![]() |
Kapolres melakukan rapat bersama pimpinan dan anggota DPRD yang dihadiri pihak keluarga korban atas inisiatif OKP Sakura, bertempat di ruang rapat DPRD Kota Tual, Jumat (11/12) |
Tual, Dharapos.com
Kapolres Maluku Tenggara AKBP. M. Rum Ohoirat membenarkan bahwa salah satu anggotanya yaitu Aiptu TP yang juga Kanit Buser Polres Malra diduga sebagai pelaku penembakan.
Namun diakuinya, penyelidikan yang dilakukan tim Polda Maluku hingga saat ini, belum bisa memutuskan TP adalah pelaku penembakan dalam insiden bentrok antara pemuda Pemda dan Faeir yang kemudian berujung pada jatuhnya korban salah satu pelajar SMU Al-Hilal, akibat terkena peluru nyasar yang diduga berasal dari senjata salah satu oknum polisi.
“Pemeriksaan telah dilakukan terhadap tiga pemuda yang mengaku menjadi saksi dari aksi penembakan yang diduga dilakukan oleh Aiptu TP namun ternyata dalam keterangannya tidak sesuai dengan fakta di lapangan,” akui Kapolres saat berlangsung rapat bersama pimpinan dan anggota DPRD yang juga dihadiri pihak keluarga korban atas inisiatif OKP Sakura, bertempat di ruang rapat DPRD Kota Tual, Jumat (11/12).
Salah satunya, lanjut dia, Aiptu TP selama menjalankan tugasnya tidak pernah menggunakan baju dinas kepolisian dan menenteng senjata laras panjang. Sementara keterangan yang diperoleh dari ketiga saksi, TP saat pengamanan bentrok menggunakan baju dinas dan menenteng senjata laras panjang.
“Selama saya bertugas di Polres Malra hingga satu tahun lebih ini, Aiptu TP belum pernah memakai baju dinas apalagi menenteng senjata laras panjang. Namun demikian, kami tetap menantikan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh tim dari Polda Maluku, karena yang bersangkutan saat ini berada di Ambon guna menjalani pemeriksaan di Polda,“ urainya dihadapan pimpinan dan anggota DPRD Kota, OKP Sakura, dan juga orang tua korban.
Meski demikian, Kapolres kembali menegaskan bahwa jika anggotanya terbukti sebagai pelaku penembakan, maka dirinya akan mengambil langkah tegas atas kelalaian yang dilakukan anak buahnya.
“Kembali saya tegaskan kalau memang pelaku penembakan itu adalah anggota saya, maka siapa pun dia, saya tidak akan segan-segan untuk memproses hukum yang bersangkutan, bahkan sanksi pemecatan hingga hukuman penjara terhadap pelaku,” tegas Kapolres.
Dalam pertemuan tersebut, Kapolres juga berkesempatan mengungkap fakta terjadinya insiden penembakan yang awalnya bermula dari aksi tawuran antar pelajar asal dua sekolah masing-masing SMU Negeri 1 dan SMUN 2 Kei Kecil.
Aksi bentrok pelajar tersebut lalu merembet kepada bentrok antar pemuda Pemda dan Faeir yang kemudian berujung pada jatuhnya korban salah satu pelajar SMU Al-Hilal, akibat terkena peluru nyasar yang diduga berasal dari senjata laras panjang milik salah satu oknum polisi.
Selain jatuhnya korban jiwa, sejumlah warga juga mengalami kerugian kehilangan harta benda akibat dibakar massa bentrok maupun tindakan kekerasan yang dialami mereka.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tual memberikan apresiasi atas kinerja Kapolres Maluku Tenggara AKBP M. Rum Ohoirat dan jajarannya terkait penanganan kasus tawuran antar pelajar yang terjadi beberapa waktu lalu di areal RSUD Karel Satsuitubun, Ohoijang, Kabupaten Malra.
“Kita semua masih menantikan hasil pemeriksaan tim dari Polda Maluku, karena dalam persoalan ini telah menyeret salah satu oknum anggota Polres Malra Aiptu .TP yang diduga sebagai pelaku penembakan. Dan perlu juga saya ingatkan bahwa jangan kita memakai sistem tuduh-menuduh, tetapi mari kita percayakan kepada tim dari Polda yang telah ditugaskan untuk mengungkapnya,” cetus Wakil Ketua DPRD Kota Tual, Zainal G. Abidin Kabalmay.
Ia juga menghimbau kepada seluruh warga Kota Tual untuk tidak mudah terpancing dengan isu-isu provokatif apalagi berbau SARA melalui pesab singkat ayau SMS yang sengaja disebarkan oleh oknum atau sekelompok orang yang tidak ingin kota ini damai.
“Mari kita hindari diri dari isu-isu oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab, yang dengan sengaja mau membangkitkan isu berbau SARA untuk merusak tatanan keakraban dan kekeluargaan, bahkan juga keagamaan di daerah ini,” himbau Kabalmay.
Kepada seluruh masyarakat kota Tual dan Kabupaten Malra, dirinya mengajak untuk sama-sama membasmi dan mengusir isu atau info-info yang tidak membawa keuntungan sama sekali.
“Dari laporan yang disampaikan Pak Kapolres terkait Aiptu TP pelaku, ternyata ini masih berupa dugaan, karena tiga saksi yang memberikan dimintai keterangan tidak sesuai dengan fakta di lapangan karena yang namanya tim Buser, tidak pernah memakai pakaian dinas saat dalam tugas. Karena itu, mari kita nantikan hasil pemeriksaan dari Tim Polda Maluku,” ucapnya.
Kabalmay juga berharap agar apa yang telah dilakukan Kapolres dan jajarannya dalam menangani insiden
penembakan ini juga dilakukan terhadap kasus-kasus lain seperti kasus korupsi yang telah di laporkan ke pihak Polres Malra.
“Kita berharap kasus-kasus lainnya seperti korupsi agar secepatnya diungkap dan tidak perlu pandang bulu siapa pun dia pelakunya,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Kota Tual, Ir. Yopi Silubun turut menyampaikan keresahannya
kepada Kapolres Malra, terkait dengan beredarnya SMS yang isinya berbau SARA dikalangan masyarakat.
Terlepas sebagai wakil rakyat, dirinya juga menjabat sebagai Ketua AMGPM se Kota Tual – Malra sekaligus ketua koordinator AMGPM Kota Tual, Maluku Tenggara dan Aru, mengaku sangat menyesalkan hal itu.
“Untuk itu, terkait adanya isu provokasi melalui SMS berbau SARA, saya minta dengan hormat kepada
Kapolres Maluku Tenggara dan jajarannya, untuk dapat meneruskan SMS tersebut kepada saya guna disosialisasikan kepada umat kami agar tidak terpancing dengan isu murahan yang sengaja disebarkan oleh oknum atau sekolompok orang yang sengaja mau merusak persaudaraan diantara kita,” sesalnya.
Silubun juga meminta Kapolres dan jajarannya untuk segera mengungkap siapa aktor dibalik beredarnya SMS berbau SARA tersebut.
“Siapapun dia harus diproses hukum agar hal ini tidak merembet kemana-mana,” desaknya.
Begitu pula salah satu anggota DPRD Kota Tual asal Partai Golkar, Busury Renwarin turut mengapresiasi kinerja Kapolres Malra.
“Kita semua orang Kei dan kita tahu watak orang Kei seperti apa, jadi kalau mau melakukan sesuatu, kita harus berpikir jauh ke depan, jangan cuma pikir enak saja. Saya tidak membela di antara dua belah pihak, baik Faeir maupun Pemda dan juga kepolisian, tetapi kita harus mentekel perjalanan permasalahan ini dan kemudian kita harus juga mentekel fakta penembakan, ini dari arah mana, dan apa ini dilakukan oleh Polisi, Brimob atau yang lainnya,” tegasnya.
Renwarin juga menambahkan, saat ini banyak juga senjata yang di pegang masyarakat.
“Jangan sampai ini bukan penembakan oleh aparat, tapi bisa juga masyarakat kita sendiri. Oleh karena itu, kita harus telusuri fakta penembakan ini yang sebenarnya,” sambungnya.
Renwarin juga mengusulkan kepada Kapolres dan jajarannya untuk segera melakukan sweeping ke berbagai tempat hiburan, bahkan juga kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Dunia sekarang ini dunia modern, jadi kita harus wanti-wanti,” tukasnya.
(dp-20)