan dalam hal ini jaringan ke rumah-rumah masyarakat.
“Untuk bangunan kantor dan mesin sudah selesai dikerjakan sehingga di tahun ini dipastikan pemanfaatannya mulai dilakukan bagi masyarakat Kepala Madan,” tandas Kadis optimis.
Pada kesempatan tersebut, ia juga membantah isu yang beredar di Bursel terkait proyek tersebut sejak tahun 2014 sudah menghabiskan anggaran Rp 8 Miliar.
“Tidak benar itu. Isu seperti itu hanya sengaja disebarkan oleh orang-orang yang hanya bertujuan untuk menyebarkan fitnah saja. Karena sangat aneh kalau dana sebesar itu kok belum selesai,” bantah Kadis saat ditemui di ruang kerjanya.
(dp-37)