![]() |
Korban pingsan saat pembukaan Pesparawi IX di lapangan Merdeka, kota Ambon |
Ambon, Dharapos.com
Lomba Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke IX Tingkat Provinsi Maluku yang akan berlangsung dari tanggal 8 – 13 November mendatang, secara resmi telah dibuka.
Pembukaan yang berlangsung di Lapangan Merdeka, Sabtu malam (8/11) dihadiri Wakil Gubernur Maluku, Dr. Zeth Sahuburua dan istri, Forkopimda Maluku beserta para tamu undangan lainnya berlangsung cukup meriah.
Karena selain kehadiran peserta 11 kontingen kabupaten/kota se Maluku juga dibanjiri ribuan warga masyarakat yang turut meramaikan acara pembukaan tersebut.
Namun, kemeriahan acara pembukaan tersebut ternyata tidak dibarengi dengan kesiapan Panitia Pelaksana lomba khususnya dalam pelayanan terhadap kontingen peserta.
Pantauan media ini, empat orang peserta dari kontingen Kabupaten Maluku Tenggara jatuh pingsan saat mengikuti acara pembukaan tepatnya usai parade defile. Sementara saat kejadian, tidak terlihat satupun petugas medis yang turun tangan.
Terkait kejadian tersebut, salah satu peserta kontingen Kabupaten Malra yang enggan namanya dimuat mengaku menyesalkan ketidakseriusan pihak panitia dalam menanggungjawabi kegiatan Pesparawi tersebut.
“Sepertinya panitia di Ambon belum siap melaksanakan Pesparawi karena terbukti di lapangan saat ada kejadian peserta yang jatuh pingsan ternyata tidak ada satupun petugas medis yang terlihat, ini kan aneh,” sesalnya.
Sumber mengakui, sangat disayangkan terjadinya insiden tersebut karena apalagi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
“Kami sempat kuatir dengan kondisi mereka, namun syukur karena tidak terjadi sesuatu yang membahayakan. Tapi bagaimanapun juga, kejadian seperti ini tidak boleh dianggap sepele,” tegasnya.
Bahkan, sumber membeberkan, bukan hanya saat insiden pada pembukaan Pespawari saja namun kekecewaan peserta sudah terjadi sejak persiapan kontingen untuk berangkat ke Lapangan Merdeka guna mengikuti upacara pembukaan .
“Masa kontingen kabupaten Maluku Tenggara yang berkekuatan hampir 200 orang hanya dilayani dengan tiga buah mobil ditambah lagi kontingen tinggal di luar kota,” bebernya.
Selain Malra, ungkap sumber, kekecewaan juga dirasakan kontingen peserta dari Kabupaten Kepulauan Aru, yang sempat mengalami insiden pengusiran oleh warga pada salah satu kawasan di kota Ambon yang menimbulkan kepanikan para peserta. Begitupun yang dialami kontingen peserta dari kota Tual.
“Kami menilai panitia penyelenggara Pesparawi di kota Ambon ini tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai panitia,” kecamnya.
Karena itu, sumber meminta kepada ketua Panitia Pesparawi agar bersikap tegas terhadap seluruh anggotanya dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawab pelayanan kepada kontingen peserta agar tidak merusak dan menodai pelaksanaan lomba yang telah dimulai tersebut.
Sementara itu, hingga berita ini dimuat, ke 4 orang peserta tersebut telah di bawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. 2 orang sudah diperbolehkan pulang sedangkan 2 orang lainnya masih harus menjalani perawatan.
(obm/ajr)