Ambon,
Dharapos.com – Gubernur Murad Ismail membuka secara resmi pelaksanaan Pesta
Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik IV Tingkat Provinsi Maluku Tahun
2022, bertemakan “Mewujudkan Persaudaraan Sejati untuk Indonesia
Maju”, di Lapangan Lodar El, Minggu (25/9/2022) malam.
Pembukaan
ditandai pemukulan gong oleh Gubernur, didampingi Uskup Diosis Amboina. Mgr.
Seno Ngutra, Wali Kota Tual Adam Rahayaan, Ketua LP3KD Maluku, Pastor Agustinus
Arbol, Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku. H. Yamin dan Ketua TP-PKK Provinsi
Maluku Widya Pratiwi Murad.
Kota
Tual terpilih sebagai lokasi kegiatan Pesparani, dan akan dilaksanakan selama
tujuh hari dari tanggal 24 hingga 30 September. Sebanyak 13 mata lomba yang
dipertandingkan, dengan jumlah peserta sebanyak 1.294 orang. Mereka berasal
dari 11 kabupaten/kota se-Maluku.
Rangkaian
acara pembukaan dimulai dengan Misa Konselebrasi atau Misa Pembukaan diikuti
para Uskup, Pastor, Suster dan Frater serta kontingen dan umat Katolik yang
hadir. Selanjutnya devile oleh seluruh kontingen yang mengikuti lomba.
Di
akhir acara pembukaan, dilakukan penyerahan Piala Bergilir dari Kabupaten
Kepulauan Aru kepada Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik
Daerah (LP3KD) dan penyerahan Piala Bergilir dari Gubernur Maluku kepada
Panitia Pelaksana Pesparani IV Provinsi Maluku.
Gubernur
di kesempatan itu mengatakan, masyarakat Kota Tual dan Kabupaten Maluku
Tenggara, saat ini sedang larut dalam sukacita dan kebahagiaan bersama para
kontingen Pesparani, yang telah hadir di Bumi Larvul Ngabal sejak beberapa
waktu lalu.
Hal
ini dikarenakan para kontingen mendapat sambutan hangat dari panitia dan
masyarakat. Rasa kekeluargaan inilah yang membuat toleransi menjadi kekayaan
orang Maluku.
“Hakikat
utama penyelenggaraan Pesparani, adalah sebuah upaya meningkatkan kesadaran
umat Katolik untuk mengagungkan kemuliaan Tuhan melalui Mazmur dan Madah
Pujian. Ajang ini sengaja dikemas dalam bentuk perlombaan, guna menggali dan
mendayagunakan potensi seni dan budaya daerah, untuk diakomodir dalam tata
ibadah Gereja,” katanya.
Pesparani,
sambung Gubernur, juga dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
penghayatan iman umat Katolik yang bertakwa kepada Tuhan. Baginya, event ini
merupakan sebuah pencapaian besar yang dilakukan Pemerintah Kota Tual, panitia
penyelenggara dan LP3KD provinsi Maluku.
“Saya
percaya melalui event kerohanian seperti ini, maka komitmen kita menjadikan
Maluku sebagai laboratorium perdamaian akan terus lestari,” ujarnya.
Mantan
Dankor Brimob Polri ini pun berpesan kepada seluruh peserta untuk menjaga
kerukunan dan persaudaraan di antara sesama kontingen. Sebab, perlombaan adalah
kompetisi yang harus disikapi dengan bijak, dan kalah menang merupakan hal
lumrah.
Dengan
terselenggaranya Pesparani ini, ia berharap eksistensi umat Katolik Maluku yang
diaktualisasikan melalui pesta rohani, akan semakin mewarnai perjalanan bersama
umat beragama di Maluku.
“Atas
nama pemerintah daerah dan masyarakat Maluku, saya menyampaikan apresiasi dan
penghargaan kepada pemerintah Kota Tual/ Maluku Tenggara, Uskup Diosis Amboina,
Pastor, umat Katolik Maluku, Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani
Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Maluku dan Kota Tual, seluruh kontingen,
panitia penyelenggara, dewan juri, dan masyarakat Kota Tual / Maluku Tenggara
lingkup komunitas Islam-Protestan-Hindu-Budha dan Konghucu, atas dukungan dan
doanya,” ucap Gubernur.
Berkaitan
dengan hal diatas, kepala daerah kemudian menitipkan tiga pesan.
Pertama,
kemajemukan adalah sebuah fakta sosial di Indonesia yang tidak mungkin
dihindari. Karena itu, kemajemukan tersebut harus dikelola dengan pendekatan
yang tepat dan Pesparani Katolik adalah salah satunya. Sebab, kegiatan ini
menjadi instrumen untuk menjaga harmonisasi, memperkokoh toleransi dan
membangun persaudaraan.
Dengan
begitu, masyarakat Maluku bisa membuktikan kepada dunia tentang kemampuan dan
kematangan Maluku dalam menata kemajemukan beragama.
Kedua,
kegiatan Pesparani adalah bagian dari pembangunan keamanan non-fisik yang
justru jauh lebih penting dari program pembangunan yang bersifat fisik.
Pesparani harus dipandang sebagai pesta rohani bukan sebagai suatu festival,
yang cenderung mengutamakan pertandingan dan mengejar piala.
Ketiga,
Gubernur berharap, penyelenggaraan kegiatan religius seperti ini harus memiliki
tiga unsur sukses yaitu sukses penyelenggaraan, prestasi dan administrasi
pertanggungjawaban.
Acara
pembukaan dihadiri, Danrem 151/Binaya. Brigjen TNI. Ridwan, Penjabat Sekda
Maluku Sadli Ie, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol. M. Roem Ohoirat, Wakil Wali
Kota Tual Usman Tamnge, para Bupati / Penjabat Bupati / Walikota se-Maluku,
Danlanal Tual Kolonel Laut (P) Indra Dharma, Dandim 1503 / Tual Letkol Inf.
Arfa Yudha Prasetya, Danlanud Dumatubun Letkol Pnb. Ruli Surya PS, Kapolres
Tual AKBP Prayuda Widiyatmoko serta para tokoh agama dan adat.
(dp-19/52)