Berita Pilihan Redaksi

Pengembangan Bandara Saumlaki Terkendala Sejumlah Persoalan

33
×

Pengembangan Bandara Saumlaki Terkendala Sejumlah Persoalan

Sebarkan artikel ini
Kepala KUPBU Matilda B
Chairul Humam

Saumlaki, Dharapos.com
Keinginan baik Pemerintah dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat dibidang penerbangan melalui pembangunan fasilitas Bandar Udara Mathilda Batlayeri Saumlaki, yang berlokasi dipetuanan desa Tumbur dan desa Lorulun – kecamatan Wertamrian hingga saat ini belum rampung, meskipun bandar udara tersebut telah dioperasikan sejak 2014 lalu.

Dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan media cetak dan elektronik di Saumlaki, Senin (14/9) Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (KUPBU) Mathilda Batlayeri Saumlaki – Chairul Humam mengulas berbagai kendala yang kini dia hadapi, terkait rencana pengembangan Bandar udara dari sisi darat maupun sisi udara.

Hal-hal tersebut seperti munculnya sejumlah regulasi tentang dampak lingkungan, dimana dalam hal pembangunan atau pengembangan Bandara khususnya diatas tanggal 30 Juni 2015, perlu memiliki dokumen Analisa Dampak Lingkungan (Amdal).

Hal ini merupakan kewajiban yang perlu di siapkan, mengingat saat ini Bandarra Mathilda Batlayeri telah beroperasi.

“Infrasktruktur yang selama ini terkendala akan di masukan dalam APBN 2016, karena dalam tahun ini berjalan pararel dengan evaluasi lingkungan hidup dan peninjauan ulang rencana induk. Dimana hal ini diminta langsung oleh kementrian. Saya berharap bahwa ada dukungan yang sportif dari pemerintah daerah untuk hal ini,” urainya.

Menyinggung soal rencana penggunaan lahan Bandara untuk kepentingan pembangunan namun saat ini sementara dipersoalkan oleh warga Amtufu (julukan untuk desa Tumbur dan Lorulun – red), Humam menjelaskan bahwa pihaknya telah berkordinasi dengan Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat, oleh karena hingga saat ini, status kepemilikan lahan bandara Mathilda Batlayeri belum sepenuhnya menjadi hak milik Kementrian Perhubungan RI, oleh karena belum diserahterimakan oleh Pemda MTB.

“Saya sudah berkoordinasi dengan dengan Pemerintah daerah untuk menyelasaikan surat surat nya dan di hibahkan kepada kementrian perhubungan. Pa kSekda janji nanti selesai kegiatan Gerbangdutas maka akan dibahas tentang lahan yang selama ini menjadi kendala,” jelasnya.

Dia mengurai pula data pekerjaan Bandara Mathilda Batlayeri yang saat ini meskipun belum rampung namun telah dioperasikan untuk penerbangan sejumlah maskapai seperti Garuda Indonesia, Wings Air, Travira Air, Trigana Air dan maskapai lain.

Landasan pacu bandara Matilda Batlayeri  saat ini menurutnya telah mencapai 2.500 x 45 Meter dimana untuk ukuran tersebut sudah mumpuni untuk pendaratan pesawat maskapai jenis Boeing  737.

Menanggapi rencana pemerintah dalam mempercepat dibukanya jalur penerbangan internasional Saumlaki – Darwin, Humam yang baru bertugas di Bandara Mathilda Batlayeri ini mengatakan bahwa rencana baik pemerintah tersebut masih belum bisa berjalan nantinya oleh karena berbagai infrastruktur yang kurang mendukung proses tersebut.

Dia mencontohkan bahwa selain fasilitas pada sisi darat dan sisi udara yang belum rampung, terdapat pula beberapa sarana dan prasarana penunjang yang belum siap seperti  belum dibukanya kantor Bea dan Cukai, serta kantor urusan Imigrasi.

Meskipun kendala-kendala tersebut masih belum diatasi namun dirinya yakin jika nantinya akan terlaksana oleh karena sejauh ini Pemda semakin serius dalam membantu menyelesaiakan persoalan-persoalan yang dialami oleh Bandara Mathilda batlayeri.


(dp-35)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *