Hukum dan Kriminal

Ospek Polikant 2014, Ada Intimidasi Pelecehan Seksual

22
×

Ospek Polikant 2014, Ada Intimidasi Pelecehan Seksual

Sebarkan artikel ini

Poltek Tual
Poltek Tual

Senin, 
Pasca terjadinya tindak kekerasan yang mengakibatkan sejumlah mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) dilarikan ke rumah sakit, muncul pengakuan baru dari peserta Ospek terhadap perlakuan pihak panitia khususnya terhadap para mahasiswi.

Senin (1/9), salah satu korban yang enggan namanya  dimuat, mengaku dirinya dan juga mahasiswa baru lainnya khusus yang wanita sempat diancam dengan tindakan pelecehan seksual oleh para senior.

Sumber menuturkan, saat itu sementara dilakukan pembagian makanan di lantai III, ruang Prodi AGP.
Dan, tak di sangka-sangka, salah satu panitia yang bernama Fitri sempat melontarkan ancaman berupa kata-kata tak senonoh terhadap peserta Ospek.

“Isi kalimatnya, bahwa bagi cewek-cewek yang paksa imut-imut kalau bisa semua alasan pingsan, supaya cowok-cowok datang dan remas-remas payudara,” bebernya.

Pengakuan sumber sempat membuat pihak keluarga emosional terhadap apa yang dialami anak-anak mereka selama mengikuti kegiatan Ospek.

Mereka mendesak pihak Kepolisian Sektor Kei kecil, agar secepatnya bisa menuntaskan kasus ancaman pelecehan seksual tersebut.

“Karena kami ini anak beradat, dan karena orang Kei punya adat mati karena sanak saudara, dan juga batas tanah, makanya kami minta pihak yang  berwajib, untuk segera mengusut kasus ini,” desak orang tua salah satu korban.

Bahkan dirinya mengancam apabila pihak kepolisian tidak menuntaskan masalah ini maka dari pihak
korban akan mengambil  langkah.

“Kami akan menyurati Kapolri dan juga Kapolda Maluku, karena ini sudah merusak citra budaya orang Kei dan juga bukannya mendidik untuk jalan yang baik, tapi mengajar jalan yang sesat,” ancamnya.

Selain itu, beber salah orang tua korban yang enggan namanya dikorankan, beberapa hari sebelumnya keempat korban mendapat kunjungan dari beberapa dosen Polikant sekaligus membawa dan menyerahkan 4 buah amplop berisi uang 100 ribu rupiah per orang.

“Cuma setelah memberi amplop tersebut sempat salah satu Dosen membujuk ke 4 korban untuk tidak melayani wartawan yang datang untuk meminta keterangan. Ini kan sama saja dengan menutupi kejahatan dan membuktikan bahwa dosen tidak memberi jalan yang baik,” bebernya.

Dia menyayangkan sikap dosen yang seharusnya menjadi penengah dalam persoalan ini namun kenyataannya mereka malahmembatasi korban untuk memberikan keterangan yang sebenranya terkait apa yang dialami saat mengikuti Ospek tersebut.

Karena itu, dirinya mengharapkan adanya ketegasan Direktur Polikant selaku penanggung jawab  terhadap sikap yang ditunjukkan para dosen maupun para panitia Ospek sehingga di kemudian hari kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

Terkait tindak lanjut penanganan kasus dugaan aniaya terhadap sejumlah peserta Ospek Polikant,  Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malra, AKP. RE. Kusuma, SH menegaskan bahwa yang namanya penghinaan maupun aniaya merupakan bentuk pelanggaran hukum.
“Sehingga tetap akan di proses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku tanpa memandang bulu siapa pun dia,” tegasnya.

Kasat Serse berjanji  akan  mengusut tuntas kasus tersebut terhadap siapapun yang terbukti terlibat dalam kasus yang dilaporkan.

”Kami akan menyurati Direktur dan Staf Poltek untuk dimintai keterangan terkait dengan dugaan kekerasan yang dilakukan dan ancaman intimidasi pelecehan seksual terhadap peserta  ospek beberapa hari kemarin,” janjinya.

Sementara itu, sampai berita ini dimuat, pihak Polikant menolak untuk dikonfirmasi baik  Pembantu Direktur (Pudir) II, maupun Pudir 3. Bahkan Direktur Poltek sendiri pun menolak memberi penjelasan kepada media.

Hal ini tentu sangat disayangkan, karena ketiga petinggi institusi pendidikan tersebut tetap membungkam. (obm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *