Utama

Perdana, Beras Asal Merauke Dikirim Ke Kota Jayapura

22
×

Perdana, Beras Asal Merauke Dikirim Ke Kota Jayapura

Sebarkan artikel ini
Gub terima beras
Gubernur Papua, saat menerima penyerahan
beras secara simbolis oleh Bupati Merauke
yang berlangsung di Pelabuhan Yos
Sudarso Kota Jayapura

Jayapura, Dharapos.com
Pemerintah Kabupaten Merauke akhirnya mengirim perdana beras hasil pertanian lokal sebanyak kurang lebih 1.000 ton beras dengan kapal cargo KM. Oriental Emerlad ke ibukota Provinsi Papua, Jayapura.

Pengiriman perdana beras asal Kabupaten Merauke ini diterima langsung Gubernur Papua, Lukas Enembe yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Kabupaten Merauke, Romanus Mbaraka mewakili Pemerintah dan petani Kabupaten Merauke di pelabuhan laut Yos Sudarso, Kota Jayapura, Senin (13/7/).

Gubernur mengatakan, Kabupaten Merauke merupakan daerah penghasil beras yang cukup besar, bahkan telah mampu menyandang predikat swasembada beras.

“Kabupaten Merauke merupakan hamparan tahan yang subur, dengan pertanian yang menjadi sektor andalannya dan banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian dan usaha turunannya,” ungkapnya saat menerima pengiriman perdana beras produk lokal dari Merauke.

Lebih lanjut, jelas Gubernur, kebijakan mendatangkan beras dari Merauke dilakukan dengan pertimbangan, mengingat beberapa waktu yang lalu banyak keluhan terkait jatah beras yang diterima tidak laya konsumsi.

Setelah ditelusuri banyak faktor yang mempengaruhi antara lain, harga pembelian beras yang rendah sebagaimana tertuang dalam Inpres No.3 tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 6.600,-/kg dan telah dirubah dalam Inpres No. 5 tahun 2015 tentang kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh Pemerintah sebesar Rp. 7300/kg.

Kepala Bulog Divisi Regional – Papua, Arief Mandu menjelaskan, pengiriman produk beras lokal dari Merauke ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di tanah Papua dan tidak perlu lagu mendatangkan beras dari pulau Jawa.

“Diharapkan dengan  pengiriman perdana 1000 ton, yang kemudian masing – masing 1.000 ton di kirim ke  Biak, Sorong dan Manokwari,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Arief, ada 7.000 ton yang disiapkan oleh Bolug Papua, dengan jatah tujuan Jayapura untuk kebutuhan PNS di Kabupaten/Kota Jayapura dan Keerom sebanyak 2.000 ton.

“Sisa 1.000 ton sedang dalam persiapan,” bebernya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Merauke, Romanus Mbarakan mengatakan, pihaknya cukup bangga dengan kabupaten yang dipimpinnya karena dapat menyediakan beras dari Merauke bagi PNS dan TNI/Polri di Provinsi Papua yang selama ini di datangkan dari luar Papua.

“Kami bangga kepada Bapak Gubernur, karena mengangkat komoditi lokal salah satunya Merauke di bidang pertanian dan juga kaya dengan sumber perikanan, kelautan,” cetus  Mbaraka.

Dijelaskannya tanggal 10 Mei lalu kunjungan Presiden Jokowi ke Kota Rusa ini menetapkan sebagai kawasan otonomi khusus ketahanan pangan seluas 1,2 juta hektar yang akan dikerjakan dalam jangka waktu tiga tahun. (dp-30)

Pemprov Papua Harus Beli Kapal Pengangkut Beras Sendiri

Sementara itu, Pemprov Papua diminta memback up pembangunan perekonomian di Papua dengan membeli kapal pengangkut beras milik Pemda yang dapat melayani angkutan langsung antar wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.

Beras Papua
Proses pembongkaran beras asal Merauke
di pelabuhan Yos Sudarso Jayapura.

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menjelaskan, untuk mendukung distribusi beras dari Merauke ke semua Kabupaten dan Kota di tanah Papua dengan menyediakan transportasi lingkar Papua.

“Jika Gubernur Papua berkomitmen agar beras Merauke dan wortel dari Wamena bisa mengisi atau di distribusikan ke semua Kabupaten/Kota yang ada di wilayahnya, diharapkan lebih memperhatikan transportasinya untuk lingkar Papua,” ungkapnya di Jayapura, Senin (13/7).

Untuk transportasi lingkar Papua, lanjut Romanus, dalam waktu jangka pendek Pemerintah harus menyiapkan kapal Pelindo untuk mengangkut beras karena pembangunan rel kereta terlalu mahal dan masih membutuhkan waktu yang lama.

“Jadi, Kapal Pelindo ini agar beras jangan singgah dulu di Surabaya baru ke Papua, tapi dari langsung ke Jayapura,” ungkapnya.

Dia menuturkan pemberdayaan potensi kabupaten dengan pengiriman beras perdana dari Kabupaten Merauke ke Provinsi Papua membuktikan bahwa kawasan ini dapat menjadi provinsi yang memiliki kedaulatan pangan.

“Provinsi Papua ke depannya dapat juga menjadi eksportir beras ke mancanegara, karena kelebihan produksi beras di Merauke bisa dikirim ke luar Papua,” bebernya.

Sementara kebutuhan beras Papua secara keseluruhan per tahun kurang lebih 125-150 ribu ton dari luas lahan 48 ribu hektar yang ada di Kabupaten Merauke, dimana total produksinya jika dimaksimalkan dapat mencapai 200 ribu ton.

“Artinya untuk konsumsi Papua, produksi Kabupaten Merauke sendiri sudah bisa mencukupi kebutuhan beras lokal Papua,” jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Papua, Arif Mandu mengatakan, biaya angkutan pengiriman beras dari Merauke sampai ke Jayapura sangat tinggi di perairan Papua dan semuanya ditanggung bolug.

“Kami berharapan kedepan Pemprov bisa membeli kapal untuk melayani angkutan direct atau langsung dari  Merauke ke Jayapura, sehingga biaya transportasi antar perairan Papua tidak semahal sekarang ini,” terangnya kepada wartawan.

Dijelaskannya, tinggi biaya angkutan karena kapal pengangkut beras dari Merauke harus singgah ke Sorong atau Makassar kemudian beras tersebut dipindahkan ke kapal lain dari Surabaya selanjutnya dibawa menuju ke Jayapura.

“Itulah yang menjadi kendala kita. Beras yang dibawa ke Jayapura ini kan sebelumnya transit ke Sorong lalu diangkut dengan kapal lain kesini (Jayapura, red). Kemudian angkutan tahap II Nanti yang  3000 ton begitu juga, kecuali ke Biak yang harus diturunkan ke Makassar. Setelah itu nanti kapal dari surabaya angkut ke Makassar baru bawa ke Biak,” ungkap Arief.


(Piet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *