Saumlaki,
Kongres Nasional XXVIII dan Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) XXVII Persatuan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia Sanctus Thomas Aquinas di Surabaya berakhir sudah. Lidya Natalia Sartono terpilih pimpin PMKRI periode dua tahun mendatang menggantikan Parlindungan Simarmata.
![]() |
Lidya Natalia Sartono |
Dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan di Saumlaki, Ketua Presidium PMKRI Cabang Saumlaki, Simon Lolonlun mengatakan setelah melalui tahapan yang cukup panjang, Lidya akhirnya disetujui oleh mayoritas suara terbanyak dalam MPA dan ditetapkan sebagai
Mandataris MPA/Formatur Tunggal/Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI Sanctus Thomas Aquinas periode 2013 – 2015.
Dalam pemilihan ketua umum yang berlangsung belum lama ini, Lidya, mantan Ketua Presidium PMKRI Pontianak yang sebelumnya menjabat sebagai bendahara umum Pengurus Pusat PMKRI itu, akhirnya mengalahkan Antonius Mahemba, Kader PMKRI dari cabang Mataram dengan mengantongi 26 suara menggungguli Anton yang hanya memperoleh 10 suara.
‘’Lidya adalah ketua Presidum Pengurus Pusat PMKRI perempuan kedua dalam sejarah PMKRI setelah Maria Restu Hapsari periode belasan tahun lalu. Tercatat, hingga saat ini PMKRI telah berusia 66 tahun sejak berdiri 25 Mei 1947’’ ujar Lolonlun.
Menurut Lolonlun, MPA merupakan suatu forum sidang organisasi dengan agenda evaluasi
perkembangan organisasi, perumusan perubahan atau pembenahan internal organisasi, sidang pertanggungjawaban pengurus pusat dan pemilihan ketua umum pengurus pusat PMKRI yang baru.
Konon sistem dan mekanisme MPA persis mengikuti cara MPR bersidang sebab MPA di PMKRI adalah forum legislatif dan yudikatif tertinggi organisasi. Sistem ini masih dipertahankan sebab sampai saat ini PMKRI masih melihat sistem ini masih relevan.
Dikatakan, sesuai tema kongres dan MPA “Partisipasi Kepimpinan Kaum Muda Dalam Menghadapi Krisis Kepimpinan Nasional Melalui Penguatan Organisasi”, maka sebelum dilaksanakan sidang MPA, PMKRI juga mengadakan Kongres.
“Istilah Kongres di PMKRI bukanlah sidang peralihan ketua, tetapi forum ilmiah yang membahas isu sosial, politik, ekonomi, hukum dan pendidikan secara global atau yang terjadi di negeri ini,”jelas Lolonlun.
Ditambahkannya, dalam forum ilmiah ini hadir sejumlah tokoh Nasional, pengamat dan akademisi serta dari unsure pemerintah untuk mengupas persoalan bangsa dengan tidak meninggalkan esensi peranan ormas seperti PMKRI. Selain itu, diperkuat juga dengan berbagai isu lokal sebagai isu responsive yang bakal menjadi perjuangan PMKRI dari pusat hingga ke daerah-daerah.
Menyinggung soal partisipasi PMKRI dalam mensukseskan Pemilu 2014 nanti, dirinya mengatakan, sesuai amanah ketua presidium pusat yang baru, PMKRI tetap akan mengawal dan mendorong demokrasi Indonesia kearah substansial.
Untuk diketahui, Kongres dan MPA yang dilaksanakan di Surabaya Provinsi Jawa Timur dan dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, Senin (18/11) diikuti oleh 36 cabang PMKRI seluruh Indonesia termasuk delegasi PMKRI Cabang Saumlaki dan berlangsung sejak tanggal 18 hingga 23 November 2013.
Selanjutnya, dua tahun mendatang Kongres dan MPA PMKRI Nasional akan di laksanakan di
Fak-fak Papua Barat.(son)